Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jatuh cinta sama Novel, Film dan Kedai "Filosofi Kopi".
30 Maret 2017 23:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari sidoyanjajan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang udah baca novel, nonton film sampe datengin kedai-nya?
ADVERTISEMENT
Mungkin beberapa dari kalian lagi nunggu-nunggu sekuelnya film Filosofi Kopi yaa? Hayo ngakuuuu ~ Semenjak nonton film yang diproduseri oleh Glenn Fredly itu, gue jadi makin penasaran sama dunia perkopian, ya walaupun setidaknya sekarang ilmu perkopian gue udah lumayan nambah (re: bisa tau perbedaan arabica dan robusta wkwk)
Filosofi Kopi yang berawal dan novel karya Dewi Lestari itu bener-bener sukses dipasaran, akting pemainnya juga patut diacungi jempol. Chicco Jerikho sebagai Ben dan Rio Dewanto sebagai Jody, mereka berdua diceritakan sebagai dua orang dengan kepribadian berbeda namun memiliki tujuan yang sama, yaitu membangun kedai kopi yang bisa disukai para penggemar kopi. Walaupun di dalam filmnya ada banyak kerikil, bumbu-bumbu polemik kehidupan yang bikin film ini jadi makin seru.
Nah selepas dari film tersebut, Kedai Filosofi Kopi yang berlokasi di Jl. Melawai VI kini menjadi semakin sukses lantaran didatangi oleh para penggemar kopi maupun filmnya. Berhubung hari ini adalah Hari Film Nasional, ga ada salahnya nih kalo sidoyanjajan menikmati secangkir atau dua cangkir kopi di kedai yang selalu ramai pengunjung itu.
Suasana disini bener-bener enak banget, entah kenapa gue ngga ngerasa lagi di Blok M. Tapi kaya lagi di Jalan Braga, Bandung. Trotar jalan dijadikan outdoor mereka, indoornya pun juga ga kalah kece. Apalagi baristanya, super duper ramah dan baik.
Mata gue tertuju sama kucing berwarna emas yang katanya bisa membawa keberuntungan kalo dipajang di depan toko. Hahaha ini percaya ngga percaya sih sebenernya, tapi gue rasa hadirnya kucing ini jadi sesuatu yang unik banget. Jarang aja sih gue liat di kedai kopi ada kucing yang melambai-lambai kaya gini hehe
Untuk kopi yang gue pesen, ada hot mochacino dengan beans Perfecto. Dan iseng cobain kopi dengan biji kopi Tiwus yang ketika baristanya nawarin "Mau tiwus nggak?" gue langsung ngangguk gitu. Mungkin hati nurani gue penasaran sih sama biji kopi yang katanya enak itu. Jadi disini ada tiga macam biji kopi, ada Tiwus, Perfecto & Lestari guys.
ADVERTISEMENT
Fyi, biji kopi disini kata baristanya sih kebanyakan arabica. Which is ngasih citarasa asam. Tapi untuk tiwusnya, masih medium kok jadi bisa dinikmati sama penikmat kopi pemula kaya gue.
Kopinya dateng, gue excited banget buat cobain. Seruputan pertama waktu cobain mochacinonya, "Aduuuuhh, enak......."
Rasanya asem pahitnya balance, kasih gula aren 3/4 sachet jadi makin enak, suwer! Sampe residu terakhir mochacinonya gue habisin banget, gue rekomen ini banget.
Nah saatnya cobain si v60 Tiwus. "Gileee, ga se-asem yang gue pikir"
Sebagai pemula, gue masih bisa menikmati kopi ini! Acidity-nya medium gitu, wah mantab.
Sebelum nonton sekuelnya kayaknya kalian harus cobain ngabisin waktu kalian ngopi sambil chit chat bareng temen di Filosofi Kopi. Barangkali aja bisa ketemu Ben & Jody di dunia nyata hihi
ADVERTISEMENT
Sampai ketemu di review berikutnya!