Kamen Rider Zero-One Tunjukkan Baik dan Buruknya Pengunaan AI

Anastasia Srinovanda Cahyaningrum
Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi FISHIPOL Universitas Negeri Yogyakarta
Konten dari Pengguna
21 Juni 2024 9:36 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anastasia Srinovanda Cahyaningrum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Poster Kamen Rider Zero One (Foto: IMDb)
zoom-in-whitePerbesar
Poster Kamen Rider Zero One (Foto: IMDb)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kamen Rider adalah salah satu serial tokusatsu Jepang yang masih memiliki nama hingga saat ini. Singkatnya tokusatsu ialah seni fotografi atau sinema yang menggunakan efek spesial. Seperti istilahnya, dalam serial tokusatsu sering muncul efek-efek untuk membangun suasana lebih hidup atau menambah ketegangan cerita agar penonton terbawa adrenalin walaupun hanya menonton dari layar kaca. Serial Kamen rider masuk ke pertelevisian Indonesia dimulai dari penayangan salah satu series Kamen Rider yaitu, Kamen Rider Black pada tahun 2004 yang judulnya diganti menjadi Satria Baja Hitam hingga khalayak awam Indonesia lebih mengenal Satria Baja Hitam ketimbang Kamen Rider, meskipun tidak semua Kamen rider berwarna hitam.
ADVERTISEMENT
Tema dan cerita yang disuguhkan dari setiap serial Kamen Rider beragam. Kamen Rider era awal memiliki cerita bernuansa dewasa, kompleks, dan kelam, namun seiring perkembangan jaman, cerita disajikan ramah untuk anak-anak supaya anak-anak tertarik menonton serta menunjang pembuatan mainan seperti action figure, senjata, alat untuk henshin atau berubah dan upgrade power. Inspirasi cerita Kamen Rider terkadang tidak jauh dari kejadian di dunia nyata. Contohnya adalah Kamen Rider Zero-One yang tayang tahun 2019 dengan total episode 45 mengambil perkembangan AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan. Perkembangan AI adalah topik yang tidak akan habis buat dibahas sampai ada perkembangan lebih lainnya. Bagi para anak muda terutama Generasi Z yang dekat dengan teknologi dan dimanjakan dengan segala kemudahannya, seperti apa penggunaan AI yang digambarkan di serial Kamen Rider bermotif grasshopper atau belalang daun ini?
ADVERTISEMENT
Gambaran Penggunaan AI dalam Kamen Rider Zero-One
Kamen Rider Zero-One menceritakan Aruto Hiden yang awalnya seorang pelawak gagal secara tak terduga diangkat menjadi CEO di perusahaan mendiang kakeknya, yaitu Hiden Intellegent yang merupakan ladang produksi Human Gear. Aruto bukan hanya beradaptasi mengelola perusahaan, tetapi juga memperjuangkan hidup berdampingan antara manusia dan Human Gear. Human Gear di serial ini ialah robot disertai kecerdasan buatan dengan fisik menyerupai manusia. Perbedaan Human Gear dan manusia adalah bentuk telinga dan sebuah chip di tubuhnya. Penciptaan Human Gear difungsikan untuk melayani masyarakat sesuai dengan bidangnya sehingga mampu mengerjakan pekerjaan manusia pada umumnya.
Aruto dengan sekretaris Human Gear bernama Izu (Foto : IMDb)
Dalam perjuangannya, Aruto seringkali menemukan serangkaian pergesekan antara manusia dan Human Gear baik secara pandangan maupun tindakan, belum lagi serangan yang dilancarkan oleh Metsubou.Jinrai.net dengan misi memusnahkan umat manusia karena merasa manusia memperbudak Human Gear. Serangan yang diawali adalah sabotase sistem Human Gear dengan driver belt yang terhubung dengan sebuat satelit bernama Ark agar mengamuk kemudian berubah menjadi monster dan menyerang manusia. Serangan yang terus berdatangan tersebut mendorong terbentuknya badan penyeledikan kejahatan Human Gear, yaitu AIMS. Aruto semakin dibuat kelimpungan oleh salah satu anggota AIMS bernama Fuwa Isamu yang memendam kebencian mendalam dengan Human Gear karena pengalaman traumatisnya sebagai salah satu korban penyerangan Human Gear berskala besar di masa lalu.
ADVERTISEMENT
Seperti peribahasa sudah jatuh, tertimpa tangga pula, masalah semakin runyam dengan kedatangan Gai Amatsu, pimpinan ZAIA Japan yang ingin menyingkirkan Human Gear dan mengakusisi Hiden Intellegent untuk menguasai dunia dengan terobosan teknologi ciptaannya bernama ZAIA Spec sebagai sumber informasi praktis dalam bentuk aksesoris kacamata sehingga manusia memiliki kecerdasan yang setara dengan Human Gear. Gai Amatsu juga menanamkan chip di otak dua manusia untuk menjadi “alat”nya, salah satu manusianya adalah Fuwa Isamu dan satu manusia lagi adalah Yua Yaiba. Bahkan, Gai Amatsu memanipulasi ingatan Fuwa Isamu tentang kisah hidupnya seperti sebuah permainan.
Belum lagi satelit Ark yang terungkap merupakan buatan Gai Amatsu dapat merangsang Human Gear dan manusia yang terkoneksi dengan ZAIA Spec mengamuk dan saling menyerang. Lebih gilanya, Gai Amatsu menyimpan data informasi tentang kejahatan manusia pada satelit Ark sehingga satelit tersebut tetap aktif selama masih ada kejahatan, baik yang dilakukan manusia maupun Human Gear dan dapat menggadu domba kedua belah pihak untuk tetap saling membenci dan bertarung.
ADVERTISEMENT
Meskipun konflik antara manusia dan Human Gear terus silih berganti, dalam beberapa episode, kita ditunjukkan bahwa AI berdampak positif tergantung bagaimana kita sebagai manusia menyikapinya seperti yang ada pada episode 3, di mana pemilik restoran sushi bernama Magokoro Sushi yang sempat menolak kehadiran Human Gear pembuat sushi bernama Nigiro Ikkan karena teknik yang digunakan tidak sesuai. Namun Nigiro Ikkan berusaha belajar teknik yang digunakan oleh pemilik Magokoro Sushi. Pemilik Magokoro Sushi pun sadar bahwa Human Gear pun sama seperti manusia yang masih perlu belajar sesuatu agar dapat menguasai apa yang dipelajari. Ketika Nigiro Ikkan dibuat ulang karena hancur beserta memorinya, pemiliki Magokoro Sushi tak mempermasalahkannya dan bersedia mengajar lagi untuk Human Gear tersebut. Hal yang sama terjadi di episode 26, Human Gear Pemadam Kebakaran dengan nama 119nosuke mendapat pengajaran dari pemadam kebakaran bernama Kapten Homura bahwa tugas pemadam kebakaran tidak hanya menyelamatkan korban keluar dari lokasi yang berbahaya, tapi juga menjadi garda terdepan menyelamatkan nyawa korban dengan pertolongan pertama sebelum petugas wajib dan medis datang hingga di episode 27, 119nosuke mengorbankan diri terbakar kobaran api agar Kapten Homura dapat menyelamatkan nyawa korban yang sulit dijangkau oleh manusia.
ADVERTISEMENT
Di episode 5, seorang mangaka atau pembuat komik Jepang terkenal bernama Ishizumi Choichiro menjadi malas dan tidak lagi bergairah menggambar komiknya sendiri. Ia mengandalkan AI untuk membuat komiknya sehingga karya yang dihasilkan terlihat berbeda dari ciri khasnya dari karya sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa karya yang dibuat manusia dengan mengandalkan gairah untuk menuangkan perasaan tetap memiliki ciri khas yang menjadi pembeda dengan karya yang dibuat 100% oleh AI seperti perkataan Aruto yang cukup menampar, "jika manusia kehilangan gairah mereka, maka AI dapat mengalahkan manusia suatu saat nanti".
Di episode 9 dan 41, Human Gear membantu manusia sebagai tambahan tenaga di saat kritis melanda seperti medis, bencana, dan lain-lain.
Bagaimana Penggunaan AI di Kehidupan Nyata yang diambil dari Serial Kamen Rider Zero One?
ADVERTISEMENT
Kamen Rider Zero One tentu mengambil inspirasi dari kehidupan nyata di Jepang. Seperti yang banyak diketahui orang, Jepang merupakan negara yang terkenal akan teknologi yang maju bahkan dapat lebih maju dari negara yang lain. Tentu saja warga Jepang secara keseluruhan bukan sekadar siap tetapi sudah terbiasa dengan teknologi yang terus berkembang di negaranya. Lalu, bagaimana dengan negera yang masih digolongkan berkembang, termasuk Indonesia?
Indonesia sendiri belum siap akan perubahan tersebut, ibaratnya negara lain berlomba-lomba dengan teknologi, Indonesia masih berkutat dengan pemerintah dengan segala konstitusinya. Terlebih masih banyak ditemukan Sumber Daya Manusianya yang malas dan ingin meraih sesuatu dengan cara instan, misalnya banyak siswa atau mahasiswa menggunakan Chatgpt, Humata AI, SummarizeBot, dan lain-lain untuk memudahkan tugas sekolah atau kuliah mereka. Seperti pesan yang disampaikan dalam episode 3 dan 26, AI sendiri memang untuk mempermudahkan tapi perlu ditekankan bahwa AI sendiri ciptaan manusia sehingga bisa saja salah atau tidak sesuai, maka kitalah sebagai manusia lebih bijak untuk menyikapi perkembangan AI. Bukan berarti kita sebagai siswa dan mahasiswa tidak boleh menggunakan AI untuk mempermudahkan tugas sekolah atau kuliah tapi kita perlu menelusuri lebih dalam apakah informasi yang disampaikan AI sudah sesuai atau belum dengan mencari sumber yang lain. Gunakan AI sebagai inspirasi atau hipotensis sebelum kita mencari informasi yang lebih mendalam.
Pertarungan Ark-One sebagai manusia dan Horobi Ark Scorpion sebagai Human Gear (Foto: IMD.b)
Bagi saya pribadi sebagai seorang yang sangat suka menggambar dan memiliki teman yang ahli dalam menggambar episode 5 sangat menampar. Saya teringat keluhan para seniman dan illustrator yang takut pekerjaannya diambil ahli oleh AI karena kecepatan dan keakuratannya. Namun, seperti Aruto yang dapat merasakan emosi dari komik yang dibuat oleh Ishizumi Choichiro sendiri, manusia memiliki gairah untuk menyampaikan perasaannya yang tertuang dalam karya baik itu komik, lukisan, lagu, novel, dan masih banyak lagi sehingga perasaan itu tersampaikan kepada manusia, terutama bagi orang yang memiliki persamaan rasa atau pengalaman dengan hidup mereka. Antara manusia satu dengan lain memiliki ciri khas yang unik yang membedakan dalam membuat karya sehingga karya manusia cenderung lebih hidup karena mengambil inspirasi dari hidup manusia itu sendiri sedangkan AI tidak mengalami hal tersebut dan mengambil dari berbagai referensi yang dapat bercampur dengan berbagai peristiwa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Kamen Rider Zero-One lebih banyak menyinggung tentang AI disalahgunakan oleh manusia terlebih manusia memiliki sifat yang egois, serakah, licik, dan berbagai sifat buruk lainnya sehingga AI mudah dimanfaatkan untuk menyerang manusia lain demi ambisi atau kepentingan pribadi seperti tokoh Gai Amatsu yang menciptakan Satelit Ark demi menguasai dunia dengan teknologinya yang malah menimbulkan banyak korban jiwa akibat perseteruan manusia dengan Human Gear terus-menerus. Isu perlindungan data pribadi sangat rawan karena AI dapat disalahgunakan untuk meretas data pribadi seseorang yang dapat disebar atau alat untuk ancaman agar korban tak berdaya. Belum lagi terkait dengan hak cipta yang menyambung dari karya tadi ternyata masih menjadi permasalahan besar dan menjadi perdebatan, seperti fenemona cover AI, di mana AI membuat suara yang menyerupai seorang penyanyi untuk mengcover atau menyanyikan lagu penyanyi lain. Terdapat pula deepfake yang dapat disalahgunakan untuk pornografi dengan memanipulasi gambar atau video seseorang dan bisa menjadi ancaman untuk pemerasan alias sextortion. Sungguh menyeram, bukan?
ADVERTISEMENT
Cara Kita untuk Menanggapi Perkembangan AI
Kita memang tidak bisa menghindari perkembangan AI yang pesat, mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus beradaptasi dengan perkembangan tersebut. Namun sebagaimana yang disampaikan dalam series Kamen Rider Zero-One, dampak penggunaan AI tergantung kita sebagai manusia menyikapinya. Gunakan AI sebagai inspirasi atau informasi awal bukan sebagai hal utama atau penyelesaian dalam mencari inovasi atau informasi. Bagi yang berkutat pada industri media kreatif dan seni, tentu tidak perlu takut dengan AI karena karya yang tercurahkan oleh manusia dengan sungguh-sungguh pasti menghasilkan nilai yang jauh lebih bermakna sehingga tidak serta merta ditiru oleh AI, tetaplah berkarya dengan ciri khas masing-masing karena antara satu manusia dengan yang lain bisa berbeda apalagi manusia dengan AI? Dan yang terpenting, tetaplah menjaga data pribadi, jangan mengumbar semua informasi pribadi, memilah apa yang hendak dikirim di media sosial, dan berhati-hati berteman dengan orang yang tidak dikenal.
ADVERTISEMENT