Konten dari Pengguna

Rekomendasi untuk Para Jomblo dari Data Sensus Penduduk 2020

Andri Saleh
ASN, Humas, Penulis, Kolumnis, Komikus
30 Maret 2021 12:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andri Saleh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: snapwire from Pexles.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: snapwire from Pexles.com
ADVERTISEMENT
Awal tahun lalu, tepatnya pada 21 Januari 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah terbaru penduduk Indonesia. Ini adalah hasil dari pelaksanaan Sensus Penduduk di tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Dalam rilisnya, BPS mengumumkan bahwa jumlah penduduk Indonesia per September 2020 mencapai 270,20 juta jiwa. Jumlah ini sudah mencakup semua. Termasuk kamu, istrimu, anakmu, orang tuamu, mertuamu, ipar, hingga selingkuhanmu (kalau ada). Oh ya, para jomblo juga sudah masuk hitungan, baik itu jomblo paruh waktu maupun jomblo permanen.
Dari jumlah itu, bisa diartikan bahwa jumlah penduduk Indonesia membengkak dua kali lipat sejak Bang Haji Rhoma Irama merilis album Soneta dengan judul 135.000.000 pada 1976 silam. Luar biasa, bukan? Bingung juga menjelaskan apakah Program Keluarga Berencana yang dulu digembar-gemborkan dengan tagline "Dua Anak Cukup" itu berhasil atau tidak?
Masih berdasarkan data BPS, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak. Yakni, 48,27 juta jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terendah dimiliki Kalimantan Utara dengan 0,70 juta jiwa.
ADVERTISEMENT
Sementara DKI Jakarta menempati peringkat ke-6 setelah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Banten. Jumlah penduduk DKI Jakarta menyentuh angka 10,56 juta jiwa. Cukup padat dengan luas wilayah sekitar 664,01 kilometer persegi.

Bagaimana dengan calon ibu kota baru?

Hasil Sensus Penduduk 2020 mencatat ada sebanyak 3,77 juta jiwa yang bermukim di provinsi Kalimantan Timur. Peringkat jumlah penduduknya jauh di bawah DKI Jakarta, tepatnya di urutan ke-19. Mungkin ini salah satu alasan mengapa ibukota negara dipindahkan dari wilayah yang padat ke wilayah yang sepi.
Satu hal yang unik, Sensus Penduduk 2020 ini tidak hanya menghitung jumlah penduduk saja, tetapi juga parameter yang lain seperti misalnya sex ratio (rasio jenis kelamin). Fyi, rasio jenis kelamin adalah perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan dalam sebuah populasi. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki dalam 100 penduduk perempuan. Jika rasio jenis kelamin kurang dari 100, maka perempuan lebih banyak. Sebaliknya, jika lebih dari 100, maka laki-laki lebih banyak.
ADVERTISEMENT
Misal, jika rasio jenis kelamin 97, artinya ada 97 orang laki-laki per 100 perempuan. Jika rasio jenis kelamin 105, artinya ada 105 laki-laki per 100 perempuan. Mudah-mudah bisa dipahami.
Nah, dari hasil Sensus Penduduk 2020 diperoleh bahwa rasio jenis kelamin di Indonesia adalah 102. Artinya, ada 102 laki-laki per 100 perempuan. Kaum adam di negara +62 masih berjaya dari sisi kuantitas dibanding kaum hawa. Entah dengan kualitas.
Jika dilihat berdasarkan provinsi, rasio jenis kelamin tertinggi ada di Papua, yaitu sebanyak 114. Artinya, ada 114 laki-laki per 100 perempuan. Jumlah laki-laki lebih banyak dari perempuan di provinsi paling timur Indonesia itu. Urutan kedua provinsi dengan jumlah laki-laki lebih banyak diduduki oleh Kalimantan Utara dengan rasio jenis kelamin 112. Sedangkan urutan ketiga adalah Papua Barat di angka 111.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, DI Yogyakarta memegang rekor rasio jenis kelamin terendah, yaitu sebesar 98. Artinya, ada 98 orang laki-laki per 100 perempuan. Di wilayah Sri Sultan Hamengkubuwono X itu, jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki. Urutan kedua dengan jumlah perempuan lebih banyak adalah Sulawesi Selatan dengan rasio jenis kelamin 99.
Selain dijadikan dasar pembangunan dan rumusan kebijakan pemerintah, sebenarnya data hasil Sensus Penduduk 2020 ini bisa dimanfaatkan juga oleh para jomblo dalam upaya mencari jodoh. Untuk memperbesar peluang bertemu jodoh, para 'jomblowati' mungkin bisa migrasi dan menetap di Provinsi Papua, Kalimantan Utara, atau Papua Barat yang jumlah laki-lakinya “membeludak”. Sedangkan para 'jomblowan' bisa migrasi ke DI Yogyakarta atau Sulawesi Selatan.
Mudah-mudahan saja data hasil Sensus Penduduk 2020 ini mempermudah para jomblo untuk menemukan pasangannya. Bukan tidak mungkin, ini akan meningkatkan indeks kebahagiaan bagi seluruh rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT