Konten dari Pengguna

Mau Bahagia di Usia Senja, Bagaimana Menghitung Kesiapan Dana Pensiun?

Andy Nugroho
Financial Planner, Advisors Alliance Group Indonesia
10 Januari 2020 14:51 WIB
clock
Diperbarui 30 Desember 2020 18:00 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andy Nugroho tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dana pensiun Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dana pensiun Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Masa pensiun seharusnya memang menjadi waktu-waktu yang membahagiakan bagi orang yang menjalaninya, karena pada masa tersebut mereka sudah lepas dan bebas dari rutinitas pekerjaan yang selama ini dijalaninya, dan seharusnya digantikan dengan aktivitas–aktivitas yang lebih ringan dan menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Namun demikian masa pensiun ternyata juga tidak lepas dari masalah, terutama masalah keuangan.
Survey yang dilakukan oleh HSBC Global yang dilakukan pada Februari 2019 terhadap 1.050 orang Indonesia menemukan bahwa 68 persen responden menginginkan dapat menikmati masa pensiun yang nyaman.
Meski demikian, ternyata hanya 30 persen orang responden yang memiliki dana pensiun. Hal ini memberikan gambaran pada kita bahwa ternyata belum ada sepertiga penduduk Indonesia yang menyiapkan dana pensiunnya.
Investasi untuk masa tua. Foto: Pixabay
Tindakan mengabaikan menyiapkan dana pensiun ini biasanya terbentuk karena kultur masyarakat kita yang mengandalkan para anak mereka untuk mengover kebutuhan finansial orangtua mereka yang sudah pensiun.
Hal tersebut tentu tidak salah malah justru sangat baik, karena dengan begitu para anak juga dibiasakan untuk berbakti kepada orangtua mereka.
ADVERTISEMENT
Namun di sisi lain, tindakan ini akan menjadi hal yang memberatkan bagi para anak seandainya kehidupan pribadi mereka sendiri masih mengalami kesulitan secara keuangan, atau tentu menjadi hal yang tidak mungkin bagi mereka yang sampai usia pensiun belum dikaruniai anak.
Alasan lain bagi mereka yang saat ini masih berada pada usia produktif, terkadang mereka enggan untuk mulai menyiapkan dana pensiunnya sejak dini dengan alasan usia pensiun masih jauh, atau pun beralasan penghasilan yang ada sudah habis untuk berbagai kebutuhan keluarga.
Masa tua jangan merana. Foto: Pixabay
Dengan rata–rata usia pensiun saat ini di angka 55 tahun, dan usia harapan hidup orang Indonesia saat ini menurut BPS rata–rata di usia 71 tahun, artinya setiap orang paling tidak harus mempersiapkan dana untuk mereka bertahan hidup selama 16 tahun pascapensiun sampai meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Bila saat ini pengeluaran bulanan kita rata–rata di angka 10 juta dan setelah pensiun nanti tidak ingin gaya hidup kita turun yang artinya pengeluaran bulanan tetap di angka 10 juta, maka selama 16 tahun kita hidup pascapensiun kita memerlukan dana sebesar 10 juta x 192 bulan = Rp 1.920.000.000.
Angka ini saja masih mengikuti harga barang saat ini dan belum dihitung dengan inflasi yang akan terjadi nantinya. Bila dulu ketika aktif bekerja kita mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari–hari kita, nah pascapensiun kita bisa dapatkan dari mana uang tersebut?
Bila nanti ketika pensiun kita ingin mendapatkan uang Rp 10 juta meskipun sudah tidak bekerja, alternatif yang bisa dipilih adalah dengan menaruh uang kita di deposito. Dengan asumsi bunga deposito sebesar 5 persen, maka ketika pensiun segera buka akun deposito dengan jumlah uang sebesar Rp 200 juta.
Andy Nugroho. Foto: Dok. Istimewa
Bila hal tersebut dirasa berat karena ketiadaan dananya, alternatif yang lebih ringan kita bisa mulai mencicilnya dari sekarang.
ADVERTISEMENT
Dengan asumsi usia saat ini adalah 35 tahun dan akan pensiun di usia 55 yang artinya jarak waktunya adalah 20 tahun, maka untuk bisa mendapatkan dana pensiun Rp 2 miliar (pembulatan) dengan asumsi imbal hasil adalah 10 persen, maka kita bisa secara berkala menabung di reksa dana uang sejumlah Rp 2,7 juta.
Karena untuk jangka panjang, maka bisa pilih reksa dana saham atau campuran. Ketika nanti sudah masuk usia pensiun, dana tersebut pindahkan ke deposito untuk kita bisa menikmati bunga bulanannya yang bisa kita pergunakan untuk kebutuhan sehari-hari kita.
Karena tujuan kita nantinya adalah bisa mendapatkan penghasilan pasif setelah kita tidak bekerja lagi, alternatif lainnya adalah nantinya kita harus menjadi business owner ataupun pemegang saham dari suatu usaha.
Menabung saham untuk masa tua. Foto: Pixabay
Bila belum memiliki bisnis, maka membeli saham-saham bluechip yang listing di bursa dapat menjadi pilihan. Karena dari kepemilikan saham tersebut kita bisa mendapatkan deviden.
ADVERTISEMENT
Bagi mereka yang ingin pensiun dini, hal ini juga berlaku sama namun dengan sedikit perbedaan hitungan. Pensiun dini biasanya diberikan oleh suatu perusahaan ketika karyawan mulai masuk usia 45 tahun atau 50 tahun.
Bagi mereka yang ingin mengambil kesempatan ini, maka cara–cara yang diambil relatif sama namun tentu berbeda di angka hitungannya. Dan mereka yang mengambil pensiun dini biasanya akan menjadi entrepreneur ataupun berbisnis untuk mendapatkan penghasilan.
Bagaimana rencana pensiunmu. Foto: Melly Meiliani/kumparan
Bila saat kamu berusia 30 tahun dan ingin pensiun dini di usia 45, maka kita punya waktu 15 tahun untuk mengumpulkan dananya. Bagi mereka yang pensiun dini biasanya akan diberikan remunerasi khusus yang besarannya lumayan.
Meski demikian sebaiknya dana yang kita dapat dari golden shake hand tersebut sebaiknya dimasukkan ke dalam produk keuangan yang memberikan imbal hasil secara berkala seperti deposito.
ADVERTISEMENT
Dan untuk kebutuhan modal bisnis kita berasal dari uang yang kita tabung selama 15 tahun tersebut. Semisal untuk kebutuhan membuka bisnis kita butuh dana Rp 100 juta, maka kita bisa mulai menabung di reksa dana sebesar Rp 250.000 per bulan selama 15 tahun dengan asumsi return 10 persen. Hasilnya nanti bisa kita gunakan untuk memulai usaha kita tersebut.
Meskipun di tempat kerja kita saat ini mungkin kita sebagai karyawan diberikan fasilitas dana pensiun yang berupa DPLK ataupun BPJS Ketenagakerjaan, tidak ada salahnya untuk menyiapkan juga dana pensiun kita sendiri untuk lebih memastikan bahwa nanti ketika masuk usia pensiun kebutuhan sehari–hari kita dapat terpenuhi tanpa berkurang gaya hidupnya, atau bahkan sampai harus bekerja lagi karena benar–benar sudah kehabisan uang.
ADVERTISEMENT