Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kamu mau ada di sisi mana?
18 April 2017 21:48 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Angga Fidrian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kenapa duduk? Karena duduk adalah situasi yang baik untuk ngobrol, bicara dari hati ke hati, bicara tentang masa depan. Semua diskusi yang berujung baik biasanya diawali dengan duduk santai, ditemani kopi/teh juga rekan ngobrol baik yang punya kesamaan visi untuk memecahkan masalah.
ADVERTISEMENT
Menurut kamu, apakah lebih enak ngobrol sama Setya Novanto atau Sudirman Said?
Saat kemarin ribut-ribut tentang konflik “Papa minta saham” kamu ada di sisi mana? Setya Novanto atau Sudirman Said? Buat yang lupa, “Kasus Papa Minta Saham” adalah kasus pelaporan Sudirman Said ke Mahkamah Kehormatan Dewan atas pencatutan nama Jokowi-JK saat proses negosiasi agar freeport memberikan sahamnya ke pemerintah Indonesia. Setya Novanto bertemu dengan petinggi freeport bersama Riza Chalid. Setya Novanto juga menyebut nama Luhut Binsar Pandjaitan. Penjelasan lebih panjang ada di sini.
Siapa sih Riza Chalid? Riza Chalid adalah sosok orang yang berada di belakang Petral. Petral adalah penyebab penyaluran BBM di Indonesia mahal. Hal itu yang jadi temuan Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang diketuai oleh Faisal Basri. Hal tersebut ditulis secara apik di sini.
Pernah posting meme diatas dengan tagar #savesudirmansaid #dukungSS ? Kalau pernah posting meme tersebut semoga semangatnya masih sama.
ADVERTISEMENT
Lalu di Pilkada kali ini, Setya Novanto dan Sudirman Said mendukung paslon yang berbeda.
Setya Novanto dukung Ahok
Sudirman Said dukung Anies Baswedan
Menurut kamu, kalau ngobrol tentang pembenahan Jakarta, kamu akan pilih Setya Novanto atau Sudirman Said?
Sudah tahu jawabannya? Kalau belum, saya mau cerita satu lagi
Pernah ingat kasus cicak vs buaya? Cerita cicak vs buaya ada 3. Saya akan bahas episode dua dan tiga.
Cicak vs Buaya episode dua bercerita tentang kriminalisasi terhadap penyidik senior KPK yakni Novel Baswedan. Pasca Novel Baswedan mengungkap kasus korupsi simulator SIM yang dilakukan oleh Irjen Djoko Susilo, Novel dijadikan tersangka atas kasus penganiayaan terhadap pelaku pencurian burung walet di Bengkulu. Kasus lama yang dibuka kembali, sampai hari ini juga tidak ada kejelasan tentang kasus ini.
ADVERTISEMENT
Lanjut pada Cicak vs Buaya episode 3. Episode ini lebih seru, karena terjadi penangkapan secara tiba-tiba pada pimpinan KPK yakni Bambang Widjojanto ketika beliau mengantarkan anaknya ke sekolah. Keramaian ini dimulai ketika KPK menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka dalam kasus suap saat menjadi Kepala Biro Pembinaan Karir. Tidak hanya BW yang dikriminalisasi, Adnan Pandu Praja juga dilaporkan ke bareskrim terkait tuduhan pemalsuan surat notaris dan penghilangan saham PT Desy Timber, Lalu Zulkarnaen dilaporkan terkait korupsi dana hibah. Lengkapnya di sini.
Saya ada di Gedung KPK sewaktu hari ditangkapnya Bambang Widjojanto dan berteriak #SaveKPK di linimasa agar kriminalisasi terhadap garda terdepan pemberantasan korupsi segera dihentikan. Apakah Kamu juga lakukan hal yang sama? Kalau iya, ternyata kita duduk di sisi yang sama.
ADVERTISEMENT
Oh iya, Novel Baswedan yang saya sebut di awal juga baru-baru ini menghadapi teror ketika malam sebelumnya menandatangani surat cekal untuk Setya Novanto dalam kasus korupsi E-KTP. Novel Baswedan juga merupakan sepupu kandung dari Anies Baswedan.
