Konten dari Pengguna

Urgensi Pendidikan Indonesia: untuk Apa dan Siapa?

Andini Parameswari
Mahasiswa Antropologi Budaya, Universitas Gadjah Mada
21 Juni 2023 6:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andini Parameswari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pendidikan di Indonesia. Foto: Kemendikbudristek
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pendidikan di Indonesia. Foto: Kemendikbudristek
ADVERTISEMENT
Berawal dari pertanyaan masih relevankah seseorang untuk mengenyam bangku pendidikan pada era saat ini? Di tengah masifnya teknologi dan informasi pada era modern? Pertanyaan yang bertujuan untuk membuka pemikiran kita bersama tentang urgensi dari pendidikan itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagimanakah sejatinya pendidikan mampu membawa masyarakat pada taraf kehidupan yang lebih baik? Membangun human development yang berkualitas sehingga mampu memberikan andil untuk kemajuan negeri ini.
Pendidikan seperti apa yang seharusnya patut diterapkan pada masa sekarang? Begitu banyak pertanyaan yang dikemukakan sehingga tidak jarang hanya menjadi wacana dalam diskusi dan debat ilmiah saja.
Pada hakikatnya, pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan taraf hidup seseorang. Dengan pendidikan seseorang mampu setingkat lebih baik dari sebelumnya. Pendidikan juga merupakan bagian terpenting dari pembangunan manusia.
Ilustrasi pendidikan di Indonesia. Foto: Kemendikbudristek
Tanpa adanya pendidikan maka pembangunan manusia yang berkualitas sulit untuk didapatkan. Pendidikan merupakan investasi untuk pembangunan berkelanjutan di masa yang akan datang.
Potret kemakmuran juga dapat dilihat dari pendidikannya, terlihat dari bagaimana negara maju sangat memperhatikan kualitas pendidikan itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu membuat peserta didik berkembang secara utuh dengan maksimalkan potensi yang dimilikinya.
Pendidikan yang memerdekakan peserta didik dengan memberikan ruang eksplorasi, inovasi, dan kreativitas sehingga peserta didik leluasa dalam mengeksplor setiap kemampuannya.
Ilustrasi guru di sekolah inklusi. Foto: Shutter Stock
Harus terdapat sinergi antara peserta didik dan pendidik agar tercipta ruang-ruang inovasi yang berguna untuk mendorong esensi pendidikan.
Hal tersebut sejalan dengan pemikiran bahwa inti dari pendidikan sendiri untuk menciptakan ruang yang dapat “memanusiakan-manusia” bukan hanya sekadar alat legitimasi ideologi ataupun kekuasaan semata.
Pada era modern seperti sekarang, esensi pendidikan di atas mulai mengalami pergeseran secara perlahan. Pendidikan dijadikan sebagai upaya untuk menyiapkan dan menyalurkan tenaga kerja dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pengedepanan pembangunan ekonomi di atas pembangunan kemanusiaan membuat pendidikan saat ini belum matang. Belum matang secara teknis serta memiliki sistem yang kaku, futuristik, dan kurang berkembang.
Ilustrasi guru mengajar. Foto: Shutterstock
Pendidikan yang dibangun pada saat ini cenderung sebagai bekal pemenuhan kebutuhan pasar kerja saja. Menyebabkan esensi pendidikan Indonesia secara perlahan terus memudar. Maka dari itu, diperlukan pendekatan yang dinamis upaya mempertahankan esensi dan membentuk pendidikan yang berkeadilan.
Pertama, melalui pendidikan demokratis yaitu model pendidikan yang memberikan kesamaan hak antara peserta didik dengan pendidik. Pendidikan demokratis memberikan ruang berpikir yang terbuka dan saling toleran satu sama lain.
Karena dalam model pendidikan yang demokratis tidak membeda-bedakan siswa dalam pembelajaran di segala aspek. Kedua, dengan pendidikan egaliter yang berguna untuk menekan tingkat kesenjangan di mana pendidikan mampu mematahkan ketidakadilan dalam mobilitas sosial dan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Ketiga, menerapkan model pendidikan multikultural sehingga mendorong peserta didik mampu bersikap toleran terhadap keberagaman kebudayaan serta mampu melihat secara bijak isu-isu sosial yang ada. Tenaga pendidik di sini merupakan aspek yang tidak kalah penting untuk mengantarkan pandangan multikulturalis tersebut.
Dari ketiga model pendidikan di atas dibutuhkan kesadaran bersama dalam membangun pendidikan di Indonesia. Andil pemerintah dan masyarakat dibutuhkan untuk mewujudkan esensi dari konsep pendidikan yang “memanusiakan-manusia”. Kepedulian semua pihak mutlak diperlukan sehingga pendidikan dapat dijadikan investasi yang berharga di masa yang akan datang.