Konten dari Pengguna

Evaluasi Kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Hasil Pertanian

LA ODE ANDI
Nama: La Ode Andi Mahasiswa IPB university
27 Oktober 2024 13:39 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari LA ODE ANDI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto penulis melakukan pembajakan sawah
zoom-in-whitePerbesar
Foto penulis melakukan pembajakan sawah
ADVERTISEMENT
Harga pertanian di Indonesia menunjukkan tren yang positif pada tahun 2024, terutama terkait dengan Nilai Tukar Petani (NTP) yang mengalami peningkatan signifikan.
ADVERTISEMENT
BPS Indonesia (2024) merilis Peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). Pada bulan Juni 2024, NTP tercatat sebesar 118,77 , meningkat 1,77% dibandingkan bulan sebelumnya. Harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 5,64% , meskipun harga beras premium di penggilingan turun 0,75%. Juli 2024, NTP mencapai 119,61 , dengan kenaikan 0,70% . Harga GKP di tingkat petani naik 5,28% , sedangkan harga beras premium meningkat 2,63%. Agustus 2024 : NTP tercatat sebesar 119,85 , meskipun harga GKP mengalami penurunan sebesar 1,15% . Harga beras premium juga turun 1,19%.
Faktor yang mempengaruhi harga gabah kering panen
ADVERTISEMENT
Mengapa masih banyak petani yang tidak mengetahui harga HPP gabah kering panen?
Kurangnya Informasi dan sosialisasi, meskipun pemerintah mendirikan HPP, sosialisasi mengenai harga tersebut sering kali tidak menjangkau seluruh petani, terutama di daerah terpencil. Banyak petani yang mengaku tidak pernah mendapatkan informasi resmi mengenai HPP, sehingga mereka tidak mengetahui bahwa harga gabah kering panen telah ditetapkan. Informasi tentang HPP sering kali disampaikan melalui media massa atau saluran resmi yang mungkin tidak dapat diakses oleh semua petani. Sebagian besar petani mengandalkan informasi dari mulut ke mulut atau media sosial, yang bisa jadi tidak akurat atau terlambat.
Beberapa petani tinggal jauh dari pusat informasi atau kantor pemerintah, sehingga sulit bagi mereka untuk mendapatkan informasi terkini mengenai kebijakan dan harga HPP. Keterbatasan akses ini membuat mereka kurang mendapat informasi tentang hak dan peluang mereka. Program pemerintah untuk membeli gabah dari petani secara langsung (jemput gabah) belum sepenuhnya berjalan efektif di semua daerah. Hal ini membuat banyak petani merasa terasing dari kebijakan pemerintah dan tidak mengetahui tentang HPP.
ADVERTISEMENT
Kebijakan HPP mempengaruhi kehidupan sehari-hari petani
1. Pendapatan Petani
HPP memberikan jaminan harga minimum bagi petani, yang membantu mereka mendapatkan pendapatan yang lebih stabil. Ketika HPP ditetapkan, petani memiliki harapan untuk menjual gabah mereka dengan harga yang lebih baik, yang dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka. Penelitian Ahyar Ismail dkk (03/04/2013) menunjukkan bahwa peningkatan HPP dapat menyebabkan surplus pendapatan bagi petani. Misalnya, simulasi ramalan menunjukkan bahwa kenaikan HPP sebesar 9,54% dan 15% dapat meningkatkan surplus petani padi masing-masing sebesar Rp 163.512.309 dan Rp 257.292.128
2. Stabilitas Pasar
Kebijakan HPP bertujuan untuk mengurangi fluktuasi harga gabah di pasar. Dengan adanya acuan harga, pemerintah dapat melakukan intervensi ketika harga pasar turun di bawah HPP, sehingga petani tidak mengalami kerugian besar. Keterlambatan dalam penerapan kebijakan HPP sering kali menguntungkan pedagang pengumpul dan pabrik penggilingan beras, yang dapat membeli gabah dari petani dengan harga lebih rendah sebelum kebijakan diterapkan
ADVERTISEMENT
3. Persepsi dan Motivasi Petani
Persepsi petani terhadap kebijakan HPP sangat penting. Jika petani merasa bahwa kebijakan ini tidak efektif atau tidak menguntungkan, hal ini dapat mempengaruhi motivasi mereka untuk meningkatkan produksi padi. Penelitian menunjukkan bahwa keaktifan kelompok tani dan pengetahuan tentang kebijakan HPP berpengaruh positif terhadap persepsi petani. Meskipun ada harapan dari kebijakan ini, banyak petani masih meragukan efektivitasnya, terutama jika mereka merasa harga yang diterima tidak sesuai dengan HPP yang ditetapkan
4. Kualitas Produksi
Dengan adanya HPP, petani didorong untuk meningkatkan kualitas gabah mereka agar sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk mendapatkan harga yang lebih baik. Hal ini berpotensi meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian secara keseluruhan.
Lambatnya kebijakan HPP mempengaruhi kesejahteraan petani
ADVERTISEMENT
Harga yang tidak stabil, keterlambatan dalam penetapan HPP sering kali menyebabkan harga gabah di pasar menjadi tidak stabil. Petani mungkin terpaksa menjual gabah mereka pada harga yang lebih rendah sebelum HPP ditetapkan, sehingga mereka kehilangan potensi pendapatan yang seharusnya bisa diperoleh jika HPP diterapkan tepat waktu.
Dominasi pedagang pengumpul, keterlambatan kebijakan HPP cenderung menguntungkan pedagang pengumpul dan pabrik penggilingan beras, yang dapat membeli gabah dari petani dengan harga lebih rendah sebelum kebijakan tersebut berlaku. Hal ini mengurangi keuntungan yang seharusnya didapat petani dari penjualan gabah mereka.
Motivasi bertani, ketidakpastian mengenai harga dapat mempengaruhi keputusan petani untuk berinvestasi dalam produksi. Jika petani merasa bahwa harga gabah tidak stabil atau tidak menguntungkan, mereka mungkin akan mengurangi luas lahan tanam atau mengurangi input produksi, yang pada akhirnya dapat menurunkan hasil panen dan pendapatan di masa mendatang
ADVERTISEMENT