Menurut kamu, haruskan ragu dalam pemberantasan korupsi ketika ada Bambang Widjojanto, Adnan Pandu Praja serta Novel Baswedan? Oke Novel Baswedan bukan tim sukses dan tidak terlibat dalam tim kampanye sedikit pun. Tapi coba bayangkan, apakah ketika kamu punya sepupu kandung pemberantas korupsi yang bahkan rela mati, kamu akan korupsi?
Saat ini saya sedang duduk di sisi yang sama dengan Sudirman Said, Bambang Widjojanto, Adnan Pandu Praja sebagai sebuah usaha untuk mewujudkan Jakarta yang bebas dari korupsi. Saya tidak akan meragukan kredibilitas dan integritas mereka dalam memberantas tikus-tikus yang menggerogoti APBD mewujudkan Jakarta yang benar-benar bersih.
ADVERTISEMENT
Apakah kamu mau duduk bersama kami?
Atau
Bersama Setya Novanto?
Berdiri Bersama Siapa?
Berdiri. Berdiri biasanya jadi simbol ketika seseorang sedang menentukan sikap atau ketika kita sedang melindungi seseorang. Nah pertanyaan saya sederhana, Jika kamu diberikan waktu beberapa tahun lagi untuk bisa membela, kamu akan pilih membela siapa?
Kalau saya, saya saat ini sedang berdiri satu baris bersama orang-orang yang menolak reklamasi dan menolak penggusuran paksa. Kalau kamu mau tahu dengan siapa saya berdiri, Saya akan cerita sedikit.
Reklamasi teluk Jakarta. Semua ramai berbicara tentang itu. Ada pihak yang membela reklamasi, ada pihak yang menolak reklamasi. Semua mengklaim punya alasan yang kuat, punya pembela sama fanatiknya. Tapi ada satu yang harus diperhatikan, yakni kredibilitas dari orang yang menolak atau mendukung.
ADVERTISEMENT
Kronologis reklamasi dirangkum dengan baik oleh Evi Mariani di sini
Sudah baca? Merasa ada yang janggal. Kalau belum merasa ada yang janggal bisa tanya ke Walhi dan Greenpeace. Dua organisasi masyarakat sipil yang bergerak di bidang lingkungan sejak dulu.
Walhi dan Greenpeace menolak Reklamasi.
Dalam sidang PTUN izin reklamasi pulau G, Direktur Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Sobandono Diposapto mengatakan bahwa Reklamasi harus berjalan jika ada rekomendasi dari Kementriannya. Rekomendasi reklamasi tidak dapat diberikan karena tidak memenuhi persayaratan. Antara lain :
1. Undang - Undang no 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau -Pulau Kecil pasal 7 yang mengharuskan adanya rencana zonasi dalam bentuk Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil (RZWP3K)
ADVERTISEMENT
2. Perihal Zonasi juga diperkuat Perpres No.122/2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil pasal 4 yang mengatakan bahwa penentuan lokasi reklamasi harus berdasarkan rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
3. Undang - Undang No 2 tahun 2012 Reklamasi juga tidak sesuai dengan prinsip pengadaan lahan untuk kepentingan umum sebagaimana tercantum di dalam UU No. 2/2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
4. Reklamasi juga tidak sesuai dengan prinsip pengadaan lahan untuk kepentingan umum sebagaimana tercantum di dalam Undang - Undang No. 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
5. Undang - Undang No. 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup juga tidak menjadi acuan dalam pelaksanaan reklamasi khususnya terkait dengan prinsip pencegahan dan prinsip kehati-hatian. kebijakan reklamasi tidak pernah melalui proses kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) yang benar sebagai mandat dari Undang-Undang ini.
ADVERTISEMENT
6. Undang - Undang no. 7 tahun 2016 tentang perlindungan nelayan, mewajibkan adanya perlindungan ruang penghidupan nelayan tradisional dan nelayan sekala kecil pengguna kapal dibawah 10 Gross Ton sebagai pemangku kepentingan utama dalam pemanfaatan sumber daya di wilayah pesisir.
Tapi bagaimana mungkin KKP memberikan rekomendasi kalau menterinya saja bingung dengan tujuan reklamasi teluk Jakarta.
DPR bersama menteri Susi sepakat untuk menghentikan Reklamasi.
