Konten dari Pengguna

Perjalanan ke Solo Naik Kereta Rel Listrik

Angga Dwi Prasetya
Buruh harian di Bakpia Boomber Pendidikan terakhir SMU Negeri 1 Wonosari
5 Februari 2023 9:50 WIB
·
waktu baca 7 menit
clock
Diperbarui 13 Februari 2023 19:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Angga Dwi Prasetya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
kemeriahan di heritage palace (sumber: dok.pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
kemeriahan di heritage palace (sumber: dok.pribadi)
ADVERTISEMENT
Awal bulan Januari di tahun 2023 di minggu pertama, diawali dengan acara rutin setiap bulan di mana kami sekeluarga besar Trah Partorejo berkumpul untuk menjalin silaturahmi bersamaan di adakannya arisan di tempat kakak bapak saya. Di situlah awal rencana beberapa saudara dan saya ingin pergi ke solo dengan menaiki kereta rel listrik.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, kami bertempat tinggal di kabupaten Gunung kidul, provinsi Yogyakarta. Lebih tepatnya, kalau saya bertempat tinggal di Jeruk sari, kecamatan wonosari.
Lanjut cerita...
Ternyata beberapa dari kami ada yang belum pernah sama sekali menaiki kereta rel listrik, makanya rencana ini dibuat agar bisa merasakan seperti apa rasanya naik kereta rel listrik itu.
Antusias peserta sangat besar, terbukti dari yang tadinya hanya beberapa orang saja yang ikut kini menjadi lebih banyak, terlebih anak-anak yang sepertinya sudah tidak sabar untuk merasakan seperti apa rasanya naik kereta rel listrik itu.
Akhirnya sepakat bahwa hari Sabtu nanti tanggal 14 Januari 2023 jadi melakukan perjalanan dari yogya ke solo menggunakan kereta rel listrik. Dan telah disepakati pula untuk berangkat dari stasiun tugu yogya. Iya, di jogja terdapat dua stasiun kereta.. yang satu di dekat tugu yogya ( makanya dinamakan stasiun tugu yogya ), dan yang satu lagi di lempuyangan.
ADVERTISEMENT
Kami sepakati berangkat dari stasiun tugu yogya karena bila berangkat dari stasiun lempuyangan takutnya nanti akan berjubel dengan banyak penumpang dan mungkin tidak kebagian tempat duduk.
Tak rubahnya seperti hendak bepergian jauh, istriku selalu menyiapkan apa yang akan dan hendak dipakai saat nanti bepergian. Menyiapkan baju apa yang akan dipakai, bawaan apa saja untuk di perjalanan, dan makanan apa saja hingga camilan yang akan dibawa.
Di benakku alangkah menyenangkan nanti perjalanan kami, suasana stasiun yang epik dan kereta yang menarik. Membayangkan anak-anak akan riang gembira, ramai penumpang dan pedagang makanan, sambil bercanda menikmati perjalanan dari yogya ke solo.
Hari telah tiba, saya dan istri bersiap siap untuk mendatangi tempat berkumpul kami di tempat adik bapak saya. Sesuai perjanjian bahwa kita akan berangkat tepat pukul 07.00 WIB dari rumah menuju ke stasiun kereta.
ADVERTISEMENT
Seperti biasa..
Ya, seperti biasa jam kumpul dan berangkat molor lagi,. Hem.. ada yang belum mandi, ada yang masih sibuk dengan barang bawaan yang mau dibawa, ada yang bingung mau sarapan dulu atau tidak.. Hem.. ya begitulah adanya..
Dan akhirnya.. semua siap untuk berangkat, dan waktu menunjukkan pukul 07.22 WIB. Kita semua terbagi menjadi dua rombongan, terbagi menjadi dua mobil. Saat hendak berangkat pun masih ada drama menunggu karena barang bawaan yang belum siap semua, alhasil berangkatlah kita dulu meninggalkan satu rombongan di belakang.
Saat dalam perjalanan menuju stasiun kami tetap berkomunikasi dengan rombongan yang satunya guna menjaga agar nanti bisa tepat berbarengan masuk stasiun kereta api.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di stasiun kita berkumpul untuk mempersiapkan barang bawaan yang akan dibawa dan persiapan untuk membeli tiket dengan menghitung jumlah peserta yang ada.
stasiun yogya (sumber : 1.0 dok.pribadi)
Ternyata suasana di stasiun sudah sangat berbeda dari apa yang dulu saya pernah tahu. Sudah lama memang, lama sekali bahkan.. mungkin sudah sepuluh atau mungkin lebih tahun terakhir mengunjungi stasiun yogya. Pemandangan kali ini lebih menarik dibandingkan waktu dulu, para penjual atau pedagang makanan tertata dengan rapi di sepanjang di luar ruang masuk stasiun, lebih bersih dan lebih terlihat menarik. Tidak seperti dahulu yang mana para pedagang berlalu lalang ke sana kemari, ada pengecer rokok dan kopi, penjual jajanan dan makanan yang juga berlalu lalang di dalam kereta sehingga tampak semrawut dan terkesan tidak rapi dan bersih. Salut dengan perubahan sekarang yang jauh lebih enak dipandang.
ADVERTISEMENT
Setelah menghitung jumlah peserta dilanjutkan membeli tiket, ternyata kita terkendala regulasi baru dari KAI yang menyatakan bahwa pembelian tiket dilakukan dengan dua cara, salah satunya menggunakan kartu e-money perbankan dan atau menggunakan aplikasi Link Aja guna melakukan transaksi pembayaran atau pembelian tiket.
