Mengapa Pertukaran Kripto Desentralisasi memiliki Visibilitas yang Buruk?

Andika Dwi Pradityo
Saya merupakan lulusan dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Konten dari Pengguna
31 Mei 2022 15:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andika Dwi Pradityo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Desentralisasi Kripto. Foto:pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Desentralisasi Kripto. Foto:pixabay.com
ADVERTISEMENT
Pertukaran kripto desentralisasi memungkinkan para pengguna untuk berinteraksi antar sesama anggota dalam lingkungana peer-to-peer. Dalam proses desentralisasi ini para pengguna tidak memiliki kendali terhadap dompet centralized. Dana yang berada pada pengguna tidak memiliki tanggung jawab terhadap bursa desentralisasi. Hal ini karena pihak bursa desentralisasi bukanlah sebagai penjaga dana setiap pengguna.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa kasus yang terjadi dompet web para pengguna akan mengaktifkan semua protokol pertukaran desentralisasi yang berada di dunia mata uang digital. Menurut Coin Market Cap, sebanyak 526 pengguna cryptocurrency terdaftar pada saat penulisan ini terjadi. Sebanyak 217 pengguna merupakan pertukaran yang memanfaatkan sistem terdesentralisasi. Sehingga hanya 41,25% pengguna yang melakukan pertukaran mata uang digital atau cryptocurrency dengan menggunakan cara desentralisasi.
Salah satu koin yang menggunakan sistem pertukaran desentralisasi yaitu Uniswap. Dalam waktu 24 jam volume Uniswap menurut Coin Market Cap mencapai sekitar $1,09 miliar. Hal ini berbanding terbalik dengan pertukaran yang menngunakan platform binance yang mencapai $9,73 miliar dalam 24 jam. Uniswap, Pancakeswap dan Kine Protocol merupakan koin pertukaran cryptocurrency terdesentralisasi yang memiliki peringkat tertinggi. Sedangkan, pertukaran terdesentralisasi dengan peringkat terendah adalah SashimiSwap, BEPswap dan Unifi Protocol DAO.
ADVERTISEMENT
Pertukaran kripto yang terdesentralisasi memiliki beberapa kelebihan seperti tidak ada peraturan, biaya transaksi yang rendah, tidak adanya larangan akun hingga banyaknya opsi perdagangan. Selain itu, banyak yang kontra dengan adanya pertukaran kripto yang terdesentralisasi yaitu manipulasi harga, penipuan perdagangann asest, keamanan yang rendah hingga penipuan pendanaan. Terlepas dari pro dan kontra terkait hal tersebut terdapat beberapa faktor yang membuat visibilitas pertukaran desentralisasi yang buruk yaitu:

Sentimen Negatif

Para investor akan lebih menyukai perdagangan yang berada pada bursa yang terpusat daripada bursa yang memanfaatkan pertukaran desentralisasi. Oleh karena itu, para pemegang kripto lebih menekankan dalam peluncuran token cryptocurrency pada bursa yang terpusat. Hal tersebut menimbulkan sentimen negatif sehingga memengaruhi pertumbuhan serta visibilitas dalam beberapa bursa yang terdesentralisasi. Pertukaran crypto desentralisasi yang berurusan dengan keuangan atau decentralized finance (DeFi) tidak terpengaruh oleh sentimen ini.
ADVERTISEMENT

Likuiditas yang Rendah

Likuiditas mengacu pada kemampuan pemegang aset kripto untuk mengubah aset mereka menjadi uang tunai atau kripto lainnya dengan mudah. Kurangnya pengguna pada bursa yang terdesentralisasi membuat beberapa pemegang aset melakukan penjualan selama berhari-hari tanpa adanya eksekusi karena likuiditas yang rendah. Namun, dana besar pada bursa terpusat memungkinkan hal ini dengan sangat mudah.

Keamanan

Dalam pertukaran kripto yang terdesentralisasi para pengguna akan bertanggung jawab atas keamanan dana mereka miliki. Banyak pengguna yang memiliki kecurigaan dalam menggunakan pertukaran terdesentralisasi. Para pengguna takut akan risiko tinggi karena pertukaran ini menginvestasikan lebih sedikit dana untuk keamanan pengguna.