Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 memunculkan kembali beberapa masalah klasik dalam pengelolaan sistem senjata Indonesia. Tulisan ini berusaha untuk merangkum masalah-masalah tersebut dalam satu terminologi inti: pendekatan daur hidup (life cycle) sistem senjata.
Pendekatan daur hidup menuntut diterapkannya perencanaan jangka panjang berkesinambungan untuk mengoperasikan suatu sistem senjata tertentu. Daur hidup sistem senjata idealnya diawali sejak proses rancang bangun senjata, terutama untuk mendapatkan karakter senjata yang sesuai dengan kriteria ancaman, topogorafi, iklim, dan kriteria fisik prajurit yang akan mengawaki senjata.
Proses rancang bangun ini dilanjutkan ke tahap pembuatan purwarupa yang bukan saja menguji aplikasi rancang bangun senjata, namun juga mengkaji kalkulasi industri untuk memproduksi senjata serta standar-standar pengamanan dan keselamatan operasional sistem senjata.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814