Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
RCEP: Rivalitas Jepang-Tiongkok dalam Perdagangan ASEAN
2 Maret 2025 10:58 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Anna Sefti Yanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Jepang dan Tiongkok maju dengan ambisi yang bersaing di atas panggung besar bernama Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional/ Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), sebuah perjanjian perdagangan berskala besar yang menyumbang sepertiga perekonomian dunia. RCEP sendiri dibentuk dan ditandatangani pada tahun 2020 dengan 15 anggota, dari10 negara ASEAN yang tergabung dan 5 negara Mitra FTA. Namun RCEP lebih dari sekedar kesepakatan mengenai tarif dan bea masuk, di sini RCEP telah menjadi arena permainan ekonomi di mana dua raksasa Asia bersaing untuk menetapkan aturan perdagangan masa depan di kawasan ini.
ADVERTISEMENT
Teori Interdepedensi Kompleks dari Robert Keohane dan Joseph Nye yang dikembangkan pada tahun 1970-an. Teori ini melihat bagiaman hubungan antarnegara yang semakin kompleks dan saling bergantung. Dalam Konteks dinamika RCEP teori ini, pada dasarnya hubungan antar negara tidak hanya ditentukan oleh kekuatan militer dan politik, namun juga oleh interaksi ekonomi, teknologi, dan institusi global yang secara bertahap mengurangi peran koersif negara-negara besar.
Meskipun ketidakhadiran Amerika Serikat dalam perjanjian tersebut memberikan ruang bagi Jepang dan Tiongkok untuk bersaing membentuk struktur ekonomi regional. Jepang tentunya dengan mendorong standar perdagangan yang lebih tinggi melalui transparansi dan keberlanjutan, sementara Tiongkok sangat menarik karena investasinya dan pasarnya yang besar. Persaingan ekonomi ini tidak hanya berdampak pada kedua negara, namun juga negara-negara anggota ASEAN yang merupakan bagian yang tidak lepas dari perjanjian ini.
ADVERTISEMENT
ASEAN: Penentu dinamika ekonomi RCEP
RCEP seringkali dianggap sebagai arena persaingan antara Jepang dan Tiongkok, namun pada kenyataannya, ASEAN adalah faktor utama dalam memprakarsai dan mengatur perjanjian tersebut. ASEAN, sebuah blok ekonomi dengan populasi lebih dari 650 juta orang dan produk domestik bruto (PDB) hampir $3 triliun, yang tidak hanya menjadi pengamat dinamika perekonomian regional. Menurut laporan dari Pusat FTA Kementerian Perdagangan Indonesia, RCEP mencakup 29,6% populasi dunia dan 30,2% dari PDB dunia. Selain itu, bahwa RCEP meliputi pasar sebesar 2,2 miliar orang dengan total PDB 26,2 triliun dolar AS, atau 30% dari PDB dunia.
Dalam Teori Interdepedensi Kompleks, ASEAN memanfaatkan persaingan antara Jepang dan Tiongkok untuk memperkuat daya tawar mereka dalam negosiasi ekonomi regional. Alih-alih tunduk pada satu kekuatan, ASEAN telah berhasil mengintegrasikan kedua negara ke dalam peraturan perdagangannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Di negara-negara seperti Singapura, Indonesia, Vietnam dan Malaysia, persaingan ini menarik lebih banyak investasi, meningkatkan akses pasar dan menjamin manfaat ekonomi jangka panjang. Melalui RCEP, ASEAN berhasil mengintegrasikan kedua kekuatan tersebut ke dalam kerangka aturan perdagangan yang sebagian besar dirancang oleh mereka. Melalui strategi ini, ASEAN telah memperkuat posisi negosiasinya dalam perundingan ekonomi regional. (Berger, 2020)
Persaingan Ekonomi: Jepang vs. Tiongkok di Asia Tenggara
Dalam kerangka Interdependensi Kompleks, perdagangan dan investasi begitu saling bergantung sehingga tidak ada satu negara pun yang benar-benar dominan. RCEP menawarkan manfaat yang signifikan bagi ASEAN karena memungkinkan akses pasar yang lebih luas dan arus investasi yang lebih besar.
