Konten dari Pengguna

Geisha, Seniman Wanita Tradisional Jepang

Anargya Mathari
Mahasiswa Studi Kejepangan, Universitas Airlangga.
29 Oktober 2023 10:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anargya Mathari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi Geisha. (Pixabay/Unibay)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi Geisha. (Pixabay/Unibay)
ADVERTISEMENT
Saat ini, pengaruh budaya Jepang telah mulai meluas di tengah masyarakat Indonesia, mencakup berbagai aspek seperti anime, destinasi wisata, dan berbagai ekspresi seni. Di antara kekayaan seni Jepang yang dikenal luas, Geisha adalah salah satu yang paling mencolok dan terkenal.
ADVERTISEMENT
Mungkin jika kalian mendengar kata Geisha akan merujuk ke suatu hal yang berkonotasi negatif, namun sesungguhnya Geisha sendiri tidak memiliki makna yang buruk dalam kesehariannya.
Lantas Geisha ini siapa dan apa yang membuat Geisha ini memiliki citra yang buruk di kalangan Masyarakat?

Apa Itu Geisha?

ilustrasi Geisha (nipponclub.net)
Geisha adalah seniman wanita. Peran utama Geisha adalah menghibur tamu di kedai teh atau acara sosial. Selama acara berlangsung, seorang Geisha akan menyanyi, menari dalam tarian tradisional, memainkan alat musik shamisen (alat musik dawai yang memiliki tiga senar), dan menyajikan makanan serta minuman.
Proses menjadi seorang Geisha juga bukan merupakan proses yang mudah. Seorang wanita yang ingin menjadi Geisha harus mengikuti berbagai macam pelatihan untuk menjadikannya seorang Geisha. Ia akan mempelajari banyak keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang Geisha seperti memainkan alat musik, bernyanyi, dan menarikan tari tradisional. Selain itu, Geisha juga akan mempelajari seni percakapan serta keterampilan menjadi tuan rumah yang formal. Proses ini memakan waktu selama 5 tahun. Wanita yang sedang "magang" menjadi Geisha akan disebut sebagai Maiko.
ADVERTISEMENT

Sejarah Kesenian Tradisional Jepang, Geisha

Foto-foto lama Ikuko yang diambil setelah dia pindah ke Tokyo pada tahun 1964, (dailysabah.com)
Geisha muncul pada Periode Edo (1603 - 1867), dimana kondisi Jepang sangat stabil karena merupakan periode isolasi yang dilaksanakan oleh Shogun Tokugawa. Keadaan ini menjadi penyebab munculnya beberapa aktivitas hiburan di berbagai wilayah di Jepang seperti Geisha yang pertama kali tampil di sebuah kedai teh dekat Kuil Yasaka di Kyoto. Para Geisha tampil untuk menghibur bangsawan Jepang yang kaya raya.
Pada tahun 1779, profesi Geisha diakui sebagai profesi resmi, sehingga pemerintah Jepang membentuk Kenban (検番) yang bertugas untuk mengawasi, mengkoordinir dan mencegah Geisha terlibat dalam tindakan asusila. Karena tugas Geisha hanya menghibur tamu dalam acara atau pesta, bukan dalam perdagangan seksual. Maka dari itu, Kenban mengeluarkan peraturan yang mengharuskan Geisha diantar-jemput ke tempat pesta agar mereka tidak terlibat dalam tindakan asusila.
ADVERTISEMENT
Pada mulanya, para Geisha adalah pria (Taikomochi) yang memiliki tugas untuk menghibur para tamu dengan musik, lawakan, tari, dan sebagainya. Namun, pada tahun 1751 munculah Geisha wanita, dan mulai tahun 1780 populasi Geisha wanita melebihi jumlah Geisha pria. Semenjak abad 19-an, wanita mulai mengambil alih peran Geisha dan orang-orang pada akhirnya memanggil Geisha pria dengan sebutan "Otoko Geisha"
Sejak Zaman Edo hingga saat ini, Geisha dikenal dekat dengan dunia politik. Para samurai yang mendukung Restorasi Meiji tahun 1868 mengetahui bahwa kedai teh di Kyoto merupakan tempat yang tepat untuk pertemuan politik tersembunyi. Mereka sering mengadakan pertemuan dengan geisha untuk membicarakan rencana politik, sehingga dapat mengurangi kecurigaan pemerintah. Demi keberlangsungan profesi Geisha, mereka wajib merahasiakan pembicaraan yang terjadi dan demi keamanan rahasia politik para politisi biasanya tidak menggunakan Geisha yang sama saat melakukan pertemuan.
ADVERTISEMENT

Mengapa Riasan Geisha Sangat Mencolok?

ilustrasi Geisha. (gogonihon.com)
Riasan wajah yang mencolok merupakan elemen penting dalam penampilan Geisha. Baik Maiko maupun Geisha mereka akan mengenakan bedak putih tradisional yang disebut "oshiroi". Riasan wajah putih ini bertujuan menciptakan tampilan porselen sehingga dapat menciptakan ekspresi wajah yang menonjol dan dapat terlihat dengan jelas walau hanya diterangi dengan cahaya lilin pada saat malam hari.
Awalnya, praktik mengenakan riasan tebal ini berasal dari Periode Heian (794 - 1185), dimana budaya Tionghoa memiliki pengaruh besar di Jepang. Wanita "penghibur" di Cina memakai riasan wajah putih tebal karena terlihat lebih elok dalam cahaya. Dalam periode itu, tidak ada pencahayaan buatan untuk membuat seseorang tampak lebih cantik, hanya ada cahaya lilin.
ADVERTISEMENT
Nah, setelah membaca artikel ini, apakah kalian mendapat wawasan baru tentang seni tradisional Jepang yang disebut Geisha? Bagaimana menurut pandangan kalian tentang Geisha? Yuk tulis di kolom komentar!