Konten dari Pengguna

Hangat Nikmat Kopi Partungkoan: Obat Dinginnya Malam di Danau Toba

Anet Adilla
Fun loving traveller. Sesdilu 74.
19 Juni 2023 22:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anet Adilla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Pengalaman berkesan mencicipi kedai kopi legendaris yang pernah dikunjungi Presiden Jokowi di Balige, Toba.

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjelajah kota Balige, Kabupaten Toba yang terletak di pinggir Danau Toba, Sumatera Utara, ternyata menimbulkan banyak kenangan indah di hati. Berkunjung dalam rangka kedinasan, pada suatu sore selepas kegiatan, saya dan sahabat-sahabat saya spontan menaiki becak bermotor atau bentor yang berhenti di depan hotel kami.
ADVERTISEMENT
Kami melakukan tawar menawar dengan Bapak pengemudi sebelum akhirnya mencapai kata sepakat. Cukup dengan tiga puluh ribu rupiah saja kami bisa naik dalam satu bentor untuk ke pusat kota. Bentor dinaiki oleh kami bertiga dengan berhadap-hadapan.
Suasana sore hari di Kota Balige yang tenang. Foto: Dok. Pribadi
Saya senang sekali rasanya tur berkeliling Balige. Kota yang merupakan ibukota Kabupaten Toba ini hanya berjarak sekitar 18 kilometer atau 30 menit dari Bandara Silangit. Suasana kotanya sederhana, tapi artistik dan menimbulkan nostalgia. Utamanya Pasar Balige yang sangat unik dan dapat menjadi destinasi pariwisata tersendiri, yaitu dengan bangunan pasar berbentuk Sopo atau rumah adat tradisional Batak. Ketika di siang hari keramaian pasar sayur dan makanan mendominasi jalan raya di Balige, saat malam tiba suasana menjadi lebih tenang.
ADVERTISEMENT
Selepas senja dan angin malam mulai terasa dingin, kami menanyakan kepada Bapak pengemudi bentor. “Pak, kopi mana yang paling enak di kota Balige ini?” Tanpa ragu, Bapak tersebut mengantarkan kami ke Kedai Kopi Partungkoan.
Papan Kedai Kopi Partungkoan, yang berdiri sejak 1954. Foto: Dokumen Pribadi.
Kopi Partungkoan merupakan kopi legendaris di Balige yang berdiri sejak tahun 1954. Kopi ini sudah dikelola secara turun temurun sejak tiga generasi. Hal ini diceritakan langsung oleh Kak Tiarma, gadis manis pemilik generasi ketiga yang ramah menyapa kami. Kopi Partungkoan sudah termahsyur di Sumatera Utara, sampai-sampai didatangi oleh Presiden Jokowi saat berkunjung ke Danau Toba tahun 2019. Foto Pak Jokowi beserta keluarga pemilik terpajang besar dengan bangga.
Penulis berpose bersama Kak Tiarma, pemilik generasi ketiga Kopu Partungkoan yang ramah. Di belakang tampak foto Presiden Jokowi bersama keluarga pemilik. Foto: Dokumen Pribadi
Selain menyeduh kopi untuk pengunjung di tempat, kedai ini juga menjual biji dan bubuk kopi baik secara eceran maupun partai besar. Kak Tiarma menjelaskan, sehari-hari bisa menjual hingga 50 - 70 kilogram kopi. Selain dikonsumsi oleh warga lokal dan dijadikan oleh-oleh, bahkan Kopi Partungkoan sudah dijual melalui media sosial dan toko online. Harga disini pun bersahabat, hanya Rp. 7000 untuk satu cangkir dan Rp 35.000 untuk setengah kilo bubuk kopi.
ADVERTISEMENT
Deretan biji dan bubuk kopi Partungkoan di etalase. Foto: Dokumen pribadi.
Tentu saja saya semakin penasaran untuk mencicipi kopi ini. Saya memesan satu kopi hitam panas. Sekali seruput, langsung terasa istimewanya. Diolah dari biji kopi robusta asli Sumatera Utara, kopi Partungkoan bercita rasa segar dan nikmat di lidah. Tidak lupa, kami memesan tiga mangkuk mie rebus yang diolah dengan tambahan bumbu-bumbu dan bawang merah. Bukan main, seluruh sajian di sini rasanya hangat hingga ke hati.
Hangat dan nikmatnya kopi susu Partungkoan, di tengah dinginnya malam hari di Toba. Foto: Dokumen Pribadi
Yang mengesankan di Kopi Partungkoan ini, selain kopi dan makanannya, adalah gurau canda dan kedekatan para pelanggan. Saat saya baru masuk dan melihat-lihat, salah satu pengunjung langsung menanyakan saya dari Boru atau Marga mana. Setelah mengetahui saya bukan berasal dari Sumatera Utara, mereka dengan senang hati menceritakan hal-hal yang menarik yang dapat dikunjungi di Balige dan sekitaran Danau Toba. Pengunjung yang duduk bersama baik dalam satu meja atau lintas meja di kedai kopi ini, bebas bercengkrama dan saling melempar canda.
ADVERTISEMENT
Rupanya, arti kata Partungkoan dalam bahasa Batak “Partukkoan” adalah wadah untuk berkomunikasi dan bermusyawarah. Sangat sesuai sekali dengan suasana hangat di kedai kopi ini. Suasana malam yang dingin dan berangin di kota Balige, terobati oleh minuman dan obrolan ramai para pengunjungnya. Untuk pembaca yang berkesempatan ke Danau Toba dan sekitarnya, saya sarankan wajib mencoba ngopi di Kopi Partungkoan. Dijamin ketagihan!