Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
PB Djarum Hentikan Audisi, Terima Kasih KPAI
11 September 2019 19:28 WIB
Tulisan dari edhie prayitno ige tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Alhamdulillah, akhirnya PB Djarum introspeksi diri dan menutup audisi bulu tangkis yang dicurigai menjadi eksploitasi terselubung anak-anak. Setelah kasak-kusuk, saya akhirnya bertemu dengan Endah, perempuan cantik (namun fiktif) tetangga Ketua KPAI, Susanto.
ADVERTISEMENT
Endah bercerita berdasar gosip di lingkungan RT, Ketua KPAI itu menyebutkan bahwa itu baru satu langkah dari banyak langkah besar KPAI untuk melindungi dan menyejahterakan anak-anak Indonesia.
Sebelum PB Djarum tahu diri dan menghentikan audisi, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memang sudah meminta agar Djarum tak lagi menggelar agenda yang berbau eksploitasi terhadap anak dan pengembangan bibit muda.
“Di RT kami ramai itu, Mas. Kabarnya, Presiden dan para Menteri juga setuju. Kepada tetangga saya yang di KPAI itu, Pak Presiden bilang lagi fokus kerja dan mau memindahkan ibu kota. Jadi enggak mau direpotkan hal beginian,” kata Endah.
Di kumparan.com sendiri disebutkan bahwa Susanto juga menyebutkan bahwa pihaknya tak menyetop audisi bulu tangkis. KPAI bahkan mendorong semua pihak mendukung anak-anak Indonesia bisa mengembangkan bakat dan minat.
ADVERTISEMENT
Susanto juga menjelaskan PB Djarum bukan berhadapan dengan KPAI. Namun ada aturan yang tegas mengatur masalah tersebut dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
"Dalam UU 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak maupun PP No 109 Tahun 2012. PP tersebut telah melarang bahwa perusahaan rokok dalam menyelenggarakan kegiatan dilarang menampilkan logo, merek, atau brand image produk tembakau," kata Susanto.
Rencananya, semua yang berkaitan dengan branding produk tembakau akan diminta berubah nama atau dibubarkan. Seluruh gudang garam di Indonesia juga akan dibekukan dan Indonesia bisa leluasa mengimpor garam tanpa harus menyimpannya di gudang.
“Alasan pengembangan bibit muda juga tak masuk akal. Mengingat pada UU No 12 Tahun 1992 Tentang Budidaya Tanaman tidak diperbolehkan suatu pihak mengembangkan bibit muda yang belum tersertifikasi,” kata Endah.
ADVERTISEMENT
Sebagai gantinya, KPAI akan memperbanyak dan mencarikan sponsor audisi idol-idolan di TV Swasta. Sebab hal itu jelas memberi hiburan masyarakat dengan drama-dramanya. Juga menjadi mesin penggerak ekonomi melalui pembelian pulsa dan kuota internet saat masyarakat hendak mendukung jagoannya.
Sedangkan bulu tangkis bisa apa? Alih-alih menggerakkan ekonomi, yang terjadi justru memboroskan. Juara-juara kelas dunia seperti Kevin Sanjaya, Liem Swie King, Haryanto Arbi, dan sederet pemain bulu tangkis itu hanya menguras devisa negara dengan pemberian bonus.
“Soal medali emas yang disumbangkan, toh itu tak benar-benar disumbangkan. Lagian kalau benar-benar disumbangkan, medali emas itu dijual juga cuma laku berapa,” kata Endah.
KPAI menyebut PB Djarum memang tidak jelas eksploitasi apa yang dimaksud, jika merujuk pada UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Pasal 66 terkait perlindungan khusus bagi anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual. Namun, secara norma dan etika PB Djarum telah melanggarnya.
ADVERTISEMENT
Tugas KPAI melindungi anak-anak memang berat. Apalagi berdasar norma yang berlaku, tugas anak-anak di dunia ini hanyalah bermain dan belajar. Tugas tambahan adalah membanggakan dan menjawab harapan orang tua.
“Itu masih bagus, orang tua yang menyertakan anaknya dalam audisi tak dihukum. Jangan sampai anak-anak disuruh mengikuti audisi bulu tangkis dan jika gagal, mereka kecewa dan frustasi dan rentan punya keinginan bunuh diri,” kata Endah.
Sebenarnya, ada juga model audisi yang digelar TV Swasta yakni model Pildacil, Pemilihan Dai Cilik. Bedanya, mereka kan enggak disuruh lari-lari, enggak disuruh push up untuk menguatkan bahu, enggak disuruh sit up untuk menguatkan pinggang. Intinya dalam audisi dai cilik itu tak ada kegiatan yang sifatnya membuat badan lelah.
ADVERTISEMENT
Atau bisa juga melibatkan anak-anak dalam lembaga yang punya fokus pengembangan bakat anak-anak, yakni Tim Operasional JKT48 atau lebih sering disebut JOT. Meskipun jika ibu kota baru dipindah, namanya mungkin akan ganti juga.
Nah, JKT48 sudah menggelar audisi dan pembukaan member baru sejak 2011. Mendingan diikutkan audisi macam ini seperti anak-anak kota, daripada ikut perusahaan rokok. Tak ada jeleknya gabung mengembangkan kebudayaan Wibu.
Amanina Afiqah Ibrahim (13 tahun) yang kita kenal dari iklan Oreo itu salah satu yang turut terlibat dalam audisi tersebut. Untung saja lolos, coba enggak ya, susah cari bibit member terbaik mereka. Belum lagi nama-nama member di bawah umur yang bekerja di manajemen JKT48 seperti Eve Antoinette Ichwan (15), Adhisty Zara (16 tahun), dan Aurel Mayori Putri (13 tahun).
ADVERTISEMENT
Lha, kalau Kevin Sanjaya, Liem Swie King itu kan aneh. Kalau hanya bisa memperdengarkan lagu Indonesia Raya di dunia internasional, juga bukan prestasi yang layak dibanggakan. Para buruh migran itu kalau ngumpul-ngumpul juga sering kali diam-diam memutar lagu Indonesia Raya.
“Kami awalnya menentang. Tapi setelah dijelaskan, kami mendukung KPAI. Membubarkan audisi PB Djarum ini bukan semata-mata karena rokok. KPAI sudah berpikir lima langkah ke depan, tujuan utamanya mendaftarkan anak-anak kepada JKT48 atau Pildacil. Itu aset akhirat. Kalau dibilang audisi PB Djarum terkait dengan tembakau, jelas itu bohong karena dalam audisi itu tidak menghadirkan promosi rokok,” kata Endah.