Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Obituari: Mengenang Dulur Kami, Toni Ermawan Putra
6 April 2023 9:32 WIB
Tulisan dari Andy Arnolly Manalu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Andy Arnolly Manalu
Sore itu, Kamis 30 Maret 2023, aku baru saja mengirimkan berkas yang diminta salah satu mitra kerja untuk kulengkapi. Aplikasi berbagi pesan memunculkan notifikasi. Aku bergegas membuka pesan masuk setelah melirik pop up yang kurasa penting untuk segera kubaca. Kabar duka menghampiri. Kawan kami, saudara kami, Toni Ermawan Putra baru saja menyelesaikan tugasnya di dunia yang fana ini. Padahal, sejam sebelumnya dalam grup percakapan yang hanya berisikan 12 orang, kabar baik menyeruak kalau Almarhum Toni telah dipindahkan ke RSUD Raden Mattaher – Kota Jambi untuk proses pemulihan. Tak ada yang pernah tahu rahasia Ilahi. Pun ketika harapanmu membuncah saat semua seperti berpadu memberi kabar baik. Kenyataan terkadang membuatmu menunduk. Kami sekarang tinggal 11 orang.
ADVERTISEMENT
Semua bermula pada tahun 1996. 14 orang Calon Praja asal pendaftaran Provinsi Jambi lolos untuk mengikuti Pemantauan Akhir (Pantukhir) untuk menjadi Praja STPDN (sekarang IPDN). Pada akhirnya, hanya 12 orang yang dinyatakan lulus untuk mengikuti pendidikan di Lembah Manglayang–Jatinangor. Tahun 2000, kami menyelesaikan pendidikan dan mulai bertugas sebagai pamong praja muda. Kami disebar dalam kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Seiring waktu, kawan kami, Roy Siagian memilih pindah tugas ke Padang Sidimpuan – Sumatra Utara. Tuti Haryati, turut pindah tugas ke Pekalongan – Jawa Tengah mengikuti sang suami.
Almarhum Toni sendiri bertugas di Kabupaten Tanjung Jabung Barat bersama Bang Andi Baharuddin, Syahrianto dan Dianda Putra. Sebelum berpulang, Almarhum Toni baru saja dilantik sebagai Kepala Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Sebelumnya almarhum menjabat sebagai Camat Betara. Kabar pelantikan dan ucapan selamat dari kawan-kawan terbetik pada arsip percakapan di grup WA pada tanggal 6 Februari 2023.
ADVERTISEMENT
Malamnya, jenazah Almarhum Toni langsung dibawa pulang ke Kuala Tungkal. Dianda dan Syahrianto yang sejak awal almarhum dirawat di rumah sakit aktif memberikan perkembangan informasi di grup telah menunggu di rumah duka. Malamnya, kami melakukan conference call untuk mengetahui perkembangan prosesi pemakaman Almarhum Toni, ba’da Sholat Jum’at 31 Maret 2023. Sapaan Dulur dalam Bahasa Melayu Jambi yang artinya saudara, malam itu meneguhkan ingatan dan hati kami bahwa kepergian Toni membawa duka yang mendalam dan terasa begitu mendadak. Aku yang biasanya terlatih menyembunyikan kesedihan, malam itu menyerah. Istriku hanya diam, mengangguk kecil seolah memahami suaminya butuh ruang untuk sendiri. Sejenak saja. Percakapan di grup WA membawa keputusan bahwa kami akan takziah pada hari Sabtu, 1 April 2023.
Malam itu, semua kenangan tentang Almarhum Toni berkelebat di pikiranku. Seingatku, Toni adalah sosok yang alim, pintar dan enak diajak berkomunikasi. Pertemuan terakhir kami di salah satu hotel di Kota Jambi ketika menghadiri fasilitasi dan penguatan kelembagaan Bumdes. Almarhum bercerita tentang potensi budidaya kopi Liberika di wilayah yang dipimpinnya. Mempromosikan bahwa jenis kopi yang bisa tumbuh di lahan gambut tersebut cita rasanya unik dan bisa bersaing dengan jenis kopi lainnya. Sebagai penikmat kopi yang tidak pilah-pilih jenis kopi aku mengamini. Ketika jam istirahat, beliau ikut ke kamarku yang disediakan oleh panitia alih-alih kamarnya sendiri. Kami lanjutkan lagi bercerita tentang banyak hal kala itu. Kami semua memang termasuk jarang bertemu. Reuni terakhir kami berlangsung pada tahun 2018. Aku ingat saat itu, sedang berlangsung pertandingan antara Prancis melawan Argentina pada perempat final Piala Dunia.
ADVERTISEMENT
Kekallah Kenanganmu, Lur…
Sabtu pagi, 1 April 2023. Aku dan istri sedang jogging ketika panggilan suara Yuk Nene, satu-satunya purna praja Wanita Angkatan kami yang bertugas di Provinsi Jambi masuk. Ia menanyakan posisiku dan bilang bahwa Ade dan Yono, sudah tiba dari Muara Bulian untuk berangkat bersama dalam rangka takziah ke rumah Almarhum Toni di Kuala Tungkal. Aku bergegas pulang dan bergabung dengan mereka. Berempat kami memulai perjalanan. Dua kawan kami, Jack dan Doni dari Merangin tak dapat bergabung karena ada penugasan mendadak untuk berangkat ke luar kota.
