Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Cinta Berdasarkan Bintang: Gen Z pilih Jodoh lewat Kecocokan Zodiak
13 November 2024 20:18 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Angel Mutiara Bleszensky Keyla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam era digital yang serba cepat ini, Gen Z sering kali menggunakan astrologi sebagai pedoman dalam kehidupan mereka termasuk dalam pencarian jodoh. Bidang astrologi yang sering dipakai oleh Gen Z dalam pencarian jodoh adalah zodiak. Zodiak atau ramalan bintang yang sering kita kenal di media massa ternyata bisa menjadi pedoman bagi Gen Z dalam menentukan pasangan. Kira-kira, bisa tidak ya Generasi Z menemukan jodoh lewat kecocokan zodiak?
ADVERTISEMENT
Namun, tahukah kalian bahwa zodiak yang sering muncul di media merupakan salah satu contoh dari ilmu yang dipelajari dalam bidang psikologi yang disebut pseudoscience. Pseudoscience adalah sebuah asumsi yang dipercaya dan dianggap sebagai suatu hal ilmiah, tetapi tidak melalui proses pengamatan sains dan tidak memiliki bukti nyata. Walaupun demikian, ternyata masih banyak Gen Z yang menggunakan zodiak dalam mencari jodoh.
Tren di media massa mengenai kecocokan lewat astrologi ini membuat Generasi Z lebih berhati-hati dalam memilih pasangan yang cocok dan sesuai dengan zodiak masing-masing. Tak jarang mereka mendiskusikan kecocokan ini melalui foto, video, atau kolom komentar. Banyak yang percaya bahwa zodiak dalam astrologi bisa menjadi indikator kecocokan dan memperkirakan lamanya suatu hubungan.
ADVERTISEMENT
Contoh kecocokan zodiak, seperti Taurus dengan Virgo, Cancer dengan Virgo, atau Libra dengan Sagitarius. Ketidakcocokan zodiak juga sangat diperhatikan oleh Generasi Z dalam memilih jodoh, seperti Aries dengan Taurus, Cancer dengan Leo, dan Taurus dengan Gemini. Namun, semua ramalan zodiak itu tidak bisa dijadikan ukuran pasti dalam mencari kecocokan untuk mendapatkan jodoh, karena ramalan zodiak tidak memiliki dasar pengetahuan ilmiah. Para ilmuwan beranggapan bahwa zodiak merupakan contoh dari pseudoscience karena tidak memiliki bukti nyata.
Di sisi lain, banyak juga yang tidak mempercayai kecocokan lewat zodiak. Perlu diingat bahwa zodiak dalam astrologi merupakan pseudoscience yang tidak dapat dipercaya sepenuhnya. Namun, zodiak dalam astrologi memiliki daya tarik yang tidak mudah hilang karena banyak orang yang menggunakannya hanya untuk bersenang-senang.
ADVERTISEMENT
Gen Z bisa menemukan pasangan melalui pemahaman dalam ilmu psikolog yang sudah terbukti kebenarannya dan cara yang lebih ampuh agar Gen Z mendapatkan pasangan yang terbaik dibanding memilih pasangan lewat kecocokan zodiak adalah dengan fokus pada karakter yang dimiliki pasangan karena setiap orang memiliki karaker yang unik dan tidak selalu dikaitkan dengan ramalan bintang, membangun hubungan melalui usaha seperti komitmen dan kesetiaan, berikan kesempatan pada orang yang berbeda zodiak karena yang terpenting adalah kecocokan sifat dan karakter bukan kecocokan zodiak.
Kesimpulannya, meskipun astrologi, khususnya zodiak dianggap sebagai pseudoscience tanpa dasar ilmiah, Gen Z masih sering menggunakannya sebagai panduan tambahan dalam mencari jodoh. Dengan media sosial yang memperkuat tren ini, diskusi tentang kecocokan zodiak menjadi populer dan dianggap membantu memahami karakter serta potensi hubungan. Namun, penting untuk diingat bahwa zodiak sebaiknya dilihat hanya sebagai hiburan, bukan sebagai faktor utama dalam memilih pasangan hidup. Hal yang bisa dilakukan Gen Z dalam menemukan pasangan yang tepat adalah dengan pendekatan agar mengetahui karakter masing-masing dan menemukan kecocokan.
ADVERTISEMENT