Konten dari Pengguna

Fakta Unik Suku Baduy Dalam, Mulai dari Kepercayaan sampai Arsitektur Bangunan

Andika Fauzan Satrio
Mahasiswa Ilmu Pendidikan Agama Islam, Universitas Pendidikan Indonesia
2 Agustus 2022 13:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 10 Maret 2024 11:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andika Fauzan Satrio tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Andika Fauzan Satrio bersama bapak Sapri (warga Baduy Dalam). Kredit foto: Andika Fauzan Satrio/pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Andika Fauzan Satrio bersama bapak Sapri (warga Baduy Dalam). Kredit foto: Andika Fauzan Satrio/pribadi
ADVERTISEMENT
Sabtu, 30 Juli 2022, saya berkesempatan untuk mengunjungi Suku Baduy yang terletak di Banten. Banyak hal yang saya dapatkan disana. Berikut sedikit informasi yang akan saya bagi kepada kalian, selamat membaca!
ADVERTISEMENT
Suku Baduy atau yang Urang Kenakes merupakan salah satu etnis masyarakat adat suku Banten yang terletak di Kabupaten Lebak, Banten. Suku tersebut masih memegang teguh kearifan lokal dan ajaran-ajaran leluhur. Populasinya kurang lebih 26.000 jiwa dan terbagi menjadi dua macam, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam.
Ketika disana, saya cukup mudah ntuk membedakan kedua macam Suku Baduy tersebut. Suku Baduy Dalam memakai baju dan kain bermotif lurik berwarna hitam dengan ikat kepala berwarna putih. Sedangkan suku Baduy Luar memakai baju hitam, kain dan ikat kepala berwarna biru.
Selain itu, saya dapat membedakan kedua macam suku Baduy tersebut dari aktivitas sehari-hari. Di Baduy dalam tidak ada yang menggunakan alat elektronik, menghisap rokok, mandi dengan sabun, serta pantangan-pantangan yang lain. Hal tersebut merupakan aturan adat. Sedangkan Baduy Luar, saya melihat sudah banyak masyarakat yang menggunakan alat elektronik, mencuci dengan sabun dan menghisap rokok.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi yang saya cari saat mengunjungi Suku Baduy, berikut 5 fakta menarik dari Suku Baduy Dalam.
1. Kepercayaan Sunda Wiwitan
Masyarakat Baduy Dalam menganut ajaran Sunda Wiwitan yang diwariskan para leluhur melalui lisan. Sunda wiwitan merupakan agama masyarkat Baduy yang menghormati roh karuhun dan nenek moyang (Permana, 2006: 37). Kepercayaan ini mirip dengan ajaran Islam, mereka percaya bahwa alam semesta diciptakan oleh Tuhan yang Maha Kuasa. Mereka juga melaksanakan ibadah puasa selama tiga bulan dalam satu tahun.
2. Larangan Mandi dengan Sabun
Aktivitas bersih-bersih masyarakat Baduy Dalam dilakukan di sungai. Aktivitas bersih-bersihnya pun tidak menggunakan sabun, pasta gigi, dan bahan-bahan kimia yang lain. Mereka menggunakan daun dan batu untuk menggosok-gosok badan. Larangan mandi dengan sabun juga berlaku kepada saya selaku wisatawan. Hal tersebut dimaksudkan untuk melestarikan lingkungan.
ADVERTISEMENT
3. Menikah dengan Pasangan yang Dijodohkan
Foto salah satu warga Baduy Luar. Kredit foto: Andika Fauzan Satrio/pribadi
Di dalam masyarakat Baduy Dalam, masih dikenal sistem perjodohan. Ketika seorang anak di Baduy Dalam telah mencapai umur yang siap menikah, orang tua dari laki-laki bebas memilih perempuan di Baduy Dalam yang diinginkannya. Atau pasangan tersebut diberikan langsung oleh sang Pu’un (kepala adat). Perempuan dan laki-laki yang dijodohkan harus menuruti pilihan tersebut.
4. Larangan Memelihara dan Memakan Kambing
Sama halnya dengan masyarakat di luar Baduy, masyarakat Baduy Dalam memakan nasi sebagai makanan pokoknya. Lauknya bisa berupa ikan, tempe, ayam, dan lain-lain. Akan tetapi masyarakat Baduy Dalam dilarang untuk memelihara dan memakan kambing. Alasan yang saya dengar, kotoran kambing dapat mencemari tanah dan memakan kambing dapat mengakibatkan kolesterol.
ADVERTISEMENT
5. Rumah tanpa Semen dan Paku
Rumah adat di Baduy Luar. Kredit foto: Andika Fauzan Satrio/Pribadi
Rumah adat suku Baduy disebut juga dengan Sulah Nyanda merupakan rumah dibuat dengan kayu, bambu, rotan dan daun sagu. Masayarakat disana dilarang menggunakan menggunakan paku. Mereka menggunakan simpul dari tali yang terbuat dari akar atau kulit pohon dan pasak dari kayu untuk memperkokoh bangunan tersebut. Meskipun begitu, rumah adat Baduy sangat kuat dan kaya akan seni arsitektur.