Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Menulis dan Bekerja
10 Juni 2022 12:59 WIB
Tulisan dari Andhika Okturi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh :
Andhika Okturi
Mahasiswa Sastra Indonesia Univ. Pamulang
ADVERTISEMENT
Banyak orang merasa sibuk hingga tidak ada waktu menulis. Apa iya? Menurut saya, ini tidak sepenuhnya benar. Ada orang yang sibuk bekerja, tapi disela-sela waktu ada waktu untuk menulis. Menulis sambil bekerja itu justru mengasyikan, Anda hanya perlu mengatur waktu dan membiasakan pada waktu tertentu untuk menulis.
Sibuk bekerja menjadi cara jitu agar tidak menulis. Seolah-olah, bagi yang sudah bekerja memang tidak ada waktu untuk menulis. Justru, disela-sela waktu senggang kita bekerja, kita manfaatkan untuk menulis apa saja. Selama tulisan itu bermanfaat, maka akan selalu ada pembacanya.
Jika sudah terbiasa, maka bisa jadi menjadi hobi. Jika sudah menjadi hobi, maka menulis bukan lagi beban, tapi menyenangkan. Jika setiap hari kita menulis, tanpa terasa, maka jika sudah berlembar-lembar, bisa kita terbitkan menjadi buku.
ADVERTISEMENT
Jika ada pandangan, bahwa menulis itu susah, maka mindset kita harus ubah, bahwa menulis itu mudah dan menyenangkan. Ubah menulis itu menjadi hobi, maka menulis bukan beban dan menulis itu menyenangkan dan menghasilkan cuan.
Tidak cukup niat, tapi juga tekad dan dibuktikan dalam langkah kongkrit. Sejulid apapun tulisan kita, pasti ada pembacanya. Jadi, tidak usah khawatir tidak dibaca. Menulis saja apa yang kita senangi, sukai, kuasai dan alami. Menulislah hal-hal yang menyenangkan dan bermanfaat.
Menunggu adalah hal yang tidak disukai. Sambil menunggu, disela-sela waktu bisa kita manfaatkan untuk membaca atau menulis. Misalnya, ketika sedang menunggu ojek online, kita manfaatkan waktu untuk menulis. Waktu pun tidak terbuang percuma.
Menulislah dari hal yang kita suka dulu. Dulu, saya suka menulis diary dan puisi. Ketika patah hati, saya bisa menuangkan dalam bentuk puisi. Setiap yang saya alami, rasakan, saya berusaha untuk menuliskannya.
ADVERTISEMENT
Saat ini pun saya sedang belajar menulis artikel populer yaitu reportase dan opini. Memang tidak mudah mengirimkan tulisan ke berbagai media berita online. Persaingannya sangat ketat.
Terkadang saya sering kesal, lantaran tulisan saya ditolak oleh media tersebut. Hal ini menjadi tantangan untuk saya, sekaligus mengevaluasi, bahwa ada beberapa alasan tulisan saya kenapa ditolak oleh editor media tersebut.
Tapi saya terus berusaha dan berusaha. Pada akhirnya, tulisanya terbit juga. Bagi saya, itu adalah hal yang membahagiakan. Sebab, dari sekian tulisan, ternyata tulisan kita mampu bersaing dengan penulis lain.
Jika anda pekerja, cobalah menulis hal yang anda geluti dan hal-hal yang menyenangkan lainnya. Pilihlah waktu khusus untuk menulis. Cobalah menulis dipagi hari. Saat suasana tenang, sunyi dan pikiran masih jernih. Bisa juga malam hari, ketika sudah sepi dan hening.
ADVERTISEMENT
Menulislah semampunya, walaupun hanya satu lembar. Tak terasa, tulisan bisa dijadikan buku. Hal itu juga yang sering dilakukan oleh penulis ternama, Sebut saja Adrea Hirata, sebelum menjadi novelis, ia juga seorang pekerja, tapi ia mampu memanfaatkan waktu untuk menulis novel. Dengan menulis, ia mampu mengangkat sekolah dan kampungnya pulau Belitung Provinsi Bangka Belitung
Tere Liye juga dulu pernah bekerja sebagai akuntan. Menulis artikel tentang ekonomi. Disela sibuknya, ia masih bisa menulis. Bahkan, banting stir menulis novel. Siapa sangka, novelnya laku keras dipasaran dan digandrungi kawula muda.
Salah satu manfaat menulis adalah menambah wawasan dan pengetahuan. Memperoleh relasi dan semakin dikenal. Skil menulis akan selalu dibutuhkan dalam profesi apapun. Seseorang yang mempunyai karya tulis akan mendapat penghormatan di tengah masyarakat dan menjadi penulis adalah profesi yang mulia.
ADVERTISEMENT
Begitu banyak manfaatnya, hingga tidak bisa disebutkan satu persatu. Manfaatnya pun akan terasa dalam segala profesi dan beragam situasi. Namun, menulis belum menjadi budaya di negeri ini. Butuh kolaborasi dan sinergi antar anak bangsa, agar minat menulis semakin tinggi.
Pramoedya Ananta Toer adalah penulis yang saya kagumi. Walaupun saya tidak hidup sezamannya, tapi saya bisa membaca dan menikmati karya-karyanya. Walaupun beliau sudah wafat, tapi karyanya akan selalu dikenang dan hidup. “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi salam ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah”. Begitulah ungkapan Pramoedya dalam memberikan inspirasi untuk kita agar selalu menulis.
Apapun profesinya, cobalah untuk menulis. Menulis butuh keberanian. Jangan takut menuangkan ide dan gagasan besar kita. Jika ingin mengenal dunia, membacalah. Jika ingin dikenal dunia, maka menulislah.
ADVERTISEMENT