Tiongkok menyediakan investasi infrastruktur dan pinjaman berbunga rendah kepada negara-negara ASEAN berdasarkan kekuatan ekonominya yang sangat besar. Tiongkok ingin memperluas pengaruhnya dengan membangun jalan, pelabuhan, dan pembangkit listrik di negara-negara seperti Kamboja, Laos, dan Filipina melalui proyek yang diperkenalkannya, seperti Belt and Road Inisiative (BRI). Namun di balik investasi tersebut terdapat risiko ketergantungan ekonomi yang dapat membatasi kebijakan perekonomian dalam negeri negara penerima tentunya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Jepang, sebaliknya, mengambil pendekatan yang lebih berhati-hati dan menekankan pembangunan berkelanjutan dan transparansi. Jepang berinvestasi besar-besaran dalam proyek transportasi dan infrastruktur ramah lingkungan di negara-negara seperti Indonesia, Thailand, dan Vietnam, dengan fokus pada transfer teknologi dan tata kelola yang baik. Meskipun model ini seringkali lebih mahal, model ini menawarkan alternatif yang lebih stabil dan berjangka panjang dibandingkan strategi ekspansi ekonomi dari Tiongkok.
Jepang yang memiliki keunggulan dalam industri maka akan bernilai tambah tinggi seperti mobil dan elektronik. Banyak perusahaan Jepang yang mendirikan pabrik di negara-negara ASEAN, sehingga hal ini menciptakan rantai pasokan terintegrasi antara Jepang dan negara-negara Asia Tenggara. Berbeda dengan Tiongkok yang fokusnya pada proyek infrastruktur dan investasi sumber daya alam.
ADVERTISEMENT
Tantangan dan Peluang Dalam Ekonomi Digital
Selain perdagangan fisik, RCEP juga menjadi medan pertempuran ekonomi digital. Jepang dan Tiongkok memiliki pendekatan berbeda terhadap regulasi data dan transaksi digital. Jepang yang sangat mementingkan perlindungan data dan standar tinggi dalam e-commerce, sejalan dengan peraturan Uni Eropa dan AS. Di sisi lain, di mana Tiongkok lebih fleksibel dalam aliran data lintas batas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digitalnya. Bagi ASEAN, perkembangan ekonomi digital merupakan sebuah peluang yang signifikan, terutama bagi negara-negara seperti Singapura, Indonesia dan Malaysia, yang memiliki ekosistem startup yang berkembang pesat. Namun mereka harus memutuskan apakah akan mengadopsi model Jepang yang lebih teregulasi atau dalam bentuk model Tiongkok yang lebih terbuka dan tumbuh lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pengembangan e-commerce dan sistem pembayaran digital merupakan fokus dari integrasi ekonomi regional. Jepang dan Tiongkok berlomba-lomba untuk menyediakan teknologi dan platform digital ke negara-negara ASEAN. seperti WeChat Pay dan Alipay dari Tiongkok yng semakin mendominasi pasar pembayaran digital di Asia Tenggara, sementara Jepang berupaya bersaing dengan memperluas jangkauan fintech dan solusi pembayaran elektronik tradisional berbasis bank.
RCEP ini, juga bukan satu-satunya perjanjian perdagangan di kawasan. Jepang juga merupakan anggota Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik/Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP) yang meliputi beberapa negara ASEAN, antara lain Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Brunei. CPTPP memiliki standar perdagangan yang lebih tinggi dalam bidang lingkungan hidup, hak-hak pekerja, dan transparansi pemerintah dibandingkan RCEP. Dengan berpartisipasi dalam kedua perjanjian tersebut, beberapa negara ASEAN kini berada di persimpangan jalan dalam strategi perdagangan mereka. Keberadaan RCEP dan CPTPP memberi negara-negara ini pengaruh tambahan dalam menentukan kebijakan perdagangan dan investasi mereka di masa depan untuk kepentingan negara. (Petri et al…2021)
ADVERTISEMENT
Dalam teori interdependensi kompleks, keberadaan kedua perjanjian perdagangan ini mencerminkan fleksibilitas ASEAN dalam mengelola kepentingan ekonomi global. Negara-negara seperti Vietnam dan Malaysia yang berpartisipasi dalam kedua perjanjian tersebut memiliki keunggulan strategis dalam menarik investasi asing dan mengakses pasar yang lebih besar. Negara-negara seperti Vietnam dan Malaysia yang menjadi bagian dari kedua perjanjian tersebut akan mampu menarik lebih banyak investasi asing melalui akses pasar yang lebih luas. Di mana mereka juga harus menyesuaikan kebijakan dalam negerinya untuk memenuhi standar yang berbeda dari kedua perjanjian tersebut.
