news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Relasi Antara Kisah Mahabharata dengan Kehidupan Nyata

Muhammad Andriansyah
Mahasiswa Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
23 September 2022 14:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Andriansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
POTRET BHIMASENA, SUMBER : DOKUMEN PRIBADI
zoom-in-whitePerbesar
POTRET BHIMASENA, SUMBER : DOKUMEN PRIBADI
ADVERTISEMENT
Kisah kepahlawanan Mahabharata merupakan kisah yang sangat terkenal di kalangan masyarakat di seluruh dunia. Kisah ini berasal dari negara India sudah terkenal di berbagai negara termasuk negara Indonesia. Kisah Mahabharata terus berkembang di kalangan masyarakat sehingga menjadi melegenda.
ADVERTISEMENT
Kisah Mahabharata sangat menarik sekali untuk diikuti karena mengandung nilai-nilai kehidupan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis disini akan menghubungkan kejadian yang terjadi dalam kisah Mahabarata dengan kehidupan nyata, sehingga nantinya kita dapat sama-sama mengambil pelajaran dari apa yang kita baca.
Mahabharata sebagai wiracarita atau cerita kepahlawanan kini dikisahkan kembali oleh Nyoman S. Pendit pada buku yang berjudul “epos mahabharata” dengan bahasa yang sederhana, dan dengan harapan akan lebih bisa dinikmati oleh generasi muda. Pengarang menyajikan episode-episode secara runtut, dimulai dengan munculnya tokoh Bharata sampai keturunannya yang berkembang menjadi sebuah wangsa yang besar. Dua keturunan Bharata yang termasyhur, yaitu Kaurawa dan Pandawa, akhirnya berperang dalam perang besar Bharatayudha untuk memperebutkan kekuasaan.
ADVERTISEMENT
Nah, kali ini penulis akan mengambil episode yang ada dalam buku Epos Mahabarata karya Nyoman S. Pendit berjudul “Bakasura terbunuh” yang akan dihubungkan dengan realita pada saat ini.
Kisah mahabarata yang dimuat pada episode “Bakasura terbunuh” mengisahkan tentang perjalanan lima pandawa dan Dewi kunti ketika sedang menyamar sebagai brahmana di Ekacakra. Mereka menumpang di sebuah rumah milik keluarga brahamana yang dimana pada saat itu keluarga tersebut sedang dilanda masalah besar.
Dewi kunti mendengar tangis pilu dari kamar pemilik rumah, ia ingin sekali mengetahui apa yang terjadi dan jika perlu memberikan pertolongan. Lalu ia memberanikan diri untuk bertanya. Brahmana itu menjalaskan, bahwasannya keluarga mereka sedang tertimpa malapetaka besar yang mengharuskannya untuk mengorbankan salah satu dari anggota keluarga untuk menjadi santapan raksasa yang mengusai kota yaitu Bakusura.
ADVERTISEMENT
Setelah mendengarkan penjelasan dari brahmana Dewi kunti memanggil Bhimasena dan menceritakan kembali penjelasan dari brahmana. Lalu Dewi kunti meminta Bhima yang menggantikan keluarga brahmana sebagai santapan Bakasura. Bhimasena setuju, lalu Dewi kunti menemui brahmana itu lagi untuk memberikan sebuah pertolongan dengan Bhimasena anaknya yang akan menjadi tumbal dan akan melawan raksasa itu.
Brahamana yang mendengarnya sangat senang dan lega atas pertolongan yang Dewi kunti berikan, akan tetapi yudistira yang dijuliki dharmaputra menolak rencana ibunya dengan alasan ia khawatir terhadap kesalamatan saudaranya.
Dewi kunti meyakinkan yudistira dengan berkata “Cukup lama kita hidup aman di rumah brahmana ini. Kewajiban kita membalas kebajikannya dengan perbuatan baik. Ibu tahu benar keperkasaan Bhima dan Ibu sama sekali tidak cemas. Ingatlah, dalam perjalanan dari Waranawata di tengah hutan, sambil menggendong dan menggandeng kita, adikmu mampu membunuh raksasa Hidimbi. Jangan engkau cemas, anakku. Kita wajib berbuat kebajikan bagi keluarga brahmana ini. Adikmu pasti mampu membunuh raksasa itu.”
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya hari itu tiba Bhima mengantarkan dirinya sendiri ketempat raksasa Bakasura, di depan mulut gua Bhima memancing raksasa itu keluar, saat raksasa itu keluar terjadilah perkelahian antara Bhimasena dan Bakasura, hingga akhirnya Bhimasena berhasil membunuh Bakasura, lalu menyeret mayatnya sampai pintu gerbang kota.
Pada sepenggal kisah “Terbunuh Bakasura” ini kita dapat mengambil pelajaran tentang arti tolong menolong, Setiap manusia yang hidup di dunia pasti memerlukan bantuan orang lain, mulai dari saat kita dilahirkan sampai kita meninggal dunia kita pasti memerlukan bantuan orang lain. Oleh karena itu sifat empati harus dimiliki setiap manusia, jika kita baik terhadap orang lain, orang lain pun akan baik kepada kita.
Selain itu pada kisah tersebut sangat kental akan sebuah pengorbanan, terkadang kita sering mengeluh dengan apa yang telah kita korbankan, contohnya seperti waktu, dan tenaga, akan tetapi setiap pengorbanan yang kita lakukan adalah sebuah keberanian yang tidak ternilai harganya, orang-orang yang berani berkorban untuk orang lain adalah sebuah pahala yang besar, dimana tidak semua orang berani melakukan itu, dan itu yang akan membedakan kita dari orang lain.
ADVERTISEMENT
Kisah dalam cerita mahabharata seperti memberikan fakta realitas yang ada, yang bisa kita ambil manfaatnya untuk menjadi pelajaran hidup, banyak nilai-nilai moral yang terkandung didalamnya sehingga kita yang membacanya dapat belajar dan berani untuk menghadapi masalah-masalah yang ada dikehidupan.