3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

RCEP: Rivalitas Jepang-Tiongkok dalam Perdagangan ASEAN

Anna Sefti Yanti
Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional - Universitas Sriwijaya. Memiliki minat dalam menulis isu-isu dalam dan luar negeri, yang berkaitan dengan isu ekonomi - politik sosial, terutama sangat tertarik pada isu-isu perdagangan dan ekonomi.
2 Maret 2025 10:58 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anna Sefti Yanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Peluang perdagangan berdasarkan perjanjian RCEP memberikan negara-negara anggota akses pasar yang lebih luas dan mencerminkan persaingan ekonomi antara Jepang dan Tiongkok di kawasan ASEAN. sumber Background: Frontier Business Connect (frontierbc.com
zoom-in-whitePerbesar
Peluang perdagangan berdasarkan perjanjian RCEP memberikan negara-negara anggota akses pasar yang lebih luas dan mencerminkan persaingan ekonomi antara Jepang dan Tiongkok di kawasan ASEAN. sumber Background: Frontier Business Connect (frontierbc.com
ADVERTISEMENT
Jepang dan Tiongkok maju dengan ambisi yang bersaing dalam tahap besar Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional/ Regional Comprehensif Economic Partnership (RCEP), sebuah perjanjian perdagangan berskala besar yang menyumbang sepertiga perekonomian dunia. RCEP sendiri dibentuk dan ditandatangani pada tahun 2020 dengan 15 anggota, dari10 negara ASEAN yang tergabung dan 5 negara Mitra FTA. Namun RCEP lebih dari sekedar kesepakatan mengenai tarif dan bea masuk, di sini RCEP telah menjadi arena permainan ekonomi di mana dua raksasa Asia bersaing untuk menetapkan aturan perdagangan masa depan di kawasan ini. Dengan tidak adanya kehadiran Amerika Serikat dalam perjanjian membuat Jepang dan Tiongkok memiliki peluang untuk mendapatkan keuntungan dalam membentuk struktur ekonomi regional. Jepang tentunya dengan mendorong standar perdagangan yang lebih tinggi melalui transparansi dan keberlanjutan, sementara Tiongkok sangat menarik karena investasinya dan pasarnya yang besar. Perang ekonomi ini tidak hanya berdampak pada kedua negara, namun juga negara-negara anggota ASEAN yang merupakan bagian tak lepas dari perjanjian ini.
ADVERTISEMENT
ASEAN: Penentu dinamika ekonomi RCEP
RCEP seringkali dianggap sebagai arena persaingan antara Jepang dan Tiongkok, namun pada kenyataannya, ASEAN adalah faktor utama dalam memprakarsai dan mengatur perjanjian tersebut. ASEAN, sebuah blok ekonomi dengan populasi lebih dari 650 juta orang dan produk domestik bruto (PDB) hampir $3 triliun, yang tidak hanya menjadi pengamat dinamika perekonomian regional. Menurut laporan dari Pusat FTA Kementerian Perdagangan Indonesia, RCEP mencakup 29,6% populasi dunia dan 30,2% dari PDB dunia. Selain itu, ASEAN.org melaporkan bahwa RCEP mencakup pasar sebesar 2,2 miliar orang dengan total PDB 26,2 triliun dolar AS, atau 30% dari PDB dunia.
Negara-negara ASEAN, termasuk Singapura, Indonesia, Vietnam, dan Malaysia, yang juga telah memanfaatkan persaingan antara Jepang dan Tiongkok untuk mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi dalam hal investasi dan akses pasar. Melalui RCEP, ASEAN berhasil mengintegrasikan kedua kekuatan tersebut ke dalam kerangka aturan perdagangan yang sebagian besar dirancang oleh mereka. Melalui strategi ini, ASEAN telah memperkuat posisi negosiasinya dalam perundingan ekonomi regional. (Berger, 2020)
ADVERTISEMENT
Persaingan Ekonomi: Jepang vs. Tiongkok di Asia Tenggara
RCEP begitu menjanjikan bagi negara-negara ASEAN. Memungkinkan mereka akan memiliki akses ke pasar yang lebih besar dan investasi yang melimpah. Namun di balik negosiasi dan diplomasi ekonomi, Jepang dan Tiongkok bersaing secara agresif untuk Menambat dan perekonomian kawasan.
Tiongkok menyediakan investasi infrastruktur dan pinjaman berbunga rendah kepada negara-negara ASEAN berdasarkan kekuatan ekonominya yang sangat besar. Tiongkok ingin memperluas pengaruhnya dengan membangun jalan, pelabuhan, dan pembangkit listrik di negara-negara seperti Kamboja, Laos, dan Filipina melalui proyek yang diperkenalkannya, seperti Belt and Road Inisiative (BRI). Namun di balik investasi tersebut terdapat risiko ketergantungan ekonomi yang dapat membatasi kebijakan perekonomian dalam negeri negara penerima tentunya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Jepang, sebaliknya, mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dan menekankan pembangunan berkelanjutan dan transparansi. Jepang berinvestasi besar-besaran dalam proyek transportasi dan infrastruktur ramah lingkungan di negara-negara seperti Indonesia, Thailand, dan Vietnam, dengan fokus pada transfer teknologi dan tata kelola yang baik. Meskipun model ini seringkali lebih mahal, model ini menawarkan alternatif yang lebih stabil dan berjangka panjang dibandingkan strategi ekspansi ekonomi dari Tiongkok.
Tantangan dan Peluang Dalam Ekonomi Digital
Selain perdagangan fisik, RCEP juga menjadi medan pertempuran ekonomi digital. Jepang dan Tiongkok memiliki pendekatan berbeda terhadap regulasi data dan transaksi digital. Jepang yang sangat mementingkan perlindungan data dan standar tinggi dalam e-commerce, sejalan dengan peraturan Uni Eropa dan AS. Di sisi lain, pula Tiongkok lebih fleksibel dalam aliran data lintas batas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digitalnya. Bagi ASEAN, perkembangan ekonomi digital merupakan sebuah peluang yang signifikan, terutama bagi negara-negara seperti Singapura, Indonesia dan Malaysia, yang memiliki ekosistem startup yang berkembang pesat. Namun mereka harus memutuskan apakah akan mengadopsi model Jepang yang lebih teregulasi atau dalam bentuk model Tiongkok yang lebih terbuka dan tumbuh lebih cepat.
ADVERTISEMENT
RCEP ini juga bukan satu-satunya perjanjian perdagangan di kawasan. Jepang juga merupakan anggota Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik/Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP) yang mencakup beberapa negara ASEAN, antara lain Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Brunei. CPTPP memiliki standar perdagangan yang lebih tinggi dalam bidang lingkungan hidup, hak-hak pekerja, dan transparansi pemerintah dibandingkan RCEP. Dengan berpartisipasi dalam kedua perjanjian tersebut, beberapa negara ASEAN kini berada di persimpangan jalan dalam strategi perdagangan mereka. Keberadaan RCEP dan CPTPP memberi negara-negara ini pengaruh tambahan dalam menentukan kebijakan perdagangan dan investasi mereka di masa depan untuk kepentingan negara. (Petri et al…2021)
Secara keseluruhan, RCEP tidak hanya merupakan perjanjian perdagangan terbesar di dunia, namun juga merupakan forum ekonomi tempat Jepang dan Tiongkok bersaing untuk merintis masa depan perdagangan di kawasan Asia-Pasifik. Namun, di tengah perang antara dua kekuatan ekonomi besar ini, ASEAN mempunyai peran penting dalam menjaga keseimbangan dan memanfaatkan persaingan ini untuk keuntungannya. Keberhasilan ASEAN dalam mempertahankan sentralitasnya dan mengelola persaingan di Tiongkok akan menentukan apakah RCEP dapat menjadi alat pertumbuhan ekonomi yang adil dan berkelanjutan bagi seluruh anggota. Diplomasi ekonomi yang hati-hati dapat memastikan bahwa ASEAN tidak hanya menjadi penerima manfaat dari perjanjian ini, namun juga merupakan pemain kunci dalam menentukan arah masa depan perekonomian kawasan.
ADVERTISEMENT
Referensi
Free Trade Agreement Center. “Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).” Ftacenter.kemendag.go.id, 2023, ftacenter.kemendag.go.id/regional-comprehensive-economic-partnership-rcep.
Park, C., Petri, P. A., & Plummer, M. G. (2021). The economics of conflict and cooperation in the Asia-Pacific: RCEP, CPTPP and the US-China trade War. East Asian Economic Review, 25(3), 233–272. https://doi.org/10.11644/kiep.eaer.2021.25.3.397
Berger, B. (2020, January 3). What RCEP means for the Indo-Pacific. The Diplomat. https://thediplomat.com/2019/12/what-rcep-means-for-the-indo-pacific/
Wardani, R.Y. and Cooray, N.S. (2019) ‘Saving Potential of Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP): Implication for China and Japan’, Journal of Economic Info, 6(1), pp. 34–42. Available at: https://doi.org/10.31580/jei.v6i1.122.
Asia’s Free Trade Agreements in Focus: CPTPP, RCEP and IPEF.” Www.roedl.com, www.roedl.com/insights/asia-free-trade-agreements-cptpp-rcep-ipef.
“Japan’s East Asia Economic Strategy toward Economic Revival(Shujiro URATA).” Institute of Developing Economies, www.ide.go.jp/English/ResearchColumns/Columns/2023/urata_shujiro.html.
ADVERTISEMENT
ASEAN. “Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).” Asean.org, 2024, asean.org/our-communities/economic-community/integration-with-global-economy/regional-comprehensive-economic-partnership-rcep/.
Author, Asia, and Hong Yusource. “China’s Belt and Road Initiative and Its Implications for Southeast.” Policy, no. 24, 2017, pp. 117–122, berkas.dpr.go.id/perpustakaan/sipinter/files/sipinter-2815-182-20221122104455.pdf.