.Bu Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa reklamasi bisa dilakukan jika tidak merusak lingkungan merugikan nelayan, untuk kepentingan umum dan tidak ada aturan yang ditabrak.
Siapa yang harus dipercaya? Para penggerak lingkungan yang saya bahas di atas atau pendengung anonim yang keukeuh bela reklamasi (dan juga semen dan sawit) atau analis saham Bursa Efek yang tiba-tiba ahli reklamasi di lini masa?
ADVERTISEMENT
Tadi dari penggerak reklamasi, kini saya mau cerita dari sisi nelayan
Nelayan adalah pihak yang terkena langsung dampak reklamasi. Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) menyebutkan kerugian diterima langsung oleh para nelayan. Para nelayan berjalan lebih jauh dan lebih lama karena reklamasi. Pendapatan nelayan anjlok 94% jadi hanya 300.000 per hari. Lagipula siapa yang mampu beli ruko seharga 11 M di pulau yang dibangun Aguan ( Agung Sedayu Group) atau apartemen seharga 1 M di Pulau yang dibangun Ariesman Widjaja (Agung Podomoro Group) ? Oh iya, kamu tahu harga tanah per meter persegi yang dijual di pulau reklamasi? Kisaran harganya sekitar 30- 40 juta per meter persegi padahal biaya pembangunannya hanya sekitar 4-10 juta.
ADVERTISEMENT
Jadi Reklamasi itu untuk siapa?
Menurut Pak Ahok yang dilansir kompas, Pemprov DKI Jakarta akan mendapat keuntungan 158 T per 10 tahun dari penjualan properti di Pulau Reklamasi tapi menurut LBH Jakarta, mengutip laporan Jakarta Bay Recommendation Paper dari Danish Hidraulic Institute (DHI) kerugian akibat Reklamasi adalah sebesar 178,1 T dan akan bertambah jika ada pembangkit listrik di sekitar teluk Jakarta terganggu. PLTU Muara Karang mendukung 51 % kebutuhan listrik di Jakarta.
Gotong Royong untuk Jakarta
ADVERTISEMENT
Pada awal masa kampanye, Anies Baswedan pernah bercerita tentang pemerintah dan gerakan. Cerita diawali dari pertanyaan, “Kamu tahu gak bedanya pemerintah sebagai penggerak dengan pemerintah sebagai pelayan? Kalau pemerintah sebagai pelayan, pada saat agresi militer belanda dulu, warga cukup bayar pajak dan TNI yang melawan Agresi Militer 1 dan 2, apakah Indonesia bisa seperti sekarang?”. Faktanya rakyat dan tentara bahu membahu melawan Agresi Militer Belanda ke Indonesia. Kalau pada masa itu rakyat memilih menyerahkan urusan belanda pada Pemerintah tentunya pidato legendaris Bung Tomo tidak akan pernah terjadi.
Ah, kami sudah susah-susah bekerja, habis waktu di jalan karena macet masa kami harus ikut bantu pemerintah. Lalu pemerintah gunanya apa? Kami kan sudah bayar pajak. Ini adalah sebagian besar dari pernyataan orang-orang di media sosial ketika Anies Baswedan bicara tentang memimpin kota dengan gerakan.
ADVERTISEMENT
PNS di DKI Jakarta saat ini berjumlah sekitar 70.000 orang, Penduduk DKI saat ini berjumlah 10 juta orang. Kira-kira 1 PNS akan melayani kebutuhan 142 orang. Apakah cukup untuk menyelesaikan masalah di DKI Jakarta yang sangat kompleks ini?
Jika kamu perencana keuangan, donasikan waktumu untuk melatih para pegiat UMKM untuk mengatur keuangannya lebih baik di Program OK-OCE. Kamu seorang pengusaha sukses, kamu bisa juga jadi mentor orang-orang yang baru merintis usahanya juga di OK-OCE. Kamu adalah arsitek, bisa mendonasikan keahlianmu untuk membantu warga merancang sendiri penataan kampungnya agar menjadi lebih sehat dan lebih rapi. Kamu seorang manajer perusahaan ternama, bagikan ilmu pengelolaan perusahaan kepada RT dan RW di rumahmu agar pengelolaan warga menjadi lebih baik. Untuk menjadikan Jakarta lebih baik, tentunya tidak akan percuma jika harus mengambil 1 dari 8 akhir pekan setiap bulannya. Gotong Royong, frase kata dari perasan Pancasila.
