Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Pengaruh COVID-19 Terhadap Pola Perilaku Mahasiswa
21 Februari 2021 12:24 WIB
Tulisan dari Andini Zahra Shafira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Penyebaran COVID-19 memberikan dampak besar terhadap pendidikan di Indonesia. Kondisi seperti ini membuat hampir seluruh perguruan tinggi menerapkan kebijakan kuliah daring atau online. Proses perkuliahan yang semula bersifat tatap muka di kelas harus beralih menjadi perkuliahan daring yang dapat dilakukan secara tidak terbatas oleh tempat dan waktu. Kebijakan kuliah daring ini sebenarnya memang sudah cukup terbiasa dilakukan di tingkat perguruan tinggi di Indonesia. Namun, yang membuat berbeda adalah sebelum pandemi. Sistem kuliah seperti itu belum diberi perhatian khusus di dalam sistem pendidikan saat ini. Akan tetapi, di tengah pandemi saat ini perkuliahan daring telah serius dijalankan bahkan diberi perhatian penuh. Mahasiswa mengikuti kuliah secara online dari rumah atau tempat tinggal masing-masing sehingga lebih fleksibel. Namun sayangnya, COVID-19 ini juga memberikan dampak pada mahasiswa terhadap perubahan pola-pola perilaku mereka akibat perkuliahan daring.
ADVERTISEMENT
Perkuliahan daring menjadi pilihan alternatif kegiatan belajar mengajar di era pandemi COVID-19 saat ini. Semua kegiatan belajar-mengajar seperti presensi, diskusi, dan presentasi dilakukan secara daring guna perkuliahan tetap berjalan sebagaimana mestinya. Pada perkuliahan daring ini, dosen dan mahasiwa menyiapkan perangkat dan aplikasi guna memudahkan aktivitas belajar-mengajar satu sama lain. Keberlangsungan perkuliahan daring ini tetap menuai pro dan kontra di kalangan mahasiswa. Beragam dampak positif dan negatif hadir yang dilakukan tanpa tatap muka secara langsung.
Dampak Negatif
Perkuliahan daring ini tidak sepenuhnya disambut baik oleh para mahasiswa karena ada sebagian mahasiswa yang menganggap pembelajaran daring ini lebih menyulitkan dibandingkan dengan pembelajaran seperti biasanya atau secara tatap muka. Tidak sedikit dari kaum mahasiswa yang mengeluhkan pembelajaran jarak jauh ini.
ADVERTISEMENT
Sisi negatif yang cukup banyak dirasakan pada pandemi kali ini, yaitu kuota internet harus tersedia dan jaringan merupakan kendala terbesar yang dialami mahasiswa, ketersediaan perangkat pembelajaran yang memadai seperti laptop ataupun handphone, tingkat keseriusan mahasiswa saat pembelajaran dirasa lebih baik jika melakukan kuliah tatap muka, tidak semua dosen dan mahasiswa siap mengoperasikan sistem pembelajaran daring dengan benar dan cepat, dan juga terkadang ada juga dosen yang hanya memberikan materi dan tugas tanpa menjelaskan kepada mahasiswa sehingga hal tersebut kurang efisien dan materi juga sulit dipahami secara optimal.
Selain itu, hal ini semakin lama menimbulkan berbagai dampak yang semakin serius terutama pada pola perilaku bahkan hingga pada aspek kejiwaan mahasiswa. Jadi, pola perilaku sendiri merupakan bentuk-bentuk perbuatan atau perilaku yang menghasilkan suatu kebiasaan karena telah dilakukan berulang kali. Perubahan pola perilaku ini, memberikan permasalahan yang dirasa cukup mengganggu kehidupan para mahasiswa. Dari aspek psikologis yang tentunya memengaruhi kejiwaan mahasiswa akibat perubahan sistem pembelajaran yang tadinya secara tatap muka beralih menjadi sistem daring. Ketidaksiapan diri menuntut mahasiswa untuk mau tidak mau mengikutinya. Hal ini mengharuskan mahasiswa untuk beradaptasi menghadapi kebiasaan baru yang memungkinkan munculnya rasa jenuh, tekanan, bahkan stres. Pada titik inilah mereka mencari “pelarian” untuk menghilangkan rasa jenuh, tekanan, dan stresnya dengan bermain media sosial. Hal itu jika dilakukan secara berulang dan terus-menerus, justru membuat mereka kembali pada titik jenuh dan stres yang mungkin semakin berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
Kemudian, kurangnya interaksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain membuat mahasiswa tampak kebingungan karena jika mereka saat di kampus ataupun di luar rumah mereka melakukan kegiatan produktif yang bisa dilakukan sedangkan saat ini mereka hanya bisa melakukan aktivitas yang terbilang monoton. Selain itu, perubahan perilaku mahasiswa yang cukup signifikan seperti sikap bermalas-malasan dan suka menunda-nunda tugas perkuliahan. Dengan hadirnya pandemi COVID-19 yang terbilang cukup awet ini, sikap malas dan menunda-nunda merupakan faktor umum yang saling terkait satu sama lain sehingga dapat memengaruhi pola pikir mahasiswa hingga berpengaruh pada mata kuliah mahasiswa yang memungkinkan nilainya menurun.
Entah disadari atau tidak, pandemi ini juga membuat mahasiswa lebih bersikap individualis bahkan antisosial terhadap keadaan sekitarnya. Terlepas dari latar belakang jurusan mereka apa yang mungkin tidak berkaitan dengan penelitian fenomena-fenomena sosial di sekitar, tentunya mereka akan lebih menghabiskan waktu di dalam rumah bahkan merasa sangat nyaman berada di kamar mereka selama berjam-jam tanpa memerdulikan keadaan disekitarnya. Hal tersebut juga merupakan dampak dari perkuliahan daring ini.
ADVERTISEMENT
Dampak Positif
Akan tetapi, dari dampak negatif perkuliahan daring yang kita ketahui dan dirasakan pada realitas saat ini, ternyata perkuliahan daring di tengah pandemi COVID-19 ini juga memberikan dampak positif di antaranya memiliki waktu lebih banyak bersama keluarga, mahasiswa lebih mandiri dan aktif, bahan materi juga lebih mudah diakses dengan waktu yang tidak dibatasi, dan kemudahan dalam memahami materi yang memungkinkan mahasiswa layaknya pembelajaran secara privat. Selain itu, fleksibilitas waktu pembelajaran secara daring ini, mahasiswa dapat mengulang materi-materi perkuliahan sebelumnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perkuliahan daring ini menunjukkan beragam dampak-dampak positif dan negatif yang telihat nyata adanya terhadap mahasiswa yang berpengaruh pada kehidupan mereka sehari-sehari bahkan hingga merubah pola perilaku mereka. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus, tentunya akan menjadi masalah yang lebih serius. Oleh karena itu, hal ini dapat menjadi suatu evaluasi agar perkuliahan daring ini dapat diterima dan dioptimalkan dengan baik oleh mahasiswa tanpa mengurangi esensi pendidikan itu sendiri. Dosen dan mahasiswa juga harus bekerja sama dalam menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dialami pada perkuliahan daring di tengah pandemi ini.
ADVERTISEMENT