Hujan di Tasik: Mengejar Tulip di Asia Tengah

andri karnadibrata
Diplomat yang senang berenang, jogging, dan berpetualang
Konten dari Pengguna
27 November 2020 0:39 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari andri karnadibrata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Ada Hujan di Tasik? Apa betul?” tanya saya kepada salah satu teman dari korps diplomatik bulan Maret 2019. Ketika itu, saya memang banyak melamun saat kumpul dengan teman-teman dari berbagai kedutaan di Uzbekistan. Cuaca juga mendukung mendung yang diselingi gerimis hujan rintik-rintik.
ADVERTISEMENT
Tashkent baru saja memasuki musim semi setelah 3 bulan lamanya diguyur salju tipis. Oleh karena itu, cuaca belum sepenuhnya cerah, matahari belum jajag di ufuk langit dan muncul malu-malu. Semilir angin basah masih tersisa membawa embun sejuk musim dingin yang turun jadi hujan rintik-rintik. Sedikit sendu memang, mengingatkan saya pada suasana di Tasikmalaya yang sejuk dengan hamparan sawah menghijau. Saya memang sedang rindu Indonesia. Tahun 2019 menjadi tahun terakhir tugas saya di Uzbekistan.
Teman-teman saya itu tentu sedang tidak membicarakan hujan, pun Tasik yang merujuk ke Tasikmalaya di Jawa Barat. Mereka sedang asyik menceritakan perjalanan ke Khujand yang berada di negara tetangga Uzbekistan, yaitu Tajikistan. Kota kecil itu memang sedang jadi perbincangan karena akan menggelar perayaan besar menyambut hari Navruz. Di telinga saya, Khujand di Tajik malah Hujan di Tasik. Saya pun terkekeh geli.
Monumen Kamal Khojandi di Kota Kelahirannya (Courtessy to flickr)
Khujand memang dilafalkan seperti hujan dalam Bahasa Indonesia. Hanya saja, kota ini tidak ada sangkut pautnya dengan rintik air yang turun dari langit. Kota Khujand dinamai sesuai dengan penyair masyhur Persia Kamal Khojandi, Kamaleddin Khojandi, atau Kamal-E Khojandi, yang hidup di abad 14 SM. Khojandi lahir di Khujand namun dimakamkan di Tebriz Iran. Berkat karya-karya Khojandi, kota kelahirannya turut terangkat hingga menjadi kota persinggahan dalam jalur sutra.
Beberapa Penyair Terkenal Khujand (Koleksi Pribadi)
Kota Khujand pertama kali ditemukan oleh Alexander Agung pada tahun 329 SM dan telah menjadi bagian dari berbagai kerajaan dalam sejarah, termasuk Kekhalifahan Umayyah (abad ke-8), Kekaisaran Mongol (abad ke-13) dan kekaisaran Rusia (abad ke-19). Khujand pada zamannya merupakan pusat dagang, ilmu, dan kebudayaan.
ADVERTISEMENT
Di Khujand, menurut informasi yang beredar di kalangan korps diplomatik Uzbekistan, Festival Tulip akan digelar khusus. Cukup aneh, karena baru kali ini ada Tulip di Asia Tengah. Saya pun meniatkan mengejar Tulip di Khujand. Tapi kali ini bukan naik pesawat seperti biasa, melainkan naik mobil. Karena Tashkent-Khujand bisa ditempuh hanya 2 jam saja dengan mobil. Yang diperlukan cuma E-visa, GPS telepon genggam, mobil, lalu berangkat!
Peta Tashkent ke Khujand
Setelah visa di tangan dan perjalanan ditempuh 2 jam, tibalah saya di kota kedua terbesar Tajikistan itu. Benar saja, Khujand sedang cerah, secerah musim semi yang menyambut saya dan keluarga. Beruntung, selain Tulip kami mengunjungi taman, benteng, dan masjid Jami peninggalan peradaban Islam Jalur Sutra di Khujand
Khujand dari atas (Courtessy to flickr)

1. Benteng Khujand

Sepanjang sejarahnya, jantung Khujand merupakan benteng dan tamannya. Lebih dari 2.500 tahun, benteng Khujand berkembang bersama dengan kota, dihancurkan oleh para penakluk, dibangun kembali , namun selalu menjadi simbol ketahanan rakyat. Benteng ini dibangun pertama kali pada abad 5 SM, yang terdiri dari tanggul buatan yang dibangun secara bertahap hingga menjadi dinding tebal dari tanah liat alami. Apalagi, selain benteng ada tembok kota yang menempati 20 hektare. Di sepanjang dinding ada parit dalam yang diisi dengan air. Pada masa Uni Soviet, benteng Khujand dianggap sebagai salah satu benteng yang paling tidak dapat diakses di Asia Tengah. Saat ini, benteng ini menjadi museum untuk menyimpan barang-barang rumah tangga, tembikar, dan peninggalan arkeologis lainnya.
ADVERTISEMENT
Benteng ini saat ini dikelilingi taman luas yang ditanami Tulip khusus menyambut Navruz, perayaan Musim Semi Asia Tengah tanggal 21 Maret tiap tahunnya.
Pintu Masuk Benteng Khujand (Koleksi Pribadi)

2. Taman Museum Sughd

Taman ini berada persis bersebelahan dengan Benteng Khujand. Penjaga Benteng dan Taman bilang bahwa pengunjung Festival Tulip ini tidak dipungut biaya dan akan berlangsung selama musim semi. Sungguh melegakan buat kami yang jauh-jauh datang.
Festival Tulip di Khujand (Koleksi Pribadi)
(Koleksi Pribadi)

3. Masjid Jami

Sebagai salah satu peninggalan peradaban Islam ketika Jalur Sutra, sayang kalau mesjid ini tidak dikunjungi. Selain untuk melepas lelah, masjid jadi tujuan kami menunaikan ibadah salat sebelum kembali ke Tashkent. Cukup takjub melihat masjid antik ini masih berdiri kokoh dan terawat meski berusia ratusan tahun.
Mesjid Jami Khujand (Koleksi Pribadi)
Puas rasanya melihat kota kecil ini karena seperti menemukan hidden gem di Asia Tengah. Saya pun mafhum kenapa Khujand jadi trending topic.
ADVERTISEMENT
Kalau ada yang lagi berkeliling ke Asia Tengah untuk napak tilas jalur sutra, sangat disarankan menjadikan Khujand di Tajikistan sebagai salah satu kota singgah untuk dikunjungi selain Tashkent di Uzbekistan.