Konten dari Pengguna

TIM I KKN UNDIP 2025 Desa Pluneng: Edukasi Sampah, Dari Limbah Jadi Berkah!

Anastasya Sagita Angel Setiyawan
I'm a Faculty of Law student at Diponegoro University who loves to read and learn new things through the news.
9 Februari 2025 14:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anastasya Sagita Angel Setiyawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Data Primer TIM I KKN Universitas Diponegoro 2025
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Data Primer TIM I KKN Universitas Diponegoro 2025
ADVERTISEMENT
Pluneng, (4 Februari 2025) Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan, Tim I KKN Undip melaksanakan program multidisiplin bertajuk Optimalisasi Pengelolaan Sampah untuk Lingkungan Bersih dan Ekonomi Berkelanjutan. Kegiatan yang berlangsung di Kantor Persatuan Wredatama Republik Indonesia Ngemplak, Kebonarum. Acara ini dihadiri oleh pengurus Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) serta pengurus Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) Desa Pluneng. Melalui program ini, peserta diberikan pemahaman tentang konsep zero waste, teknik pengolahan sampah rumah tangga, hingga peluang bisnis berbasis daur ulang yang dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Acara diawali dengan pemaparan mengenai “Pentingnya Pengelolaan E-Waste dan Zero E-Waste”, di mana Tim I KKN Undip menjelaskan bahaya yang ditimbulkan oleh sampah elektronik jika tidak dikelola dengan baik. Limbah elektronik (e-waste), seperti baterai bekas, kabel, televisi, dan perangkat elektronik lainnya, mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari tanah dan air. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang e-waste sembarangan, melainkan menyerahkannya ke TPS 3R atau tempat pengelolaan khusus agar dapat diproses dengan aman. Dalam sesi ini, peserta juga diperkenalkan pada konsep Zero E-Waste, yakni upaya meminimalisir produksi limbah elektronik dengan cara memperpanjang umur pakai barang elektronik, memperbaiki perangkat yang masih bisa digunakan, serta mendaur ulang komponen yang masih memiliki nilai guna.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, materi tentang Pengolahan dan Pemilahan Sampah Rumah Tangga menjadi topik yang menarik perhatian peserta. Tim I KKN Undip menjelaskan bahwa memilah sampah sejak dari rumah tangga merupakan langkah awal yang penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih. Sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai kompos atau pakan ternak, sedangkan sampah anorganik dapat didaur ulang atau dimanfaatkan kembali. Dalam sesi ini juga dijelaskan perbedaan antara sampah bakar dan non-bakar. Sampah bakar adalah jenis sampah yang dapat dibakar dengan aman tanpa menghasilkan polusi berbahaya, seperti kertas dan ranting kayu, sedangkan sampah non-bakar, seperti plastik dan kaca, sebaiknya dikelola dengan metode lain, seperti didaur ulang atau dimanfaatkan kembali menjadi barang yang lebih bernilai.
Salah satu sesi yang paling interaktif adalah pemaparan mengenai Pemanfaatan Sampah Plastik sebagai Bahan Utama Pembuatan Eco Brick. Tim I KKN Undip mendemonstrasikan bagaimana sampah plastik yang sulit terurai dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku eco brick, yakni bata ramah lingkungan yang dibuat dengan memasukkan plastik ke dalam botol bekas hingga padat. Peserta diberikan kesempatan untuk melihat hasil jadi Eco brick yang telah dibuat oleh Tim I KKN Undip dengan alat sederhana dari plastik.
ADVERTISEMENT
Materi terakhir dalam program ini adalah “Bisnis Sampah Menjadi Rupiah” yang mengangkat berbagai peluang usaha berbasis sampah. Tim I KKN Undip menjelaskan bahwa sampah tidak hanya menjadi masalah lingkungan, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang besar jika dikelola dengan kreatif. Beberapa contoh usaha berbasis sampah yang diperkenalkan meliputi pembuatan tas dari plastik daur ulang, kreasi kerajinan dari limbah kertas, serta pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos yang dapat dijual kembali. Selain itu, peserta juga diajak untuk memahami konsep bank sampah, di mana masyarakat dapat menabung sampah dan menukarkannya dengan uang atau barang kebutuhan sehari-hari.
Setelah seluruh sesi pemaparan selesai, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Dalam sesi ini, peserta diberikan kesempatan untuk bertanya dan berbagi pengalaman terkait pengelolaan sampah di lingkungan mereka. Beberapa peserta mengungkapkan kendala yang mereka hadapi, seperti kurangnya fasilitas pengolahan sampah di desa serta minimnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah. Pengurus TPS 3R juga menyampaikan bahwa salah satu tantangan terbesar adalah masih banyaknya warga yang membuang sampah sembarangan, terutama limbah plastik dan elektronik.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Tim I KKN Undip memberikan berbagai solusi praktis yang dapat diterapkan. Salah satunya adalah dengan mengadakan program edukasi berkelanjutan kepada warga melalui kegiatan rutin PKK. Selain itu, Tim I KKN Undip mendorong TPS 3R untuk lebih mengoptimalkan peran bank sampah agar semakin banyak warga yang tertarik untuk ikut serta dalam pengelolaan sampah yang lebih terstruktur.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Pluneng semakin memahami pentingnya pengelolaan sampah yang benar serta dapat memanfaatkan limbah sebagai sumber daya bernilai ekonomi. Kegiatan ini juga menjadi langkah awal dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, serta membuka peluang bagi masyarakat untuk memanfaatkan sampah sebagai sumber penghasilan tambahan. Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan, tetapi juga untuk menciptakan perubahan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT