Konten dari Pengguna

Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Atasi Perundungan di Indonesia

Andi Maulana
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan, Direktur Eksekutif Kamus Institute
8 Oktober 2023 19:37 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andi Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi peristiwa perundungan (dibully) atau bullying pelajar. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peristiwa perundungan (dibully) atau bullying pelajar. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kita sepakat bahwa pendidikan merupakan salah satu upaya guna menciptakan pribadi-pribadi yang lebih beradab guna meneruskan peradaban saat ini dan yang akan mendatang, hal ini tergambar dari banyaknya reformasi sistem pendidikan yang dicoba untuk diperbarui seiring mengikuti perkembangan ilmu, budaya dan teknologi dalam suatu masyarakat.
ADVERTISEMENT
Meskipun reformasi sistem pendidikan yang saat ini sedang diupayakan oleh Pemerintah terkesan hanya berfokus pada kompas muatan akademis akan tetapi diharapkan dapat menjadi salah satu langkah yang dapat membentuk karakter-karakter pelajar yang berkualitas juga berintegritas bagi para pelajar Indonesia.

Perundungan di Indonesia

Perundungan atau bullying dapat didefinisikan sebagai perilaku agresif yang bertujuan untuk merendahkan, mengintimidasi, dan memberikan penderitaan baik secara fisik maupun mental kepada korban yang lemah karena pelaku merasa dirinya adalah orang yang memiliki kekuasaan atas diri orang lain.
Hal ini perlu diupayakan mengingat angka perundungan yang terjadi terhadap sesama pelajar kerap kali tak terhenti hanya pada rasa traumatis akan tetapi berujung pada tindakan bunuh diri.
Terlebih semakin beragamnya jenis perundingan saat ini mulai dari perundungan fisik, verbal, relasional, ataupun secara daring (cyberbullying). Di mana hal ini yang agaknya menjadi kegagalan dalam dunia pendidikan saat ini.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data hasil survei Asesmen Nasional tahun 2022 yang dikutip melalui website Direktorat Sekolah Dasar Kemdikbud Ristek, sebanyak 34,51 persen peserta didik (1 dari 3) berpotensi mengalami kekerasan seksual, lalu 26,9 persen peserta didik (1 dari 4) berpotensi mengalami hukuman fisik, dan 36,31 persen (1 dari 3) berpotensi mengalami perundungan.
Dilihat dari data tersebut menjelaskan bahwa berpotensi mengalami perundungan sangat tinggi dari yang lain. Hal ini menjadi miris tatkala kita tahu bahwa ada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 46 tahun 2023 tentang pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan (Permendikbudristek PPKSP).
Isi dari pada peraturan tersebut di antaranya dengan membentuk satuan tugas anti kekerasan dan membuka kanal pengaduan secara daring.
ADVERTISEMENT

Upaya Atasi Perundungan Melalui Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter rupanya menjadi urgensi tersendiri yang perlu dikedepankan saat ini, mengingat marwah pendidikan yang seharusnya mampu menjadikan pribadi para pelajar menjadi lebih baik baik secara moral maupun sosial menjadi gagal karena maraknya perundungan yang terjadi.
Tentu hal ini merupakan tugas yang perlu diselesaikan oleh seluruh lapisan masyarakat terlebih bagi mereka yang notabennya sebagai tenaga pendidik guna melahirkan agen perubahan pencegahan perundungan.
Pendidikan karakter sendiri merupakan unsur penting dan tidak terpisahkan dalam suatu kesatuan sistem pendidikan. Pendidikan sendiri merupakan upaya penting dalam proses perubahan pola hidup suatu bangsa, baik secara individu maupun kolektif, untuk mengembangkan harga diri melalui upaya pendidikan jasmani, mental, dan kecerdasan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dalam bidang pendidikan lain, peserta didik juga akan memperoleh ilmu-ilmu non-akademik seperti agama, kreativitas, kemandirian, demokrasi, pengalaman, keahlian dan tanggung jawab.
Salah satu bagian dari kecerdasan akademik adalah kecerdasan emosional yang sangat menitikberatkan pada pendidikan karakter. Pada hakikatnya, pendidikan karakter memiliki tujuan yakni untuk membantu individu menjadi lebih cerdas secara emosional dan mendorong individu tersebut untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Meningkatnya perilaku perundungan yang ditimbulkan oleh sebagian pelajar seringkali menimbulkan pertanyaan mengenai tujuan dan peran pendidikan karakter. Pendidikan karakter nampaknya masih dinilai masih belum efektif dalam membangun karakter generasi muda.
Dalam hal ini siapa yang akan bertanggung jawab? Apakah pendidikan karakter bagi anak hanya merupakan kewajiban sekolah? Tentu jawabannya tidak, keluarga dan lingkungan juga berperan dalam membentuk karakter kepribadian generasi muda.
ADVERTISEMENT
Dalam lingkungan keluarga, orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter anak. Dalam hal ini, karakter inilah yang nantinya akan menjadi modal dasar anak ketika keluar dari zona nyamannya yaitu keluar dari lingkungan keluarga.
Selain itu, orang tua juga sebaiknya memantau interaksi sosial anak karena perkembangan karakter anak juga dipengaruhi oleh pergaulan maupun media sosialnya.
Sementara itu, diluar dari lingkungan keluarga, pendidikan karakter pada diri pelajar dapat dilakukan melalui salah satu pendidikan formal yaitu sekolah. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dilakukan melalui pendidikan yang memuat pelajaran mengenai norma, cara berperilaku, muatan lokal dan pengembangan diri sebagai tempat untuk menyalurkan minat dan bakat.
Dengan adanya kegiatan tersebut, pelajar dapat menyalurkan minat dan bakat yang dapat dikembangkan sebagai perwujudan pendidikan karakter dan juga dapat menjauhkan pelajar dari tindakan yang menyimpang seperti perundungan atau yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain melalui keluarga dan satuan pendidikan seperti sekolah, pendidikan karakter juga dapat ditanamkan dilingkungan masyarakat melalui organisasi kemasyarakatan seperti karang taruna, ataupun remaja masjid. Dari yang disebutkan sebelumnya, komunitas yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan juga dapat menciptakan proses pendidikan karakter.
Kenapa begitu? Karena, baik dari organisasi kemasyarakatan maupun komunitas berisi kegiatan-kegiatan yang positif mulai dari seminar cegah perundungan, bakti sosial, peningkatan leadership maupun kegiatan lainnya denga harapan besar dapat mengembangkan karakter pelajar menjadi lebih baik.
Untuk itu melalui upaya-upaya diatas, guru sebagai pendidik di sekolah, orang tua dan masyarakat dapat bersinergi dalam membentuk kepribadian siswa dengan menanamkan pendidikan karakter.
Dengan cara pendidikan karakter ini, kita berharap dapat mengubah perilaku, sikap, dan kepribadian siswa menjadi lebih baik dan tidak akan ada lagi tindakan-tindakan perundungan atau tindakan-tindakan yang menyimpang dari tujuan pendidikan di sekolah, begitu pula di Indonesia.
ADVERTISEMENT