Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Nostalgia Awal Tahun dengan Antologi dari Fariz RM
1 Februari 2020 20:12 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Andriean Akbar Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Awal tahun 2020 merupakan hal yang cukup berharga para pecinta musik di era 80an. Pasalnya, pada 31 Januari lalu baru saja seorang legenda hidup musik Indonesia, Fariz RM, kembali menggelar konser solonya yang bertajuk “Fariz RM Anthology” yang diadakan di Hard Rock Cafe, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Tentunya hal ini sekaligus menjadi pengobat rindu para penggemarnya yang telah mengagumi lagu-lagunya yang tergolong “mendobrak batas” pada masanya. Tidak heran jika dari lagu-lagunya tersebut terus melahirkan para penggemar baru hingga dari kaum millenial.
Konser ini pun merupakan pertunjukan tunggal pertamanya di tahun 2020 setelah dua tahun lamanya sempat vakum. Kali ini Fariz bermain bersama Onthology Band yang merupakan band bertemakan Jazz dan Fusion, sekiranya cocok dalam mengiringi musik Fariz yang memiliki tema serupa.
Bermain lebih dari dua jam, para pengunjung dimanjakan dengan banyak lagu andalan pada masanya. Diawali dengan lagu "Jumpa Kedua" dari album "Aku Harus Pergi" (1988) ketika bergabung dengan band Jakarta Rythm Section . Sekejap suasana dibuka dengan meriah dan seluruh penonton langsung bernyanyi bersama sambil bergoyang.
ADVERTISEMENT
Selama pertunjukan berlangsung, Fariz membawakan banyak lagu andalan dengan performa yang tidak luntur dan vokal yang masih terdengar sama ketika dirinya muda. Sebut saja ketika beliau membawakan "Penari", "Di antara Kata", "Hasrat dan Cinta", "Kurnia dan Pesona".
Hingga pada puncaknya, penonton dibuat tidak menyangka ketika Fariz mengcover dua lagu legendaris, yaitu "Stairway to Heaven" dari Led Zeppelin dan "Another Brick In The Wall" dari Pink Floyd, yang mana keduanya memiliki unsur Progressive Rock.
Lalu ketika memasuki sesi pertengahan hingga akhir, Fariz mulai memainkan "Nada Kasih" yang ikonik, di mana pada versi aslinya lagu ini dinyanyikan bersama Neno Warisman. Tentunya momen ini menjadi pengobat rindu para penonton, khususnya bagi mereka yang tumbuh pada era 80an.
ADVERTISEMENT
Sampai pada penghujung acara, lagu pamungkas seperti "Selangkah ke Seberang", "Sakura", dan tentu saja ditutup dengan "Barcelona", membuat animo para penonton semakin ramai ketika bernyanyi bersama. Hal yang unik ialah ketika Fariz menyajikan Sakura dengan intro yang berbeda dan tidak disangka-sangka oleh para penonton. Sudah menjadi ciri khas Fariz membawakan permainan yang selalu berbeda dan menarik karena dirinya pun mengakui tidak suka memainkan suatu hal yang bersifat monoton.
Setelah pertunjukan selesai, Fariz menyempatkan diri untuk berfoto bersama para fans yang langsung menyerbunya. Merupakan kesempatan yang berharga bagi mereka yang telah menantikan penampilannya setelah dua tahun lamanya.
Tidak hanya berfoto bersama, beberapa fans yang membawa memorabilia pun turut menghampiri Fariz untuk ditandatangani. Jelas bahwa rilisan fisik tetap memiliki daya tarik tersendiri bagi para penggemarnya, terlebih ketika bertemu dengan musisi terkait, tentunya menjadi suatu momen yang tidak bisa dilewatkan.
ADVERTISEMENT
Fariz RM telah mengawali tahun 2020 ini dengan penampilannya yang memikat hati para penggemarnya. Tidak hanya bernostalgia, namun juga dapat berinteraksi secara langsung dengan ramah. Akhir kata, panjang umur dan terus berkarya.