Konten dari Pengguna

Overthinking: Penyebab Tersembunyi di Balik Gangguan Mental

Anaztacia Anggraeni
Mahasiswi Universitas Bunda Mulia pengampu program studi ilmu komunikasi
10 Desember 2024 15:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anaztacia Anggraeni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Seseorang Mengalami Overthinking. Foto oleh penulis.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Seseorang Mengalami Overthinking. Foto oleh penulis.
ADVERTISEMENT
Jakarta - Overthinking atau berpikir berlebihan adalah kondisi di mana seseorang terlalu banyak memikirkan suatu hal sehingga menyebabkan stres dan kecemasan. Pemicu overthinking bisa bervariasi mulai dari tekanan pekerjaan, masalah pribadi, hingga ketidakpastian masa depan. Setiap orang bisa mengalami overthinking, namun mereka yang memiliki kecenderungan perfeksionis atau berkepribadian cemas lebih rentan. Overthinking dapat terjadi kapan saja, terutama saat seseorang sedang sendirian atau menjelang tidur. Dampaknya dirasakan baik secara fisik maupun mental, di mana tubuh terasa lelah dan pikiran terus menerus dihantui kekhawatiran. Mengatasi overthinking bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti meditasi, olahraga, atau mencari bantuan psikolog.
ADVERTISEMENT
“Jika overthinking mendominasi kehidupan, maka akan menjadikan yang mengalaminya terdistorsi karena tidak berada dalam realitas. Banyak orang menjadi bermasalah karena sudah over itu tadi. Bisa mengalami gangguan mental karena tidak bisa lagi membedakan antara realitas dengan yang sebenarnya baru ada dalam pikiran.” Ujar Dr. Nida UI Hasanat, M.Si., Psikolog.
Penelitian telah menunjukkan bahwa overthinking dapat merusak keseimbangan kimia dalam otak, yang berkontribusi pada berbagai gangguan mental. Berpikir berlebihan dapat memperparah gejala gangguan kecemasan, depresi, dan bahkan gangguan makan. Ini karena overthinking sering kali membawa seseorang ke dalam pola pikir negatif yang berulang, memperkuat perasaan tidak berdaya dan putus asa. Sebagai langkah preventif, mengenali tanda-tanda awal overthinking dan mengembangkan strategi untuk mengalihkan pikiran negatif sangat penting.
ADVERTISEMENT
Untuk mengurangi dampak negatif overthinking, beberapa strategi dapat diterapkan. Teknik relaksasi seperti meditasi dan pernapasan dalam dapat membantu menenangkan pikiran. Aktivitas fisik seperti olahraga juga terbukti efektif dalam mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Selain itu, penting untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental. Dengan pendekatan yang tepat, dampak negatif dari overthinking bisa diminimalkan, membantu seseorang menjalani hidup dengan lebih tenang dan produktif.
Mengatasi overthinking bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan kesadaran dan usaha yang tepat, kebiasaan ini dapat dikendalikan. Memahami bahwa overthinking adalah penyebab tersembunyi di balik gangguan mental menjadi langkah awal untuk menjaga kesehatan psikologis. Dengan menerapkan strategi seperti mencari dukungan dari orang-orang yang disayangi atau bila perlu dengan mengunjungi psikolog, overthinking dapat dicegah. Pada akhirnya, menjaga keseimbangan antara pikiran dan tindakan adalah kunci untuk hidup yang lebih sehat dan bahagia.
ADVERTISEMENT