Dikarenakan beberapa dari kita adalah orang sepuh yang kurang tahu menahu tentang hal seperti tadi, dan beberapa juga dari kita belum memiliki aplikasi Link Aja jadi kita agak sedikit heboh. Heboh pada mengunduh aplikasi Link Aja, karena bila memakai kartu e-money kita ditarik uang tunai senilai lumayan untuk mendapatkan kartu tersebut dari pihak pelayanan di stasiun. Bila ingin mendapatkan dari retail terdekat seperti alfamart atau indomart letaknya juga lumayan cukup jauh sekalipun notabene harga yang didapat lebih murah dari penyedia di stasiun.
ADVERTISEMENT
Setelah semuanya mencoba mengunduh ada beberapa yang terkendala, salah satunya adalah saya.. karena ponsel yang saya miliki tidak didukung untuk penggunaan aplikasi tersebut. Alhasil, alhamdulillah saudara saya menawarkan ponselnya untuk dipinjamkan guna unduh dan transaksi pembelian tiket, sisanya ada beberapa yang menggunakan kartu e-money karena keterbatasan ponsel yang dimiliki dan masih anak-anak.
Sekalipun prosedur yang ada berkesan agak sedikit ribet tetapi setidaknya kita menjadi tahu dan mengerti apa saja yang harus dipersiapkan ketika hendak melakukan perjalanan menggunakan kereta api. Segala proses yang kita alami itulah yang menjadi pengalaman menarik yang bisa diceritakan dikemudian hari, kita semua menikmatinya sekalipun dengan hiruk pikuk prosedur yang kita alami, setidaknya itu adalah bagian dari suasana perjalanan ini.
ADVERTISEMENT
Kita semua pun masuk dan menunggu kedatangan kereta rel listrik, suasana di dalam stasiun kini benar-benar sangat baik, rapi, bersih, dan menarik. Peron-peron yang ada sangat bersih, pemandangan ruang publik yang sangat menarik di mana terdapat banyak sekali titik untuk tempat duduk dan juga ada tempat untuk mengisi daya ponsel.
Kereta pun datang dan masuklah kita semua, wah ternyata sekarang di dalam gerbong kereta, sekalipun itu kelas ekonomi udaranya sangat dingin, sangat berasa sekali AC di dalam. Tidak seperti dahulu bila naik kereta gerbong ekonomi udaranya panas dan banyak pedagang eceran lalu lalang ke sana kemari. Di mana sekarang juga terdapat bangku khusus yang diperuntukkan wanita hamil dan yang memiliki anak balita serta orang yang sudah tua renta.
foto di dalam kereta rel listrik (sumber : 1.1 dok.pribadi)
Berangkatlah kami menuju ke stasiun solo yang terkenal dengan nama stasiun Solo Balapan.
ADVERTISEMENT
KRL Yogyakarta - Solo memiliki 11 stasiun pemberhentian di antaranya; Stasiun Yogyakarta, Stasiun Lempuyangan, Stasiun Maguwo, Stasiun Brambanan, Stasiun Srowot, Stasiun Klaten, Stasiun Ceper, Stasiun Delanggu, Stasiun Gawok, Stasiun Purwosari dan terakhir adalah Stasiun Solo Balapan.
Untuk sekedar catatan bahwa untuk keluar masuk stasiun penumpang diwajibkan memiliki saldo minimal baik itu e-money ataupun aplikasi Link Aja sebesar 16.000 rupiah.
Dan ternyata kita tidak sampai menuju ke stasiun solo balapan, sesampainya di stasiun purwosari istri daripada adik keponakan saya mengatakan kalau kita turun di purwosari saja karena ada tempat untuk wisata kuliner yang dekat dengan stasiun tersebut.
foto warung selat mbak lies (sumber : 1.2 dok.pribadi)
Destinasi pertama kita di solo adalah Warung Selat Mbak Lies yang ternyata di tempat itu pernah singgah banyak orang terpandang di republik ini, sebut saja salah satunya adalah Bapak Wishnu Pratama, artis Inul Daratista, dan masih banyak lagi artis dan pejabat penting lainnya. Dan masakan disini memang enak, segar dan nikmat.
ADVERTISEMENT
Setelah perut kita diisi oleh makanan lezat yang mengenyangkan, lanjut lah perjalanan ke destinasi wisata The Heritage Palace di mana itu adalah bangunan peninggalan yang dahulu kala dipakai untuk produksi tebu dan kini dibuat sedemikian rupa untuk menjadi tempat wisata yang instagramable.
foto di heritage palace ( sumber : 1.3 dok.pribadi)
Destinasi terakhir kita adalah nasi liwet Bu Wongso Lemu yang sudah berdiri sejak tahun 1950. Setelah acara kuliner terakhir kita memutuskan untuk balik ke yogyakarta dikarenakan hari mulai petang dan cuaca sedang rintik hujan.
foto warung sego liwet bu wongso lemu (sumber : novita rahmawati/mojok.co)
Kali ini kita bertolak dari stasiun Solo Balapan, stasiun yang cukup terkenal dan menjadi judul salah satu lagu yang pernah dinyanyikan oleh almarhum Mas didi kempot dan sempat viral.
foto stasiun solo balapan (sumber : 1.4 dok pribadi)
Singkat cerita akhirnya kita kembali ke yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Lain kali,. Mungkin nanti atau entah kapan saya dan istri akan mencoba perjalanan menggunakan kereta rel listrik lagi ke tempat kakak yang ada di Bogor, Jawa barat. Dengan pengalaman yang ada, saya rasa untuk nanti ke depannya tidak akan bingung lagi atas regulasi KAI sekarang.