ADVERTISEMENT
Sudah waktunya warga turun langsung jadi bagian dari solusi dari berbagai masalah yang ada di Jakarta. Karena Jakarta yang lebih baik akan membawa kebaikan setiap bagian yang hidup di dalamnya.
Jadi kamu mau ada dimana?
Sudah tahu mau ada di sisi sebelah mana? kamu masih ragu karena ada Anies Baswedan pernah bertemu FPI, Al-Khatath? Atau isu Jakarta bersyariat yang sempat digaungkan pendengung di lini masa? Silakan cek fitnahlagi.com.
Pertanyaan sederhananya, menurut kamu Anies Baswedan akan bertanya tentang solusi DKI Jakarta ke Rizieq Shihab atau ke Marco Kusumawijaya? Tentunya untuk bertanya tentang agama, Rizieq Shihab bisa jadi referensi tapi untuk solusi perkotaan, Marco Kusumawijaya, seorang ahli perkotaan yang tionghoa dan katolik, akan lebih bisa dipercaya. Tentang dukungan kaum kanan Anies Baswedan juga didukung oleh Habib Luthfi Bin Yahya, ulama terkemuka ini bahkan menitipkan pesan persatuan pada Anies Baswedan. Bahkan Anies diajak bernyanyi bersama beliau. Menurut teman saya, ini adalah peristiwa spesial, karena tidak sembarang orang bisa melihat Habib Luthfi memainkan keyboard kesayangannya. Ada lagi Cak Nun yang kemarin baru saja bertemu dengan Anies Baswedan di Yogyakarta. Kalau mau main prasangka seperti yang dilempar di media sosial. Apakah Habib Luthfi dan Cak Nun juga mendukung seperti yang dicitrakan pasokan buzzer paslon sebelah atau malah mengedepankan persatuan?
ADVERTISEMENT
Usaha Anies Baswedan maju di Pilkada DKI Jakarta untuk bersaing dengan Basuki Thajaja Purnama tentunya jadi corong aspirasi berbagai kepentingan. Baik dari yang kanan sampai yang kiri. Setiap orang akan bahu membahu untuk menyalurkan apsirasinya dengan mendukung paslon pilihannya untuk memenangkan Pemilihan Kepala Daerah. Ya benar ada kelompok yang ingin menyalurkan keinginannya memilih pemimpin yang seagama, tapi ada juga yang mendukung karena Paslon 3 mewakili kebutuhannya seperti Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) dan Koalisi Buruh Jakarta (KBJ).
Pillkada DKI Jakarta 2017 sebentar lagi akan mencapai puncaknya. 19 April adalah cerita klimaks dari semua riuh rendah sejak September 2016 lalu. Saya tahu setiap orang pasti sudah punya pilihannya masing-masing. Ada yang memilih karena suka akan kinerja, karena kesamaan suku, karena agama, karena program yang ditawarkan. Semua alasan tersebut adalah hal yang sangat diperbolehkan dalam demokrasi. Tidak ada yang lebih baik dari yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Pilihlah sesuai kata nurani anda sendiri, tanpa hingar bingar dari para pendengung pilkada yang layaknya penjaja di pameran selalu mengatakan produk yang dijualnya adalah yang paling bagus kualitasnya, bahkan kalau perlu menuduh macam-macam kompetitornya. Saya tidak akan mempengaruhi anda, hanya saja saya akan bertanya dan silakan jawab di dalam hati masing-masing.
Jadi sudah tahu kamu mau ada di sisi mana?
Kalau sudah tahu?
Tentukan pilihanmu.
Karena 5 menitmu akan menentuan Jakarta 5 tahun lagi seperti apa.
Selamat memilih. :)
Duduk bersama siapa ? (http://anggaputrafidrian.com/duduk-bersama-siapa/)
Berdiri untuk siapa ? (http://anggaputrafidrian.com/berdiri-untuk-siapa/)
Gotong Royong untuk Jakarta (http://anggaputrafidrian.com/gotong-royong-untuk-jakarta/)