Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Pentingnya Pemahaman dalam Merawat Anggota Keluarga dengan Gangguan Jiwa
20 Agustus 2024 9:21 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Andrew Samy Sitanggang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ibu-ibu Kader Posyandu di Desa Pelem](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01j5ndksr60md8yevgqbtxvew3.jpg)
ADVERTISEMENT
Pada hari Jumat, (09/08/2024) di Balai Desa Pelem Tim II KKN Undip berkesempatan untuk berinteraksi dan memberikan psikoedukasi kepada para Kader Posyandu di Desa Pelem. Dalam kesempatan tersebut salah seorang anggota KKN di Desa Pelem memberikan edukasi dengan topik “Merawat Anggota Keluarga dengan Gangguan Jiwa” yang secara khusus ditujukan kepada para kader yang berada di lingkungan RT dengan keluarga yang merawat anggota keluarga dengan gangguan jiwa.
ADVERTISEMENT
Psikoedukasi merupakan salah satu bentuk edukasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi yang dapat berupa pelatihan dan juga non pelatihan. Psikoedukasi yang diberikan kepada kader adalah psikologi non pelatihan yang berfokus dalam meningkatkan pemahaman para kader akan gangguan jiwa, penyebab seseorang menderita gangguan jiwa, bagaimana cara keluarga merawat anggota dengan gangguan jiwa, nutrisi yang harus diberikan, dan bagaimana lingkungan sosial dan pemerintah juga memiliki peranan penting untuk mengurangi angka gangguan jiwa di Indonesia.
Pemberian psikoedukasi non pelatihan ini juga berfokus untuk menurunkan stigma masyarakat Indonesia kepada individu yang didiagnosis dengan gangguan jiwa. Faktanya angka gangguan jiwa di Indonesia saat ini menunjukkan bahwa sekitar 20% dari total populasi Indonesia atau sekitar 50 juta orang yang didiagnosis dengan gangguan jiwa. Selain itu, berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI juga menunjukkan bahwa 1 dari 5 penduduk Indonesia didiagnosis dengan gangguan jiwa. Oleh sebab itu, pemberian psikoedukasi dapat menjadi salah satu langkah dalam menghilangkan stigma-stigma negatif akan gangguan jiwa yang juga dapat memperlambat kesembuhan individu dengan gangguan jiwa.
Para kader diharapkan dapat membagikan ilmu yang diberikan kepada masyarakat yang ada di lingkungan tempat tinggalnya untuk memberikan dampak nyata dalam lingkungan sekitarnya. Selain itu, pemberian psikoedukasi non training ini juga meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa keluarga memiliki peran penting dalam membantu kesembuhan anggota keluarga mereka dengan gangguan jiwa tanpa terkecuali dengan keadaan mereka. Keluarga memberikan rasa aman dan membantu pemulihan lewat pengobatan medis.
ADVERTISEMENT
Pemberian psikoedukasi diterima dengan positif oleh para kader yang ikut bercerita pengalaman mereka yang juga pernah berinteraksi dengan individu yang didiagnosis dengan gangguan jiwa. Para kader juga memiliki harapan bahwa individu dengan gangguan jiwa mendapatkan bantuan dan juga fasilitas yang memadai untuk dapat kembali pulih.
Nama: Andrew Samy Sitanggang
Institusi: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro