Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Rendahnya SDM di Indonesia Akibat Kurangnya Literasi
20 Oktober 2024 12:50 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari zuyina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu momok yang cukup menonjol di Indonesia saat ini adalah rendahnya kesadaran sosial di berbagai kalangan masyarakat. Rendahnya kesadaran ini seringkali dikaitkan dengan kurangnya literasi, baik literasi dasar seperti kemampuan membaca dan menulis, maupun literasi kritis yang berkaitan dengan pemahaman dan analisis informasi. Literasi, yang seharusnya menjadi kunci untuk membuka wawasan dan memperluas pengetahuan, ternyata masih menjadi tantangan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pertama, literasi dasar yang rendah di beberapa wilayah terpencil di Indonesia masih menjadi hambatan bagi masyarakat untuk memahami hak dan kewajiban sosial mereka. Data menunjukkan bahwa angka buta huruf di beberapa daerah masih tinggi, meski telah ada program pendidikan yang berusaha menjangkau mereka. Tanpa kemampuan membaca dan menulis yang baik, sulit bagi masyarakat untuk memahami informasi penting yang disampaikan melalui media cetak atau elektronik, yang pada akhirnya menghambat mereka dalam berpartisipasi secara penuh dalam kehidupan sosial dan politik.
Kedua, kurangnya literasi kritis menjadi salah satu alasan mengapa masyarakat sering terjebak dalam disinformasi dan hoaks. Banyak orang yang tidak terbiasa menganalisis informasi secara mendalam, sehingga mudah percaya pada berita-berita yang tidak valid. Kondisi ini diperparah dengan maraknya penggunaan media sosial sebagai sumber utama informasi, di mana banyak konten yang tidak diverifikasi secara akurat. Hal ini menyebabkan masyarakat sulit membedakan antara fakta dan opini, sehingga memengaruhi cara mereka berinteraksi dan menyikapi masalah-masalah sosial.
ADVERTISEMENT
Kendahnya literasi juga berdampak pada lemahnya kesadaran lingkungan dan kesehatan. Sebagai contoh, rendahnya pemahaman tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan gaya hidup sehat sering kali berujung pada masalah kesehatan publik, seperti penyebaran penyakit menular dan kurangnya partisipasi dalam program kesehatan pemerintah. Begitu pula dengan masalah-masalah lingkungan, seperti pencemaran dan perusakan alam, yang sering diabaikan oleh masyarakat karena kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
Tingkat daya saing sumber daya manusia atau SDM Indonesia menduduki peringkat ke-46 dari 67 negara pada 2024 versi hasil riset International Institute for Management Development atau IMD, sekolah bisnis asal Swiss. Peringkat Indonesia itu hanya naik satu poin dibanding tahun lalu. Alokasi investasi dan pengembangan pendidikan di Indonesia yang cenderung stagnan diduga menjadi penyebab.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya upaya yang lebih intensif dalam meningkatkan literasi di Indonesia. Pemerintah perlu terus mendorong program pendidikan yang inklusif dan merata di seluruh pelosok negeri. Selain itu, penting juga untuk menanamkan budaya membaca dan berpikir kritis sejak dini, agar masyarakat dapat menjadi individu yang lebih sadar dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial mereka.
Pada akhirnya, peningkatan literasi di Indonesia bukan hanya soal kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga soal membangun kesadaran kolektif akan pentingnya peran setiap individu dalam kehidupan sosial. Dengan literasi yang lebih baik, diharapkan kesadaran sosial masyarakat juga akan meningkat, sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam menciptakan perubahan positif di lingkungannya masing-masing.
ADVERTISEMENT