Konten dari Pengguna

Gedung Perundingan Linggarjati Saksi Bisu Perjuangan Diplomasi Bangsa Indonesia

Andien Nurul Rinjani
Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Negeri Semarang 2020
27 April 2022 18:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andien Nurul Rinjani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gedung Perundingan Linggarjati, Kuningan Jawa Barat ( Foto : Andien Nurul Rinjani)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Perundingan Linggarjati, Kuningan Jawa Barat ( Foto : Andien Nurul Rinjani)
ADVERTISEMENT
Gedung Perundingan Linggarjati adalah sebuah bangunan bergaya khas Belanda. Pada awal tahun 1918 gedung ini hanya berupa rumah sederhana milik seorang wanita bernama Jasitem yang kemudian menikah dengan seorang pria asal Belanda. Rumah ini banyak mengalami perbaikan, namun setelah selesai diperbaiki rumah ini dijual kepada seorang Belanda bernama Von Ost Doom. Hingga pada tahun 1930 rumah ini kembali diperbaiki dengan lebih memperbesar luas bangunannya. Rumah ini kemudian disewakan kepada seorang Belanda yang bernama Hetker untuk dijadikan sebuah hotel. Pasca proklamasi, hotel ini berganti nama menjadi Hotel Merdeka. Tempat Ini kemudian dipilih sebagai tempat perundingan yang menjadi saksi perjuangan diplomasi bangsa Indonesia dalam menghadapi Belanda.
ADVERTISEMENT
Proses terjadinya perundingan Linggarjati
Potret ruang perundingan ( Foto : Andien Nurul Rinjani)
Kekalahan pihak Jepang terhadap sekutu dan penetapan status quo membuka celah bagi pihak Belanda untuk kembali masuki wilayah-wilayah Indonesia, mendekati akhir tahun 1945 Belanda terus melancarkan aksi penyerangan di wilayah kawasan Indonesia yang menimbulkan banyak kekacauan. Melihat kondisi tersebut membuat pihak Indonesia merasa geram dan segera melakukan perlawanan secara terang-terangan. Namun pada ternyata perlawanan ini justru menimbulkan banyak kerugian yang cukup parah bagi Indonesia dan Belanda.
Pada tahun 1946 Perdana Menteri Sutan Sjahrir memilih menempuh jalur diplomatik untuk berunding dengan pihak Belanda. Kedua belah pihak menyetujui untuk berunding dan Inggris bersedia menjadi pihak penengah. Perundingan Linggarjati menghasilkan perjanjian pertama yang diakui secara sah. Salah satu isi perundingan tersebut yaitu pengakuan Belanda secara de facto terhadap Republik Indonesia mencakup wilayah Madura, Jawa, dan Sumatera.
ADVERTISEMENT
Kondisi Gedung Perundingan saat ini
Gedung perundingan Linggarjati berdiri diatas tanah dengan luas sekitar 19.946 m2 memiliki luas bangunan 1052 m2. Gedung ini terletak di Linggarjati, Kuningan Jawa Barat. Hingga kini gedung perundingan ini tetep dikelola dengan baik tanpa merubah bentuk arsitektur yang bergaya art deco, tujuannya untuk tetap menjaga keaslian dari bangunan tersebut. Memasuki ruangan terdapat kursi, miniatur, bendera dari pihak delegasi, beberapa foto pada saat perundingan berlangsung, dan meja yang posisinya saling berhadapan.
Sumber :
Ekadjati, Edi S. (1987). Momen Perjuangan Daerah Jawa Barat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional : Jakarta.
Abdul, M. (2018). Perjuangan Jalur Diplomasi Sejarah Perundingan Linggarjati 1946- 1949. digilib.uinsgd.ac.id. Vol. 2.
ADVERTISEMENT
Sundari, Azmi Maya.( 2013). Perjuangan Diplomasi Mempertahankan Negara kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945-1950 [skripsi] Jember (ID): Universitas Negeri Jember.