Sepanjang perjalanan, ada banyak cerita tentang Almarhum Toni yang seperti diputar ulang. Ade yang duduk di kursi depan bilang, “Toni itu baik, alim dan menyenangkan sampai suatu ketika dia melakukan kesalahan atau pelanggaran orang-orang seperti dipaksa untuk percaya bahwa Toni juga bisa nakal”. Kami tertawa mendengar celetukan Ade. Sesekali, kami kembali merenungkan dan bertanya-tanya, mengapa berita lelayu ini datang begitu cepat dan menimpa salah seorang dulur kami. Seperti bersepakat kami tak mau mengungkit, mencari tahu dan tenggelam dalam ragam spekulasi mengenai kepergian yang tiba-tiba ini. Bercerita dan berbagi kisah kebaikan Almarhum Toni adalah sebaik-baiknya pengisi waktu menjelang tiba di Kuala Tunggal.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 11.00 WIB, kami tiba di Kuala Tungkal. Terlebih dahulu kami mampir di kediaman Dianda sambal menunggu Syahrianto untuk kemudian bersama-sama menuju rumah keluarga Almarhum Toni. Lama tak bertemu membuat kami sejenak larut dalam cerita. Dianda dan Syahrianto kemudian menceritakan kronologis sakit yang dialami Almarhum hingga prosesi pemakamannya yang dipimpin langsung oleh Bupati Tanjung Jabung Barat.
Setelah menunaikan ibadah Sholat Zuhur, kami bergerak menuju ke rumah Almarhum Toni. Sesampainya di sana kami disambut istri almarhum dan kedua anaknya. Ada juga kunjungan takziah dari pihak lain yang bersamaan dengan kami. Aku lihat, istri dan kedua anak almarhum tegar dan mengikhlaskan kepergian orang yang sangat mereka cintai. Cerita-cerita tentang Almarhum Toni Kembali mengalir. Dianda menjadi perwakilan kami untuk mengucapkan rasa belasungkawa. Awalnya, suara dan intonasi Dianda jelas dan tegas. Sesaat saja ternyata. Dia kemudian menangis, berbicara terbata-bata tentang kesedihan yang kami rasakan sebagai kawan seangkatan Almarhum Toni. Yuk Nene yang duduk di sebelahku terisak, Ade dan Yono aku lihat juga tenggelam dalam kesedihan. Mata mereka berkaca-kaca. Dianda menceritakan betapa beruntung dan bangganya kami memiliki seorang dulur seperti Toni. Menyemangati istri dan anak-anak almarhum bahwa mereka pasti bisa melanjutkan kehidupan dan mewujudkan cita-cita almarhum. Terakhir, Dianda berpesan bahwa kami kawan seangkatan almarhum akan selalu siap untuk membantu jika kelak ada keperluan dari keluarga almarhum.
ADVERTISEMENT
Dianda lalu mempersilakan Yuk Nene untuk menyerahkan tali asih dari kami kawan seangkatan Almarhum Toni dari Jambi. Sebelum pamit untuk pulang ke Jambi, kami berfoto bersama keluarga almarhum. Dalam perjalanan pulang menuju ke Jambi, kami teringat bahwa sebelum berpulang Toni begitu bersemangat menginisiasi pertemuan kami secara lengkap. Sejatinya, usul tersebut disambut positif dari semua kawan-kawan. Sayangnya, seperti kata Dianda saat Takziah, “Akhirnya kami memang berkumpul tapi saat Toni sudah tiada”.
Di depan rumah Dianda, sebelum pulang ke Jambi kami putuskan untuk mengintensifkan tali silaturahmi sebagai sedulur. Aku bilang kepada kawan-kawan bahwa cerita-cerita ringan, kelucuan dan celetukan tanpa pretensi sepanjang perjalan takziah adalah kemewahan yang tak selalu bisa kita dapatkan dari pergaulan birokrasi sehari-hari. Ia bisa menjadi pengingat sekaligus penghibur di tengah kesumpekan kerja-kerja birokrasi yang terkadang menafikan aspek humanis. Kami harus berupaya meneruskan dan merawat cita-cita almarhum untuk kerap bertemu dan berkumpul sebagai sedulur. Saling mengingatkan untuk menjaga kesehatan dan kehatian-hatian dalam bekerja atau sekedar bertukar sapa menanyakan kabar terkini.
ADVERTISEMENT
Novelis post modern asal Jepang, Haruki Murakami pernah menulis, "Kematian bukan lawan dari kehidupan, kematian itu bagian dari kehidupan". Ya, dari kematian kita belajar betapa berharganya kehidupan. Kepergian seseorang kembali memutar rangkaian memori yang pernah dijalani bersama. Ketiadaan seseorang mengingatkan ada hal-hal baik yang harus dipelihara dan dilanjutkan. Untuk hidup dan kehidupan yang lain.
Selamat beristirahat dalam keabadian, Toni. Kekallah kenanganmu, Lur…….
Penulis, ASN di Jambi.