Konten dari Pengguna

Darurat Beban HIV: Butuhkan Perawat Sebagai Garda Terdepan HIV AIDS di Indonesia

Andreas Ramdani
Saya merupakan mahasiswa keperawatan semester 5 yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Jember, saya tertarik dalam bidang kesehatan dan inovasi berbasis bukti dibidang kesehatan
24 November 2024 17:45 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andreas Ramdani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Gambar Tenaga Kesehatan Sebagai Garda Terdepan Penanganan HIV AIDS di Indonesia (Sumber: https://www.freepik.com/search?format=search&last_filter=query&last_value=HIV&query=HIV)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gambar Tenaga Kesehatan Sebagai Garda Terdepan Penanganan HIV AIDS di Indonesia (Sumber: https://www.freepik.com/search?format=search&last_filter=query&last_value=HIV&query=HIV)
ADVERTISEMENT
HIV (Human Immunodeficiency Virus) atau kerap disamakan oleh AIDS (Acquired immune deficiency syndrome) yang dimana sebenarnya 2 hal ini merupakan hal yang berbeda seperti halnya sebab dan akibat.. menurut WHO (2022) HIV merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh sedangkan (AIDS) merupakan kondisi yang terjadi pada tahap infeksi yang paling lanjut pada orang yang terpapar virus HIV. HIV dapat ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh dari ODHA (Orang dengan HIV AIDS) termasuk darah, air susu ibu, air mani, cairan vagina serta penggunaan alat suntik berulang. HIV juga dapat ditularkan kepada anak selama kehamilan dan persalinan. Orang tidak dapat terinfeksi HIV melalui kontak biasa sehari-hari seperti berciuman, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda-benda pribadi, makanan, atau air. Namun hal ini tetap menjadi momok bagi masyarakat yang dimana saat ini penanganan bagi orang dengan AIDS masih minim dan penuh akan stigma buruk yang menghantui para ODHA dalam menerima pelayanan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Jumlah penderita HIV di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya; Kementerian Kesehatan memperkirakan bahwa hingga September 2023, jumlah kasus yang tercatat akan mencapai 500 ribu lebih. Mirisnya lagi, sekitar 69,9 persen dari semua kasus HIV/AIDS yang tercatat berada di rentang usia 25 hingga 49 tahun.
Di Jember, jumlah penderita HIV/AIDS (ODHA) terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember, ada 596 penderita pada tahun 2020, 637 pada tahun 2021, dan 794 pada tahun 2022. “Hingga Oktober 2023 ada 711 ODHA,” kata dr Hendro Soelistijono, Kepala Dinkes Jember.
Gaya hidup dan perilaku social anak muda zaman sekarang bermacam-macam bentuk bahkan perilaku seks diluar nikah sudah bukan hal yang tabu atau aneh dikehidupan anak zaman sekarang, hal inilah yang menyebabkan kasus penderita ofha di jember sulit untuk diturunkan dan dikendalikan, serta masih banyak penderita AIDS yang masih memiliki kesadaran yang mnim terkait trasnmisi ataupun penyebaran virus tersebut dan juga banyak dari penderita AIDS masih malu dan takut untuk meminta bantuan dari pihak kesehatan dikarenakan adanya stigma buruk di masyarakat yang memandang rendah dan buruk pada penderita AIDS. Ini semua menyebabkan kasus-kasus AIDS terus bertambah setiap tahunnya
ADVERTISEMENT
Tingginya kasus penderita AIDS saat ini mengharuskan perawat sebagai pemberi layanan kesehatan harus bekerja lebih ekstra dalam memberikan berbagai macam perawatan medis , dan juga perawat tidak juga hanya sebagai seorang pemberi layanan kesehatan namun juga perawat berperan sebagai seorang educator, konserlor dan teman bagi pasien dengan AIDS dalam menjalani perawatan jangka panjang pasien dengan AIDS dikarenakan pasien dengan AIDS harus konsumsi obat ARV seumur hidup untuk mencegah penyebaran dan mencegah terjadinya komplikasi pada pasien dengan AIDS
Pertama, Perawat memiliki peran penting sebagai pendidik bagi pasien dan keluarga penderita HIV/AIDS. Selain memberikan perawatan medis, perawat bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi yang akurat mengenai HIV, cara penularan, dan pengobatannya. Edukasi ini penting untuk mengurangi ketakutan, stigma, dan kesalahpahaman tentang penyakit ini. Perawat juga berperan dalam mendukung pasien secara emosional, menciptakan ruang aman untuk berbicara, dan mengurangi diskriminasi. Dengan melibatkan keluarga dalam proses edukasi, perawat dapat membantu mereka memberikan dukungan yang tepat bagi pasien. Secara keseluruhan, peran edukatif perawat sangat vital dalam meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengurangi stigma sosial terhadap HIV/AIDS.
ADVERTISEMENT
Kedua, Perawat memiliki peran penting sebagai konselor dan advokat bagi pasien HIV/AIDS, terutama dalam mengatasi stigma sosial dan memberikan perawatan yang maksimal. Jika HIV tidak segera ditangani, pasien berisiko mengembangkan AIDS, yang membuat mereka rentan terhadap infeksi serius. Perawat dapat memberikan dukungan emosional, membantu pasien memahami pentingnya pengobatan antiretroviral (ARV), serta mengedukasi mereka tentang gaya hidup sehat. Selain itu, perawat berperan dalam mengurangi stigma dengan memberikan informasi yang benar kepada keluarga dan masyarakat, serta memastikan pasien mendapatkan hak-haknya, termasuk perawatan yang adil dan tanpa diskriminasi. Dengan pendekatan yang holistik, perawat membantu pasien menjalani kehidupan yang lebih baik meski menghadapi tantangan besar.
Hari AIDS sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 desember menjadi suatu momentum titik balik bagi kita untuk meninjau ulang dan meningkatkan kesadaran akan HIV aids dalam rencana mengurangi pertumbuhan kasus aids setiap tahunnya, yang dimana dalam momen ini perawat dapat berperan penting dalam mencegah dan meningkatkan kesadaran dalam menghadapi tingginya kasus HIV aids saat ini dan juga meningkatkan solidaritas dalam menghentikan persebaran virus HIV sedini mungkin demi terciptanya masyarakat yang sehat
ADVERTISEMENT
Pemerintah wajib memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan dan mengevaluasi terkait program dan peraturan yang berlaku terhadap pencegahan dan peningkatan kesadaran serta pengurang stigma negative di masyarakat terkait hal ini. Sehingga pemerintah dapat menekan angka kasus HIV sekecil mungkin dengan disediakannya pelayanan kesehatan yang komprehensif dan tepadu dalam menurunkan lonjakan kasus HIV saat ini