Konten dari Pengguna

Jalur Jalan ke Cisanti, Hulu Sungai Citarum dari Kota Bandung

Andes Sukoco
Traveller, fotografi, Love Music
16 Maret 2018 14:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andes Sukoco tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bosan dengan liburan di sekitar kota Bandung dan wisata lain yang selalu ramai pengunjung? Coba pengalaman baru menjelajah ke Situ Cisanti, di selatan Kota Bandung. Bahkan Presiden Jokowi juga pernah ke sini loh.
ADVERTISEMENT
Situ Cisanti merupakan hulu sungai Citarum atau kilometer nol-nya sungai terpanjang dan terbesar di Jawa Barat itu. Lokasinya sekitar 60 km dari pusat Kota Bandung, tepatnya Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.
Jalur ke Situ Cisanti dari bisa mengambil arah lewat Jalan Buah Batu kemudian ke Bojongsoang hingga sampa alun-alun Ciparay.
Dari Pusat kota Ciparay, kemudian ambil ke kanan arah Pacet. Jalannya mulai menanjak dan berkelok. Namun, sepanjang perjalanan dari Ciparay hingga Cisanti Anda akan disuguhkan pemandangan pedesaan dengan panorama sawah, dan kebun sayuran yang memanjakan mata.
Asik buat touring menggunakan sepeda motor bersama teman-teman. Waktu yang dibutuhkan sekitar 2,5 jam-3 jam dari pusat kota.
Ada beberapa jalan yang sempit, namun jangan khawatir, jalur ke Situ Cisanti sekarang sudah bagus, sekitar 90% sudah dibeton. Menggunakan mobil bersama keluarga juga sangat aman, karena tidak ada tanjakan ekstrem seperti halnya jalur ke Punclut, Ciumbuluit.
ADVERTISEMENT
Situ Cisanti dulu sangat jarang dikunjungi, hanya kelompok pecinta alam dan lingkungan saja yang datang untuk kemping. Atau para peziarah yang mengunjungi beberapa situs sejarah. Sebab, selain jalannya kurang bersahabat, Cisanti penuh cerita mistis sehingga kesan angker masih melekat.
Kini, pengelola Situ Cisanti yaitu Perum Perhutani, membuat danau seluas 7 hektare ini lebih berwarna. Ada tulisan besar Kilometer 0 pernuh warna warni. Pengelola juga membuat dermaga cinta dengan tulisan I LoveYou dan sebuah perahu bertuliskan Bahtera Cinta. Tentu saja ini untuk memfasilitasi para pemburu selfie alias swafoto.
Tiket masuk per September 2017, dipatok Rp15.000 per orang, dan biaya parkir Rp3000 untuk motor serta Rp8.000 untk mobil. Tarif ini naik dibandingkan beberapa waktu sebelumnya yang masih Rp10.000
ADVERTISEMENT
Dengan berbagai perubahan itu, Cisanti kini ramai dikunjungi wisatawan, baik dari sekitar Kabupaten Bandung, Kota Bandung, maupun dari luar kota.
Sayang, peningkatan kunjungan ini tidak dibarengi dengan perbaikan dan penambahan fasilitas. Untuk parkir mobil, memang agak luas, namun untuk fasilitas musola dan toilet, harus diperbaiki lagi. Apalagi dengan tarif masuk yang sudah naik.
“Tempat solatnya sempit dan kecil, harus dibersihkan dan diperluas, agar pengunjung mau kembali datang ke sini, dan merasa nyaman,” kata Yudi Hadiandi, pengunjung asal Ciparay.
MITOS CISANTI
Situ Cisanti dikelilingi perkebunan teh Talun Santosa, dan sejumlah gunung yaitu, Gunung Wayang, Windu, dan Gunung Rakutak sehingga udaranya sangat dingin dan mudah berkabut.
Cisanti merupakan danau buatan yang menampung air dari 7 mata air utama Sungai Citarum. Yakni mata air Pangsiraman, Cikolebere, Cikawadukan, Cikahuripan, Cisadana, Cihaniwung, dan Cisanti. Warga sekitar menyebut kawasan mata air ini dengan sebutan terhormat, yaitu mastaka Citarum atau kepala Citarum.
ADVERTISEMENT
Mitosnya setiap mata air memiliki kesaktian. Misalnya, mata air Cikawadukan untuk memperoleh kesaktian, mata air Pangsiraman menjadi tempat mandi bagi pengunjung yang hendak mencari jodoh, jabatan atau kekayaan. Mata air Cikahuripan untuk mendapatkan ketenangan batin. Mitos ini masih tetap menjadi cerita di kalangan masyarakat Sunda dan warga sekitar.
Suasana mistis juga terasa dengan adanya makam Pangeran Ranggawulung Mayang Ciwe di dekat mata air Pangsiraman, Situs petilasan Dipati Ukur, dan Pangeran Jagatrasa. Para peziarah yang datang dari berbagai daerah percaya, bahwa kawasan Situ Cisanti merupakan tempat petilasan Sembah Dalem Dipati Ukur yang merupakan tokoh sejarah Sunda. Beliau adalah Wedana para Bupati Priangan bawahan Mataram pada abad ke-17 yang ikut memimpin sebuah pasukan besar untuk menyerang Belanda di Batavia (1628) atas perintah Mataram.
ADVERTISEMENT
Jadi, sudah siap berkemas? Ayo isi weekend Anda ke Situ Cisanti!