6 Alasan Kenapa Kinder Joy Layak Dibeli Para Orang Tua

Photo by Eren Li from Pexels

Ini semua berawal dari rengekan si bungsu tepat di depan kasir Indomaret. Sambil merengek, si bungsu yang belum genap 5 tahun ini menunjuk-nunjuk benda yang letaknya di rak paling atas meja kasir. Benda berbentuk bulat telur dan berwarna cerah ini memang idola anak-anak sekaligus musuh besar para orang tua. Namanya, tidak lain dan tidak bukan, Kinder Joy.

Saya yang saat itu sedang membayar belanjaan di kasir tentu saja menggeleng. Daripada beli Kinder Joy, mendingan beli makanan lain yang lebih banyak dan mengenyangkan. Coba pikir masak-masak, makanan sekecil itu harganya sebanding dengan 2 kotak Susu Ultra ukuran sedang. Logika saya, mendingan beli 2 kotak susu daripada 1 butir Kinderjoy. Iya, kan?

Di luar dugaan, rengekan si bungsu makin menjadi-jadi. Melihat antrian di belakang saya yang cukup panjang, dengan sangat terpaksa saya beli juga si telur lucknut itu. Ajaib, seketika rengekan si bungsu berhenti dan berganti dengan senyum sumringah. Bahkan, sepanjang perjalanan pulang, si bungsu riang bukan kepalang. Dia bernyanyi-nyanyi kecil sambil menimang Kinder Joy. Gila. Sedahsyat itukah efeknya?

Karena penasaran, saya coba melakukan riset kecil-kecilan. Mulai dari mencicipi, membaca referensi, dan mengamati perilaku si bungsu terhadap Kinder Joy ini. Alhasil, pikiran saya berubah 180 derajat. Dari hasil riset ini, saya berkesimpulan bahwa setidaknya ada 6 alasan Kinder Joy ini adalah makanan yang layak untuk dibeli. Bahkan, saya rekomendasikan sebagai salah satu jajanan anak terbaik yang dijual di Indomaret.

#1 Bersertifikasi Halal

Dulu, sebelum bersertifikasi halal, setiap kali si bungsu merengek minta dibelikan Kinder Joy, saya selalu bilang tidak ada logo halalnya. Dan, jurus ini sangat ampuh. Tapi sekarang, logo halal MUI yang berbentuk bulat dengan warna hijau ini bertengger dengan gagahnya di kemasan Kinder Joy. Saya tidak berkutik. Alasan apalagi yang bisa saya buat? Tapi setidaknya, dengan ada logo halal ini, menunjukkan bahwa makanan ini statusnya aman dikonsumsi.

#2 Rasanya Enak

Saya pernah sekali mencicipi Kinder Joy. Meski isinya sedikit, hanya dua butir bola coklat dibalut krim susu, tapi rasanya benar-benar enak. Kalau tidak percaya, silahkan coba sendiri dan rasakan sensasinya di mulut. Jadi, orang tua jangan cuma bisa melarang anak-anak untuk beli Kinder Joy tapi belum tahu rasanya seperti apa. Coba saja dulu. Siapa tahu, malah orang tuanya yang ketagihan.

#3 Kejutan Hadiah

Ini yang bikin anak-anak tertarik pengin beli Kinder Joy. Ada kejutan hadiah yang ada di dalam kemasannya. Meski kadang bentuk hadiahnya tidak sesuai ekspektasi, tapi sensasi membuka plastik hadiahnya itulah yang bikin deg-degan. Ini semacam konten unboxing di Youtube lah. Kalau hadiahnya sudah dibuka, selanjutnya ya terserah anaknya. Kalau suka, dimainkan. Kalau tidak suka, ya ditinggal begitu saja. Yah, namanya juga anak-anak.

#4 Steril

Meski ada makanan dan hadiah dalam satu kemasan Kinder Joy, tapi tidak perlu khawatir dengan kebersihannya. Kemasan Kinder Joy yang berbentuk telur ini terbagi menjadi 2 bagian. Bagian makanan ditutup oleh aluminium foil, sedangkan untuk hadiah dibungkus plastik. Jadi, menurut saya, ini sudah cukup steril dan higienis.

#5 Kemasannya Multifungsi

Kemasan Kinder Joy yang unik membuatnya bisa dijadikan mainan tersendiri. Contohnya, sampai saat ini si bungsu selalu membawa kemasan Kinder Joy setiap kali mandi. Mau dijadikan gayung, katanya. Selain itu, sering juga dijadikan alat masak-masakan, sendok pasir, rumah semut, dan yang lainnya. Dan, mainan dari kemasan Kinder Joy ini justru lebih seru dimainkan daripada mainan-mainan betulan yang lain. Aneh, tapi begitulah kenyataannya.

#6 Anak Bahagia

Ini alasan yang paling penting: bersama Kinder Joy, anak bahagia luar biasa. Untuk poin ini, saya pernah melakukan percobaan dengan memberikan satu kantong plastik yang berisi berbagai makanan kemasan ke beberapa keponakan. Mereka girang bukan kepalang ketika dalam kantong plastik itu ada beberapa butir Kinder Joy. Mereka saling berebut lalu menimang-nimangnya dengan mata berbinar. Persis seperti apa yang dilakukan si bungsu sepulang dari Indomaret tempo hari. Kebahagiaan inilah yang tidak bisa dibeli dengan uang, cukup dengan sebutir Kinder Joy.

Dari keenam alasan inilah, saya mulai memahami kenapa si bungsu dan anak-anak lain yang seumuran begitu suka dengan Kinder Joy. Kalau ada uang lebih, pasti saya belikan. Kalau lagi bokek, yaaa saya tidak akan ajak si bungsu ke Indomaret. Habis perkara.