Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Pemanasan Global : Dilihat dari Sektor Pertanian
3 Desember 2023 12:07 WIB
Tulisan dari Ana Tri Wahyuni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bumi adalah tempat dimana manusia tinggal, berbagai hal dari fenomena alam maupun fenomena buatan dapat terjadi. Seperti halnya dengan pemanasan global atau biasa disebut sebagai Global Warming adalah kondisi dimana suhu udara, daratan, dan laut meningkat akibat tidak seimbangnya suhu bumi. Pemanasan Global berdampak pada perubahan iklim (climate change) secara global. Fenomena tersebut sering disebut sebagai efek rumah kaca atau green house effect. Pemanasan Global dapat terjadi karena faktor alami maupun faktor tangan manusia. Penggunaan bahan bakar fosil salah satu penyebab pemanasan global kian memanas, aktivitas dari asap kendaraan bermotor dan asap dari pabrik-pabrik besar maupun kecil yang mengumpul jadi satu di atas awan dan membuat intensitas suhu panas meningkat.
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim global, secara lebih detail, dipicu oleh akumulasi gas-gas pencemar di atmosfer terutama karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitro oksida (N2O) dan klorofluorokarbon (CFC). Konsentrasi tinggi dari gas-gas pencemar tersebut akan memerangkap energi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi di zona atmosfer. Iklim di Indonesia dipengaruhi oleh El Niño-Southern Oscillation’ yang setiap beberapa tahun akan terjadinya perubahan cuaca ekstrem. El-Nino berkaitan dengan perubahan arus air di Samudra Pasifik yang menyebabkan air laut menjadi hangat. Sedangkan lawan dari El-Nino, yaitu La-Nina yang membuat arus air laut menjadi dingin. Yang terkait dengan peristiwa ini adalah ”Osilasi Selatan” (Southern Oscillation) yaitu perubahan tekanan atmosfer di belahan dunia sebelah selatan. Perpaduan seluruh fenomena inilah yang dinamakan El NiñoSouthern Oscillation atau disingkat ENSO (UNDP, 2007).
Banyak dampak yang telah terjadi akibat perubahan iklim, diantaranya dapat dirasakan oleh kebanyakan orang di dunia ini. Di Indonesia banyak peristiwa-peristiwa yang telah terjadi menjadi dampak dari perubahan iklim, seperti terjadinya perubahan pola dan distribusi hujan yang mengakibatkan dapat terjadinya bencana kekeringan, banjir dan longsor, menurunnya produktivitas pertanian yang menyebabkan para petani menjadi gagal panen, meningkatnya kondisi akan kebakaran hutan dan ada pula kondisi suhu yang meningkat di daerah perkotaan dan air laut menjadi naik.
ADVERTISEMENT
Sektor pertanian menjadi salah satu yang harus diperhatikan dan mendapatkan perhatian lebih dari pihak yang berwenang. Pada musim kemarau panjang yang terjadi dari tahun ke tahun dan musim penghujan yang terjadi dengan intensitas yang lebih tinggi, yang waktunya lebih singkat atau bergeser dari waktu biasanya. Hal ini membuat para petani tidak dapat memprediksi musim tanam dengan cepat, dan tidak bisa menggunakan pemikiran atau pengetahuan lokal mereka untuk memprediksi kapan musim kemarau akan berakhir (Melviana dkk., 2007; Susandi, 2009 dalam Kurniawati, Fitri. 2012).
Perubahan musim menjadi musim kemarau yang panjang menyebabkan terjadinya siklus tanam yang tidak sesuai. Hal ini dapat mempengaruhi hasil panen, pertumbuhan tanaman yang tidak efisien, tanah menjadi lebih kering, parasit dapat bertumbuh lebih subur, dan dapat mengurangi gizi dari tanaman. Kondisi dimana daerah kering akan menjadi tambah kering dan daerah basah akan menjadi sangat basah, kondisi inilah mempengaruhi kondisi air. Dimana air dapat tidak mengairi lahan ataupun air yang akan menjadi lebih banyak sehingga menutup lahan pertanian.
ADVERTISEMENT
Peningkatan konsumsi air dapat membuat perkembangan yang baik dalam biji atau buah serta dapat mendorong hama yang membuat tanaman menjadi rusak atau mati. Berdasarkan dari simulasi tanaman, kenaikan suhu 2°C di dataran rendah dapat menurunkan produksi padi hingga 40%, sedangkan di dataran sedang dan tinggi penurunan produksi sekitar 20% (Surmaini dkk., 2008; Surmaini dkk., 2010; dalam Kurniawati, 2012).
Meningkatnya curah hujan dapat mempengaruhi kondisi pertanian dalam pangan. Sebagai contoh dalam sayuran cabai dan tomat, ketika curah hujan meningkat membuat kedua sayuran tersebut menjadi cepat busuk dan membuat kerugian cukup besar untuk para petani cabai dan tomat. Dalam mengatasi hal tersebut para petani bisa menanam sayuran tersebut lebih awal untuk mengurangi dan mengantisipasi gagal panen.
ADVERTISEMENT
Dampak dari pemanasan global harus mendapatkan perhatian dan tindakan lebih dari pihak pemangku kepentingan di sektor pertanian. Peran aktif dari berbagai pihak masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi dampak yang akan lebih parah dari pemanasan global melalui strategi upaya pengurangan resiko terjadinya hal tersebut dan adaptasi dalam hal baru.
Ada beberapa cara sederhana yang dapat mengurangi pemanasan global yang cukup efektif, yaitu dengan metode 3R, Recycle, Reduce, Reuse. Salah satunya adalah dengan cara penanaman tanaman hidroponik atau hanya menggunakan media tanam air. Metode Recycle dan Reuse yang menggunakan botol bekas atau pipa-pipa bekas sebagai media tanamnya. Lahan sempit bukan menjadi masalah dalam metode tanam hidroponik. Para petani dapat mencoba metode tanam ini apalagi metode ini cocok digunakan didaerah yang pasokan airnya terbatas.
ADVERTISEMENT
Pemanasan Global bukanlah hal yang remeh, banyak dampak yang akan terjadi bila kita membiarkan pemanasan global terus terjadi. Tidak hanya dampak terasa dari perekonomian kelas bawah, semakin lama pemanasan global akan mempengaruhi perekonomian kelas atas. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam menjalani kehidupan di era pemanasan global yang meningkat, tidak ada saling merugikan dalam pihak pemerintah maupun masyarakat. Mulai dari mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan lebih menggunakan kendaraan umum, memulai kehidupan yang lebih ramah lingkungan dan mendukung program kesehatan lingkungan, dan pemerintah mengeluarkan kebijakan yang tegas dan menjadi contoh nyata dalam memerangi dampak pemanasan global. Pemanasan global harus diperhatikan, hal yang dianggap kecil dapat menjadi hal yang sangat besar.
ADVERTISEMENT
Daftar Bacaan :
(Adib, 2014; Surmaini et al., 2011) Adib, M. (2014). Pemanasan Global, Perubahan Iklim, Dampak dan Solusinya di Sektor Pertanian. Jurnal Biokultur, III(2), 420-429. www.tcpdf.0rg
Surmaini, E., Runtunuwu, E., & Las, I. (2011). Upaya Sektor Pertanian dalam Menghadapi Perubahan Iklim. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 1-7. http://www.ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/article/view/2480