Mengulik Sejarah dan Pengaruh Kebudayaan Amerika Latin

Desiree Junike Angelica
Mahasiswi jurusan Hubungan Internasional di Universitas Kristen Indonesia.
Konten dari Pengguna
24 Oktober 2023 6:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Desiree Junike Angelica tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image by FranDuque from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Image by FranDuque from Pixabay
ADVERTISEMENT
Mungkin sebagian dari kita generasi muda, sedikit tidak asing dengan yang namanya telenovela. Telenovela adalah genre drama televisi yang berasal dari Amerika Latin, memiliki sejarah yang kaya sejak tahun 1950-an. Telenovela dicirikan sebagai film atau serial televisi dengan penceritaan yang melodramatis dan emosional, sering kali berkisar pada masalah cinta, keluarga, dan sosial. Popularitas Telenovela dimulai di negara-negara Amerika Latin sebelum menyebar ke wilayah lain. Di Indonesia sendiri, telenovela dapat dikatakan sukses besar. Kita dapat melihat rekam jejaknya di pertengahan tahun 2000an, saat stasiun televisi lokal mulai menayangkan telenovela Amerika Latin yang disulihsuarakan dalam Bahasa Indonesia. Ini menandai awal dari ketertarikan terhadap genre tersebut. Melihat banyaknya masyarakat Indonesia yang tertarik akan kisah cinta dan dinamika keluarga di beberapa siaran telenovela, hal ini menginspirasi Produser Indonesia untuk mulai membuat telenovela sendiri, dengan menyesuaikan format selera dan norma budaya di Indonesia.
Image by suara.com
Keberhasilan telenovela yang diproduksi secara lokal ini memacu industri TV Indonesia menjadi berkembang, dengan serial asli Indonesia seperti "Bawang Merah Bawang Putih" dan "Cinta Fitri" yang mendapatkan popularitas secara luas. Dapat kita simpulkan bahwa industri TV Indonesia mendapat pengaruh dari telenovela Amerika Latin. Hingga saat ini jika kita lihat di televisi, masih banyak stasiun TV yang menayangkan sinetron atau telenovela versi lokal. Jika kita kulik lebih dalam, Amerika Latin sangat kaya akan budaya dan tradisi. Amerika Latin menjadi rumah bagi tiga peradaban kuno besar yang kita tahu, yaitu Maya, Aztecs dan Inca. Mari kita bahas satu per satu, apa saja pengaruh kebudayaan mereka yang masih kita rasakan sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
Peradaban Aztec
Image by Dieter Martin from Pixabay
Peradaban Aztec, juga dikenal sebagai Mexica, adalah budaya Mesoamerika yang berkembang di wilayah yang sekarang disebut Meksiko dari abad ke-14 hingga ke-16. Mereka percaya bahwa mereka berasal dari tanah mitos Aztlan, itulah sebabnya para sejarawan kemudian menyebut orang-orang ini sebagai suku Aztec. Mereka mendirikan ibu kota mereka, Tenochtitlán, di sebuah pulau di Danau Texcoco, yang sekarang menjadi Kota Meksiko. Suku Aztec sendiri dikenal karena struktur sosialnya yang kompleks, teknik pertaniannya yang canggih, dan arsitekturnya yang monumental. Pengaruh budaya dari Aztec yang masih kita rasakan hingga hari ini adalah dari segi bahasa. Kita mengucapkan kata-kata yang sama seperti bahasa asli mereka, Nahuatl. “Cokelat”, “tomat”, “alpukat”, dan “cabai” berasal dari kata-kata bahasa mereka. Selain itu, banyak makanan yang kita nikmati saat ini—seperti tortilla jagung, coklat panas, dan popcorn—juga dimakan oleh suku Aztec.
ADVERTISEMENT
Peradaban Maya
Image by Jon Toy from Pixabay
Jika berbicara mengenai suku Maya, mungkin yang langsung muncul di benak kita adalah ramalan menggemparkan mengenai kiamat 2012 yang diramalkan oleh kalender suku Maya. Peradaban Maya terkenal dengan matematika, astronomi, dan sistem penulisan hieroglifnya yang canggih. Peradaban Maya meluas ke Meksiko, Guatemala, Belize, Honduras, dan El Salvador modern. Mereka mengembangkan negara-kota yang mengesankan dengan piramida dan kuil yang menakjubkan. Kebudayaan Maya sangat fokus pada pertanian, termasuk budidaya jagung.
Peradaban Inca
Image by Yolanda Coervers from Pixabay
Di Amerika Selatan, Kerajaan Inca adalah kerajaan pra-Columbus yang terbesar dan terkuat. Mereka menduduki wilayah yang luas, termasuk Peru, Ekuador, Bolivia, dan sebagian Kolombia, Chili, dan Argentina. Suku Inca terkenal dengan teknik canggih mereka, seperti sistem jalan yang luas dan arsitektur batu yang luar biasa. Salah satu peninggalan peradaban Inca yang masih ada sampai saat ini ada pada bidang pertanian. Peradaban Inca memanfaatkan pertanian vertikal, dengan menanam tanaman di berbagai ketinggian untuk memaksimalkan hasil. Mereka menanam kentang, quinoa, dan jagung, pemilihan jenis tanaman menunjukkan pemahaman mereka mendalam terhadap kondisi topografi setempat. Konsep ini relevan untuk zonasi agroekologi dan pengelolaan lahan berkelanjutan saat ini. Selain itu, pengelolaan air adalah aspek kunci pertanian Inca. Mereka membangun sistem irigasi yang canggih, seperti yang ada di Tipón, untuk mendistribusikan air secara efisien. Teknik penghematan air modern, seperti irigasi tetes yang kita kenal sekarang, banyak dipengaruhi oleh praktik kuno ini.
ADVERTISEMENT
Dapat kita simpulkan bahwa ternyata banyak dari budaya Amerika Latin yang familiar dan dekat dengan kita. Mulai dari teknik pertanian, hingga makanan seperti cokelat, tidak lepas dari pengaruh Amerika Latin.
Referensi
Blakemore, E. (2022, September 7). Who were the Maya? Decoding the ancient civilization's secrets. National Geographic. Retrieved October 23, 2023, from https://www.nationalgeographic.com/history/article/who-were-the-maya
Erickson Travel Incorporated. (2023, May 7). The legacy of the Inca Civilization (Updated 2023). Erickson Travel Incorporated. Retrieved October 23, 2023, from https://ericksontravelincorporated.com/the-legacy-of-the-inca-civilization/
van Dop, J. (2015). Aztec civilization facts and history. National Geographic Kids. Retrieved October 23, 2023, from https://kids.nationalgeographic.com/history/article/aztec-civilization