Konten dari Pengguna

Mengenal Makam Sunan Sendang Sebagai Wisata Religi Di Desa Sendangduwur

Andrias Hariatmoko
Mahasiswa Destinasi Pariwisata Universitas Airlangga
29 September 2024 9:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andrias Hariatmoko tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pintu Masuk Area Makam Sunan Sendang (Sumber Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Pintu Masuk Area Makam Sunan Sendang (Sumber Pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Makam R. Noer Rochmat atau biasa dikenal dengan sunan sendang, makam ini terletak di desa sendangduwur, kecamatan paciran, kabupaten lamongan. Untuk menuju makan sunan sendang saat ini dapat ditempuh melalui dua jalur yaitu jalur timur lewat surabaya dan juga jalur barat lewat tuban, dari arah surabaya kira-kira 79 Km, sedangkan dari arah tuban sekitar 33 Km. Makam sunan sendnag berada di puncak Gunung Amintuno dengan ketinggian 75 dari permukaan air laut.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui kapan wafat nya R. Noer Rochmat wafat dapat dilihat melalui pahatan dinding makam. Oleh Dr.W.F Stutterhing angka tersebut dibaca dari kanan ke kiri 7051 yang kalo dibaca dari kanan ke kiri yaitu 1507 saka atau tahun 1585 Masehi.
Keistimewaan makam sunan sendang yaitu terdapat dua buah gapura yang terletak di sebelah utara masji yang dinamai dengan gapura E, sedangkan yang disebelah barat masjid disebut dengan gapuro B. Penduduk setempat biasanya menamai gapura tersebut dengan nama Gapura urung-urung. Gapuro tersebut memiliki puncak yang tertutup yang dimana dalam kesenian kuno gapuro tersebut diberi nama gapura paduraksa.
Suasana area makam bagian dalam dan Gapura Paduraksa (Sumber Pribadi)
Gapura ini memili keunikan dalam bentuk nya, yaitu memiliki dua sayap di sebelah kanan dan kiri. Oleh bapak Uka Candra Sasmita gapuro terebut diberi nama Gapura Bersayap, yang dimana sayap dalam gapura tersebut Digambar dalam bentuk sayap garuda. Saat ini makam sunan sendang banyak dikunjungi banyak orang dari banyak daerah, terutama untuk wisatawan religi.
ADVERTISEMENT
Andrias Hariatmoko, Mahasiswa Destinasi, Pariwisata Universitas Airlangga