Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
ChatGPT untuk Generasi Penerus Bangsa
21 Oktober 2024 9:33 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Andrew Gunawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa itu ChatGPT?
Beberapa tahun terakhir, AI marak digunakan oleh masyarakat untuk membantu mereka dalam aktivitas sehari hari, AI yang paling digemari oleh masyarakat adalah ChatGPT. Sejak peluncurannya pada akhir 2022, ChatGPT menguasai industri AI dengan jumlah pengguna yang bertambah drastis banyaknya setiap hari. Pengguna AI diantaranya adalah pelajar, mereka menggunakan AI untuk riset dan media pembelajaran. Namun, informasi yang didapatkan dari AI tidak selalu benar, sumber informasi yang digunakan belum tentu terpercaya.
ADVERTISEMENT
Dampak ChatGPT
AI juga memberikan dampak positif bagi pendidikan generasi penerus bangsa, mereka dapat mencari informasi dengan mudah. Di sisi lain, dalam penyalahgunaan AI, pelajar dapat kehilangan daya pikir kritis dan kemampuan untuk menganalisa. Penggunaan ChatGPT menjadi salah satu isu terbesar bagi pendidik karena tugas dapat diselesaikan menggunakan AI dengan sangat mudah. Keberadaan AI checker dari ratusan platform menandakan keburukan isu penyalahgunaan AI. Menurut Forbes, 90% murid mengetahui keberadaan ChatGPT dan 89% menyalahgunakannya untuk mengerjakan tugas (Chris Westfall, 2023).
Statistik ini menunjukkan buruknya kondisi pendidikan dengan kehadiran ChatGPT yang menghancurkan daya pikir murid. Dengan ChatGPT, siswa-siswi juga terancam melakukan aksi plagiarisme karena informasi yang dihasilkan oleh ChatGPT tidak memiliki referensi atau sumber. Kemampuan siswa untuk menulis esai juga berkurang atau bahkan hilang karena ketergantungannya pada ChatGPT.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Cara Mengendalikannya?
Maka dari itu, lembaga pendidikan seperti sekolah atau universitas harus mengedukasi para siswa dan juga mahasiswa tentang dampak buruk ChatGPT. Mereka harus mengadakan sosialisasi dalam bentuk seminar yang mengenalkan mereka tentang bahaya dalam menggunakan ChatGPT untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Selain siswa, lembaga pendidikan juga harus mengedukasi para guru dan dosen agar mereka dapat mencegah dan mendeteksi penggunaan AI oleh murid. Universitas Airlangga mengadakan seminar “Pro dan Kontra Pelaksanaan Tri Dharma dengan Kecerdasan Buatan" dimana Prof Dr Dwi Setyawan SSi MSi Apt mengatakan “Seperti yang kita ketahui, teknologi itu seperti pisau bermata dua. Di satu sisi itu sangat digunakan untuk melakukan sesuatu. Di sisi lain, bisa menimbulkan bahaya atau merugikan buat kita”.
ADVERTISEMENT
AI memberikan dampak positif dan juga negatif namun, dampak negatif ChatGPT menutupi dampak positifnya karena penyalahgunaan AI oleh para murid. Bahaya ChatGPT dapat terlihat jelas karena dapat menghancurkan daya pikir dan kreativitas murid, serta menopang kemalasan siswa.
Sumber: