Bursa Perdagangan Kripto Asal Indonesia Mendapat Pendanaan 113 Juta Dolar

Andika Dwi Pradityo
Saya merupakan lulusan dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Konten dari Pengguna
7 Juni 2022 20:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andika Dwi Pradityo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi "Pintu". Foto:unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi "Pintu". Foto:unsplash.com
ADVERTISEMENT
Platform perdagangan kripto asal Indonesia yang bernama "Pintu" telah mendapatkan pendanaan baru dari Pantera, Lightspeed dan masih banyak lagi. Pendanaan ini akan membuat "Pintu" untuk memantapkan posisi sebagai platform perdagangan mata uang digital atau cryptocurrency terbaik di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Total pendanaan untuk "Pintu" sebesar 113 juta dolar yang termasuk dalam kategori seri B. Investor yang termasuk dalam pendanaan yaitu Pantera Capital, Lightspeed India Partners, Intudo Ventures dan Northstar Group.
Pendanaan pada "Pintu" ini terjadi saat volume mata uang digital atau cryptocurrency sedang menurun. Hal ini terjadi karena sentimen pasar di seluruh dunia sedang bearish. Pendiri serta CEO "Pintu" yaitu Jeth Soetoyo mengatakan bahwa "Pintu" akan berusaha menjadi platform terbaik mulai tahun ini dan menutup kerugian yang terjadi akibat bencana Terra yang merupakan produk andalan "Pintu".
Soetoyo melanjutkan bahwa sebagian investor sudah mengetahui posisi "Pintu" pada pasar perdagangan kripto Indonesia dan nyaman mendukung hal tersebut. Namun, Soetoyo setuju bahwa lingkungan penggalangan dana sekarang menjadi lebih sulit terutama untuk ide-ide baru dan startup yang sedang merintis.
ADVERTISEMENT

"Pintu" memperkuat posisi di Indonesia.

"Pintu" hadir pada bula April 2020 yang merupakan salah satu dari tiga besar dalam bursa kripto Indonesia. "Pintu" sendiri tidak secara langsung mengungkapkan volume perdagangan kripto yang mereka miliki. Selain itu, saingan utama "Pintu" di Indonesia yaitu Indodax dan Tokocrypto.
Dengan sumber pendanaan baru yang telah "Pintu" terima untuk terus tumbuh dan menjadi yang terbaik dalam bursa perdagangan kripto di Indonesia. Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara terpadat ini membuat "Pintu" sangat optimis. "Pintu" menawarkan akses langsung untuk produk dan layanan baru seperti DeFi serta NFT.
Untuk memenuhi ambisi mereka "Pintu" berencana memanfaatkan pendanaan yang tersebut dengan menggandakan jumlah pergawai saat ini sekitar 200 orang dalam dua tahun. Nantinya jumlah pegawai baru ini akan berada pada berbagai posisi serta fungsi untuk mempekuat posisi mereka.
ADVERTISEMENT
Apa yang "Pintu" lakukan ini sangat berbanding terbalik dengan yang Coinbase dan Gemini alami. Mereka melakukan pemotongan jumlah pegawai serta berhenti proses perekrutan sementara. Hal ini pun memperkuat pernyataan Soetoyo bahwa mereka tidak memberhentikan staff dan tidak ada rencana untuk hal tersebut.
Sebagai salah satu bursa terkemuka di Indonesia "Pintu" mengklaim memiliki lebih dari empat juta pengguna. Terdapat total lebih dari 12 juta pengguna pedagang kripto di Indonesia dibandingkan dengan 7 juta pedagang ekuitas menurut data dari badan pengawas perdagangan berjangka komoditi (Bappepti).
"Pintu" yang telah terdaftar serta memiliki lisensi oleh Bappeti berencana untuk meningkatkan lebih banyak pengguna pada plaform mereka. Kondisi bursa mata uang digital yang saat ini menurun atau bearish tidak akan mempengaruhi rencana perusahaan. Hal ini karena "Pintu" telah memiliki rencana jangka panjang dan mengabaikan pergerakan bursa pasar sekarang.
ADVERTISEMENT
Pendanaan Seri B membawa total aset milik "Pintu" mencapai lebih dari 150 juta dolar. Pada bulan Agustus 2021 perusahaan "Pintu" sempat menerima pendanaan sekitar 35 juta dolar dengan kategori Seri A.
Mengingat usia "Pintu" yang masih muda membuat mereka saat ini belum memiliki exit plan. Selain itu, "Pintu" mungkin akan berinvestasi pada beberapa startup yang cocok secara strategis guna memperkuat posisi di Indonesia.
“Kami berbicara dengan berbagai jenis perusahaan di Indonesia dan global. Tetapi, belum tentu sebagai target akuisisi.” Ujar Soetoyo.