Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Perilaku Menyikapi Sifat Kearifan Lokal dalam Sudut Pandang Islam
6 Juni 2022 21:40 WIB
Tulisan dari Andas Nidaa'an Khofiyya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kearifan lokal sebagai salah satu aset daerah. Dikatakan demikian karena kearifan lokal merupakan identitas atau perilaku kebiasaan peninggalan nenek moyang yang khas di daerah tersebut. Indonesia dengan berbagai macam ragam, suku, dan budaya yang khas pastinya memiliki berbagai macam kearifan lokal yang berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya. Contohnya tradisi wetonan dan upacara tingkeban yang ada di daerah Jawa Timur.
Sifat Kearifan Lokal
ADVERTISEMENT
Jika perilaku di atas merupakan perilaku yang juga diterapkan dalam beragama seperti dalam Islam terdapat surat Al-Isra' ayat 23-24 yang artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya". Dapat disimpulkan bahwa ayat tersebut menjelaskan tentang larangan anak berkata kasar. Dan diwajibkan untuk bertutur kata yang mulia kepada orang tua.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana dengan kearifan lokal yang menyimpang dari keyakinan insan (manusia) yang beragama? misalnya kepercayaan masyarakat yang mewarisi budaya atau tradisi kuno ketika mengubur ari-ari yang di dalamnya disertai dengan benda-benda tertentu dengan keyakinan agar ketika dewasa pemilik ari-ari tersebut memiliki kehidupan yang terang. Padahal dalam islam hal tersebut dapat dikatakan syirik yakni perbuatan yang menyekutukan Allah. Mempercayai segala sesuatu kecuali kepada Tuhan. Hal ini juga dijelaskan pada surat An-Nisa' ayat 36 yang artinya “Sembahlah Allah semata dan janganlah berbuat syirik kepada Allah dengan sesuatu apapun". Mengubur ari-ari tidaklah dilarang akan tetapi kuburlah sewajarnya tanpa adanya kepercayaan tertentu agar tidak menimbulkan perbuatan syirik.
Sikap Dalam Mengambil Keputusan
Menyikapi berbagai macam hal tersebut, sebagai generasi penerus bangsa, kita harus dapat bersikap selektif dalam mengambil segala keputusan dengan menyaring segala informasi yang kita terima. Sehingga apa yang patut dilakukan maka mari kita lakukan. Dan apa yang tidak patut untuk dilakukan maka mari kita tinggalkan. Namun, hal tersebut tidaklah terlepas dari apa yang kita yakini, jikalau bertentangan maka sebagai makhluk yang beriman kita wajib lah untuk meluruskannya dengan apa yang kita pahami dan ketahui. Terlebih saat ini banyak media online yang dapat digunakan untuk mengakses apa yang tidak kita tahu.
ADVERTISEMENT