Kemudian dalam jangka panjang, negara-negara ASEAN perlu menyeimbangkan kepentingan mereka dalam RCEP dan CPTPP agar tetap kompetitif di pasar global. Meskipun RCEP memberikan manfaat langsung bagi integrasi regional, CPTPP dapat berfungsi sebagai jembatan bagi ASEAN untuk memperluas jangkauan ekonominya ke Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara Pasifik lainnya.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, RCEP bukan sekadar perjanjian perdagangan, tetapi juga cerminan dari dinamika interdependensi kompleks antara Jepang, Tiongkok, dan ASEAN. Di satu sisi, Jepang dan Tiongkok bersaing untuk menetapkan aturan perdagangan di Asia-Pasifik, tetapi di sisi lain, ASEAN memiliki posisi strategis dalam menjaga keseimbangan dan mengelola rivalitas ini. Namun, di tengah perang antara dua kekuatan ekonomi besar ini, ASEAN mempunyai peran penting dalam menjaga keseimbangan dan memanfaatkan persaingan ini untuk keuntungannya.
Keberhasilan ASEAN dalam mempertahankan sentralitasnya dan mengelola persaingan di Tiongkok akan menentukan apakah RCEP dapat menjadi alat pertumbuhan ekonomi yang adil dan berkelanjutan bagi seluruh anggota. Diplomasi ekonomi yang hati-hati dapat memastikan bahwa ASEAN tidak hanya menjadi penerima manfaat dari sebuah perjanjian ini, namun juga merupakan bagian dalam menentukan arah masa depan perekonomian pada kawasan.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Free Trade Agreement Center. “Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).” https://ftacenter.kemendag.go.id/regional-comprehensive-economic-partnership-rcep
Park, C., Petri, P. A., & Plummer, M. G. (2021). The economics of conflict and cooperation in the Asia-Pacific: RCEP, CPTPP and the US-China trade War. East Asian Economic Review, 25(3), 233–272. https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=3937722
Berger, B. (2020, January 3). What RCEP means for the Indo-Pacific. The Diplomat. https://thediplomat.com/2019/12/what-rcep-means-for-the-indo-pacific/
Wardani, R.Y. and Cooray, N.S. (2019) ‘Saving Potential of Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP): Implication for China and Japan’, Journal of Economic Info, 6(1), https://www.researchgate.net/profile/Nawalage-Cooray/publication/333746699_Saving_Potential_of_Regional_Comprehensive_Economic_Partnership_RCEP_Implication_for_China_and_Japan_Journal_of_Economic.
Asia’s Free Trade Agreements in Focus: CPTPP, RCEP and IPEF.” https://www.roedl.com/insights/asia-free-trade-agreements-cptpp-rcep-ipef
“Japan’s East Asia Economic Strategy toward Economic Revival(Shujiro URATA).” Institute of Developing Economies, https://www.ide.go.jp/English/ResearchColumns/Columns/2023/urata_shujiro.html
ADVERTISEMENT
ASEAN. “Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).” Asean.org, 2024, https://asean.org/tag/regional-comprehensive-economic-partnership-rcep/
Author, Asia, and Hong Yusource. “China’s Belt and Road Initiative and Its Implications for Southeast.” https://berkas.dpr.go.id/perpustakaan/sipinter/files/sipinter-2815-182-20221122104455.pdf
Studocu. Complex Interdependence Complex Interdependence in International.” https://www.studocu.com/row/document/quaid-i-azam-university/debates-in-ir/complex-interdependence-theory/6774781