Miracle: Letters To The President, Kisah Perjuangan Membangun Stasiun Kereta Api

Angelica Cindhana Florensa
Seorang Mahasiswa dari UIN Sunan Ampel Surabaya yang hobi menonton drama dan film Korea
Konten dari Pengguna
5 Juli 2023 20:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Angelica Cindhana Florensa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Poster Film Miracle: Letters To The President. Source: Pinterest
Hangul: 기적
Director: Lee Jang-Hoon
Writer: Lee Jang-Hoon, Son Joo-Yeon
ADVERTISEMENT
Producer: Yook Kyung-Sam
Cinematographer: Kim Tae-Soo
Tanggal Rilis: 15 September 2021
Durasi: 117 menit
Distributor: Lotte Cultureworks
Joon-Kyung (Park Jung-Min) merupakan seorang anak yang sangat pandai di sekolahnya. Dirinya bahkan meraih peringkat pertama dalam olimpiade matematika. Laki-laki tersebut memiliki impian yaitu ingin membangun stasiun kereta api di desanya.
Desa tempat tinggal Joon-Kyung hanya dilewati rel saja, tetapi tidak ada stasiun kereta api yang berhenti di sana. Sehingga warga desa harus mempertaruhkan nyawanya untuk bisa naik kereta api. iMerasa kasihan dengan warga desanya, Joon-Kyung bertekat mengirimkan surat kepada presiden untuk membangun stasiun kereta api di desanya.
Memasuki bangku SMA, Joon-Kyung bertemu dengan Ra-Hee (Lim Yoon-A). Rupanya, Ra-Hee adalah merupakan seorang anak pejabat pemerintahan dan ayahnya dekat dengan presiden. Waktu demi waktu, Joon-Kyung menjadi dekat dengan Ra-Hee dan sering meminta bantuannya untuk menulis surat kepada presiden.
ADVERTISEMENT
Meskipun terlihat fiktif, rupanya kisah film Miracle: Letters to the President ini terinspirasi dari kisah nyata. Yakni mengambil dari kisah pembangunan stasiun kereta api swasta pertama di Korea Selatan yaitu Stasiun Yangwon. Stasiun ini terletak di Provinsi Gyeongsang Utara. Stasiun Yangwon beroperasi sejak 1 April 1988 dan telah berhenti operasi sejak tahun 2012.
Menampilkan Banyak Adegan Melankolis
Joon-Kyung bersama Ayahnya saat peresmian Stasiun Yangwon. Source: Pinterest
Sebagai seorang anak masinis kereta api, Joon-Kyung tidak pantang menyerah mengirimkan surat kepada presiden. Walaupun sudah puluhan surat dia kirimkan dan tidak ada jawaban, hal itu sama sekali tidak mematahkan semangatnya. Bahkan ketika sang ayah memintanya berhenti melakukan kegiatan tersebut, Joon-Kyung tidak mematuhi perintah itu.
Berkat kepintarannya pula, dia menciptakan alat yang berfungsi sebagai penunjuk kalau ada kereta api akan lewat. Warga desanya pun bangga dan terlihat sangat menghormati Joon-Kyung karena inovasi-inovasi yang dia buat. Meski alatnya ini lama-kelamaan tidak berfungsi akibat terkena air hujan dan membuat salah satu warga desa meninggal akibat tertabrak kereta api.
ADVERTISEMENT
Mengusung cerita-cerita melankolis dengan latar belakang tahun 80-an membuat film ini sukses membuat banjir air mata penonton. Terutama adegan-adegan yang menampilkan konflik batin antara ayah dengan anak. Serta mengajarkan bagaimana cara untuk mengikhlaskan kepergian seseorang.
Konflik emosional dalam film ini disusun sangat apik, dan sukses membuat penonton ikut merasakan perasaan para pemain. Penonton akan dibuat berempati dengan impian Joon-Kyung dan mendukung penuh pembangunan stasiun kereta api di desanya.
Tokoh Ra-Hee di sini juga memiliki peran penting untuk membantu impian Joon-Kyung. Memanfaatkan privilege ayahnya yang seorang pejabat, dia kerap membantu laki-laki itu menyusun kalimat di dalam suratnya. Bahkan terkadang dirinya juga membantu meyakinkan sang ayah untuk membangun stasiun kereta api di desa Joon-Kyung.
ADVERTISEMENT
Chemistry antar pemain juga terlihat sangat bagus. Terutama adegan Joon-Kyung dan Ra-Hee melakukan aktivitas bersenang-senang bersama. Juga ketika Joon-Kyung dan Ra-Hee saling menyemangati satu sama lain dalam meraih mimpi mereka.
Film ini adalah tontonan ringan dan cocok ditonton di kala waktu luang. Banyak sekali pesan-pesan moral bertebaran di dalam film tersebut. Sehingga, bisa membuat penonton merasa termotivasi melihat perjuangan Joon-Kyung menggapai mimpinya, meskipun banyak rintangan dan tantangan yang dia hadapi. Miracle:Letters to the President berdurasi 117 menit dan bisa disaksikan di VIU dan Vidio.