ASMR, Psikologis & Fisiologis

Andre Hanedi
Alumnus Psikologi Universitas Sumatera Utara yang sedang gemar memberikan informasi tentang psikologi.
Konten dari Pengguna
5 Juli 2022 17:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andre Hanedi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dilansir dari website audiencegain.net, video ASMR merupakan salah satu jenis video yang paling banyak dilihat di YouTube. Jumlah video ASMR di YouTube sekitar 520 juta, dan jumlah itu akan terus bertambah dan mendapatkan sekitar 1 juta penonton per episode. Beberapa contoh jenis video ASMR adalah menyisir rambut, berbisik atau berbicara dengan lembut, suara air, gerakan tangan yang lambat, suara ketukan (kuku, kayu, plastik, dll.) dan roleplay (massage, aplikasi rias, perawatan wajah, pemeriksaan medis, dll.). Menurut Giulia Lara et al. (2018) Autonomous Sensory Meridian Response (ASMR) menggambarkan pengalaman sensasi kesemutan di ubun-ubun kepala sebagai respons terhadap berbagai pemicu audiovisual, seperti bisikan, ketukan, dan gerakan tangan. Meskipun respons fisiologis ini sering terjadi bersamaan dalam jenis video ASMR tertentu, mereka sering disertai dengan keadaan tenang yang ditimbulkan oleh berbagai pemicu pendengaran dan/atau visual yang mungkin bersifat interpersonal atau non-manusia (Barratt et al., 2015).
Table Popular ASMR channels and its total views as well as percentage change from 10 December2014 up to 4 July 2021 (Barratt et al., 2015).
ADVERTISEMENT
ASMR dapat berdampak baik bagi psikologis seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh McErlean & Banissy (2017) ditemukan sekitar 41% orang yang menonton ASMR bertujuan untuk membantu mereka tidur dan sekitar 11% orang yang menonton ASMR bertujuan untuk mengurangi kecemasan mereka. Poerio et al. (2018) meneliti efek dari kepekaan ASMR terhadap berbagai pengaruh seperti ketenangan, kesedihan, kegembiraan, stres, dan keterhubungan. Dari hasil penelitian beliau, ditemukan bahwa ada pengaruh positif dan meningkat secara signifikan pada penonton ASMR dalam menanggapi video ASMR, yang lebih penting, perubahan afektif ini ditemukan bersamaan dengan yang fisiologis. Individu yang menonton ASMR ditemukan memiliki skor yang lebih tinggi pada Mindfulness Attention and Awareness Scale, ukuran kesadaran global (Fredborg, 2018). Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Charlotte et al. (2022) menunjukkan bahwa ASMR memiliki efek positif (mengurangi state anxiety) pada mereka yang menonton ASMR. Selain itu, ASMR juga dapat membantu mengurangi suasana hati negatif bagi individu dengan depresi (Barratt, 2015). ASMR, seperti frisson, adalah komponen kesadaran dan karenanya memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan subjektif (Del Campo et al., 2016). Sehingga para pendengar dan penonton ASMR mengklaim merasa sangat tenang dan mengantuk setelah menonton atau mendengarkan video ASMR, dan mereka menggunakannya untuk membantu tidur atau mengurangi kecemasan.
ADVERTISEMENT
Selain berdampak baik bagi psikologis, ASMR juga berdampak baik bagi fisiologis penonton ASMR. Penelitian yang dilakukan oleh Giulia Lara et al. (2018) mengurangi detak jantung dan meningkatkan perasaan pengaruh positif dan hubungan interpersonal. Selain itu juga, ASMR meredakan rasa sakit (Barratt, 2015). Dalam studi yang dilakukan oleh Lochte et al. (2018) mereka menggunakan fMRI pada mereka yang menonton ASMR dan menemukan aktivasi di beberapa area otak (daerah otak yang terkait dengan reward, the nucleus accumbens). Wilayah otak ini terlibat dalam perilaku sosial, termasuk kesadaran diri, kognisi sosial, dan kepedulian, sehingga mendukung asosiasi ASMR dengan kognisi sosial dan perasaan peduli terhadap orang lain.

Daftar Pustaka

Barratt, E. L. (2015). Autonomous Sensory Meridian Response (ASMR): a flow-like mental state. PeerJ, 1-17.
ADVERTISEMENT
Charlotte M. Eid, C. H. (2022). Untangling the tingle: Investigating the association between the Autonomous Sensory Meridian Response (ASMR), neuroticism, and trait & state anxiety. Plos One.
Del Campo, M. A. (2016). Autonomous sensory meridian response (ASMR) and frisson: Mindfully induced sensory phenomena that promote happiness. International Journal of School & Educational Psychology, 99-105.
Fredborg, B. K. (2018). Mindfulness and autonomous sensory meridian response (ASMR). PeerJ.
Lochte, B. C., Guillory, S. A., Richard, C. A., & Kelley, W. M. (2018). An fMRI investigation of the neural correlates underlying the autonomous sensory meridian response (ASMR). BioImpacts: BI, 8(4), 295.
McErlean, A. B. (2017). Assessing individual variation in personality and empathy traits in self-reported autonomous sensory meridian response. Multisensory Research, 601-613.
ADVERTISEMENT
Poerio, G. L. (2018). More than a feeling: Autonomous sensory meridian response (ASMR) is characterized by reliable changes in affect and physiology. PloS one. 1-18