Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Upaya Sekolah Anak Muda Merawat Pengetahuan dan Praktik Agama Lokal di Indonesia
3 Mei 2023 17:50 WIB
Tulisan dari Andi Alfian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sekolah Anak Muda atau SEKAM adalah salah satu komunitas orang-orang muda yang anggotanya tersebar di tiga kota besar di Indonesia, yakni di Yogyakarta, Makassar, dan Kupang.
ADVERTISEMENT
Seperti yang tercantum di profil media sosialnya, @sekolahanakmuda , SEKAM berupaya memperkenalkan filsafat lokal dan pendidikan toleransi kepada generasi yang lebih muda untuk mengembangkan pemahaman mereka tentang beragamnya pilihan hidup dan kebebasan.
Selain fokus pada program pendidikan yang berbasis pada toleransi dan kebebasan, SEKAM juga menyalurkan perhatiannya pada aktivitas pengarsipan dan pendiseminasian budaya nusantara, agama leluhur, masyarakat adat, dan kelestarian lingkungan.
SEKAM telah melaksanakan berbagai program di topik-topik tersebut, di antaranya, misalnya, Anak Muda Mengajar di masyarakat Adat Bara, Sulawesi Selatan, dan diskusi YouthEco di Yogyakarta.
Pada 10 April 2023 yang lalu, SEKAM telah meluncurkan Open Call for Articles untuk program barunya, Jurnal Indigenous Philosophies Initiative atau INPHIES.
Jurnal INPHIES adalah salah satu program Sekolah Anak Muda yang bertujuan untuk mengarsipkan dan menyebarkan pengetahuan dan praktik agama lokal dari berbagai wilayah di Indonesia yang akan dikemas dalam bentuk jurnal atau majalah mini (mini-zine).
ADVERTISEMENT
Jurnal INPHIES ini menerima esai ilmiah-populer dengan tema utama filsafat adat dan agama lokal meliputi pengetahuan dan praktik hidup masyarakat adat di berbagai daerah di nusantara.
“Di program ini, kami menerima tulisan apapun yang berkaitan dengan praktik hidup masyarakat lokal di Indonesia yang kurang-lebih menggambarkan penghayatan mereka atas agama yang mereka anut,” ujar Isak Oematan saat saya wawancarai.
Sebagai Direktur Program dari Jurnal INPHIES, Isak Oematan juga menjelaskan bahwa Jurnal INPHIES akan diterbitkan oleh Sekolah Anak Muda di tanggal 25 di setiap bulannya secara digital mulai dari 25 Mei 2023. Artikel-artikel yang terbit di INPHIES selama setahun, berdasarkan pengakuan Isak Oematan, akan dikumpulkan dan diterbitkan dalam bentuk buku cetak.
“Kami berharap bisa membuat program ini sustain. Kami akan menerbitkan jurnal kecil ini di setiap tanggal 25 di setiap bulannya dan akan menerbitkan semua artikel yang masuk ke kami dalam rentang setahun menjadi buku cetak,” jelas Isak Oematan selepas rapat redaksi pada Jumat malam (14/04) di Kopa Kopi Purwanggan, Pakualaman, Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Jurnal INPHIES memprioritaskan isu-isu yang berkaitan dengan agama yang dianut oleh masyarakat adat atau masyarakat lokal di Indonesia dari berbagai disiplin. Berdasarkan pemaparan laki-laki asal Kupang ini, siapapun bisa terlibat dan ikut serta dalam program INPHIES ini.
“Semua orang bisa terlibat dalam program pendokumentasian pengetahuan agama lokal ini. Cukup dengan mengirimkan tulisan mereka yang memenuhi beberapa ketentuan,” ungkap Isak Oematan sambil memperlihatkan poster yang berisi ketentuan di ponselnya.
Tujuan utama dari program Jurnal INPHIES adalah mendokumentasikan pengetahuan dan praktik hidup penghayat agama lokal di Indonesia sehingga bisa dibaca lebih banyak anak muda. Oleh karena itu, bentuk artikel harus ditulis dalam bentuk populer, baik dalam bentuk esai atau kolom maupun dalam bentuk ulasan semi-ilmiah.
ADVERTISEMENT
“Tulisan minimal 500 kata dan maksimal 1500 kata, kalau ada referensinya, sudah termasuk di situ. Kami juga menerima gambar-gambar. Biasanya, gambar-gambar juga lebih bagus mendokumentasikan pengetahuan lokal. Jadi bisa dikirim juga. Untuk tahu lebih lanjut tentang ketentuan program ini, bisa diakses dengan mengklik tautan bit.ly/inphies ,” tutur Isak Oematan.
Melalui program INPHIES, Sekolah Anak Muda berharap dapat menyediakan wadah bagi anak muda untuk bisa mengeksplorasi lebih dekat dan lebih dalam terkait praktik agama lokal di sekitar mereka.
“Kami berharap, dengan adanya program ini, teman-teman di Sekolah Anak Muda bisa turut berkontribusi dalam melestarikan pengetahuan adat yang kaya di Indonesia,” papar Isak Oematan.
Live Update