Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Manusia Indonesia bagi Saya: Penerapan di Sekolah
30 Januari 2024 13:49 WIB
Tulisan dari Andas Nidaa'an Khofiyya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendidikan merupakan tombak peradaban. Sekolah sebagai proses jalannya pendidikan dengan output yang diinginkan untuk mewujudkan manusia Indonesia terbaik bangsa. Menjadi manusia Indonesia merupakan nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia yang terbentuk secara relasional-diagonal-historis sejak sebelum adanya Negara Republik Indonesia sampai dengan kini dan masa depan.
ADVERTISEMENT
Nilai kemanusiaan khas Indonesia mencakup 3 (tiga) hal yaitu:
1. Nilai kebhinekatunggalikaan
Pengalaman yang secara hakiki membentuk identitas keindonesiaaan sejak Indonesia belum diakui sebagai Negara. Kebhinekatunggalikaan menjadi kekuatan bangsa Indonesia memaknai keberagaman sosio-kultural dan nilai-nilai luhur yang ada pada setiap daerah.
2. Nilai-nilai pancasila
Identitas bangsa yang merangkum nilai-nilai, jiwa, dan semangat yang dihidupi oleh orang-orang Indonesia yang selalu menjunjung tinggi nilai gotong-royong.
3. Nilai religiusitas
Religiusitas (agama) merupakan dua sisi dari model kehidupan yang menyatukan aspek empiris dan meta empiris atau menyatukan dua sisi insani, yakni sisi jasmaniah dan rohaniah. Keberagaman agama yang ada di Indonesia, menjadikan manusia Indonesia memiliki karakter khas yang berpengaruh dalam hidup keluarga, masyarakat, serta pendidikan.
ADVERTISEMENT
Penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia dengan mengimplementasi atau melakukan pembiasaan menyanyikan lagu Indonesia raya 3 stanza setiap hari di luar kelas sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung. Alasan implementasi penghayatan tersebut dilakukan karena pendidikan berperan penting untuk membangun paradigma berpikir, bersikap, dan berperilaku sebagai bangsa Indonesia. Paradigma pendidikan itu sendiri yang mestinya menyatukan semuanya. Dengan begitu pendidikan sebagai proses untuk melestarikan keragaman, dan melawan segala bentuk yang merongrong kesatuan.
ADVERTISEMENT