Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Fakta yang Mengejutkan Tentang Littering Behavior: Mengapa Orang Melakukannya?
27 Agustus 2022 22:16 WIB
Tulisan dari Andre Hanedi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Littering behavior merupakan perilaku yang berdampak besar terhadap lingkungan. Itu terjadi ketika seseorang membuang sesuatu yang seharusnya tidak mereka miliki dan itu menimbulkan bahaya bagi orang lain dan lingkungan. Penyebab perilaku membuang sampah sembarangan biasanya adalah masalah mental karena jika seseorang tidak mau membuang sampahnya maka mungkin ini akan menjadi permanen bagi mereka. Ada beberapa teori psikologi yang dapat membantu menjelaskan mengapa orang membuang sampah sembarangan. Misalnya, social learning theory menyarankan bahwa orang mempelajari perilaku membuang sampah sembarangan dengan mengamati orang lain di sekitar mereka. Teori lain, yang disebut dispositional theory, menunjukkan bahwa beberapa orang lebih cenderung membuang sampah sembarangan karena mereka memiliki "littering personality".
ADVERTISEMENT
Selain itu, menurut Ajzen (2005) mengatakan bahwa teori perilaku terencana (TPB) adalah faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku seseorang termasuk littering behavior. Teori perilaku terencana (TPB) adalah teori psikologi sosial yang didasarkan pada pemikiran bahwa niat memegang peranan penting dalam menjelaskan perilaku manusia, baik sikap maupun perilaku masyarakat. Menurut TPB, perilaku seseorang dapat diprediksi dari niatnya untuk berperilaku dengan cara tertentu. Ada tiga komponen dari teori perilaku terencana. Komponen-komponen tersebut adalah attitude toward behavior, subjective norm, dan perceived behavioral control. Attitude toward behavior adalah evaluasi positif atau negatif individu terhadap suatu hal dan menampilkannya melalui perilaku tertentu. Sikap terhadap perilaku dipengaruhi oleh keyakinan (belief) yang disebut sebagai behavioral beliefs. Dalam hal ini sikap merupakan keyakinan individu baik secara positif maupun negatif terhadap perilaku membuang sampah sembarangan. Subjective norm adalah perilaku individu untuk mempertimbangkan lingkungan sosialnya sendiri dan apakah perilaku yang ditampilkan sesuai dengan norma yang berlaku sebelum menunjukkan perilaku tertentu. Lingkungan sosial yang dimaksud biasanya adalah seseorang yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap individu tersebut, seperti orang tua, pasangan, teman dekat, rekan kerja, dan lain-lain. Jadi, jika perilaku yang akan ditampilkan itu sesuai dengan norma kelompok yang berlaku, maka individu akan cenderung menampilkan perilaku tersebut dan juga sebaliknya. Perceived behavioral control adalah keyakinan dan persepsi individu tentang seberapa mudah atau sulitnya menampilkan suatu perilaku. Kontrol perilaku yang dirasakan seseorang dapat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu atau informasi yang diperoleh dari hal-hal yang terjadi di sekitarnya, seperti mengamati lingkungan sekitar atau orang lain. Informasi yang diperoleh melalui pengamatan dapat mempengaruhi perilaku di kedua arah: jika seseorang melihat orang lain membuang sampah dengan benar, dia akan mulai melakukannya sendiri; jika dia melihat orang lain membuang sampah sembarangan, dia mungkin akan meniru mereka.
ADVERTISEMENT
Faktor lain yang mempengaruhi membuang sampah sembarangan adalah ketersediaan fasilitas pembuangan sampah. Karena banyaknya tempat pembuangan sampah, masyarakat memiliki kemudahan untuk membuang sampah pada tempat tertentu, sehingga perilaku membuang sampah pada tempatnya menjadi terbatas. Tidak adanya alat pembuangan sampah memudahkan masyarakat membuang sampah kemanapun mereka mau.
Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi perilaku membuang sampah sembarangan ini? Menurut Neka (2018) untuk mendapatkan sikap yang baik dan benar terhadap perilaku membuang sampah, perlu diberikan informasi atau penyuluhan secara rutin tentang pengelolaan sampah maupun bahaya sampah bagi kesehatan dan lingkungan. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang pengelolaan sampah dan bahaya sampah akan mewujudkan sikap yang baik terhadap pengelolaan sampah dan akan terbentuk perilaku yang tepat dalam melakukan pengelolaan sampah, sehingga tercipta lingkungan yang bersih, sehat, dan terbebas dari pencemaran sampah. Selain itu, menyediakan sarana pembuangan sampah seperti tempat sampah. Dengan adanya sarana tempat pembuangan sampah di banyak tempat akan memudahkan masyarakat dalam membuang sampah. Ketidaktersediaan sarana pembuangan sampah membuat masyarakat dengan mudah membuang sampah di sembarang tempat. Solusi lainnya adalah dapat menggunakan teknik modeling. Dengan menggunakan teknik modeling dapat memunculkan kepedulian dan kesadaran individu terhadap lingkungan sehingga terjadi perilaku kebiasaan dalam membuang sampah pada tempatnya. Dan solusi terakhir adalah memberikan penguatan seperti reward dan punishment. Adanya reward dan punishment diperlukan untuk menunjang keberhasilan suatu program, misalnya dengan memberikan penghargaan atau hadiah bagi masyarakat yang telah patuh pada kebijakan dan memberikan sanksi pada masyarakat yang telah melanggar kebijakan.
ADVERTISEMENT
Untuk informasi teknis tambahan tentang topik yang dibahas dalam artikel ini, lihat referensi terkait di bawah.
Ajzen, I. (2005). Attides, Personallity and Behavior. In International Journal of Strategic Innovative Marketing.
Neka Erlyani, R. V. (2018). Efektivitas Psikoedukasi Perilaku Pro-Lingkungan Untuk Meningkatkan Pengetahuan Tentang Pelestarian Sungai Bagi Siswa Sdn Pekauman 1 Martapura Timur, Kabupaten Banjar. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah.
Novriza Yulida, S. S. (2016). Perilaku Masyarakat Dalam Membuang Sampah dii Aliran Sungai Batang Bakarek-Karek Kota Padang Panjang Sumatera Barat. BKM Journal of Community Medicine and Public Health.
ADVERTISEMENT
Sari Saman Datu, H. A. (2022). Littering Behavior Ditinjau dari Theory Planned Behavior pada Mahasiswa di Kota Makassar . Jurnal Psikologi Karakter.
SUPRIADI, D. (2016). Studi Deskriptif Mengenai Intensi Membuang Sampah Pada Tempat Sampah Oleh Pengunjung Car Free Day Dago Kota Bandung. Skripsi.
Tia Anifa, H. H. (2017). Perbedaan Perilaku Membuang Sampah Pada Siswa Antara Sebelum Dan Sesudah Diberikan Live and Symbolic Modeling. Jurnal Ecopsy.