Reputasi Politik Erdogan Terhadap Masyarakat Kurdi: Sebuah Analisis Prinsip HHI

Angga Gunawan
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas AMIKOM Yogyakarta
Konten dari Pengguna
18 Juni 2024 6:29 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Angga Gunawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: canva.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber: canva.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di Timur Tengah, sekitar tiga puluh juta orang Kurdi tinggal, terutama tersebar di Iran, Irak, Suriah, dan Turki. Di Turki sendiri, populasi Kurdi mencapai hampir seperlima dari total penduduk negara, yang mencapai sekitar tujuh puluh sembilan juta jiwa. Konflik antara pemerintah Turki dan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) telah menjadi sorotan utama, dimulai sejak 1984 dengan tujuan mendapatkan hak budaya dan politik yang lebih besar, bahkan kemerdekaan bagi negara Kurdi.
ADVERTISEMENT
Meningkatnya Ketegangan di Era Erdogan
Recep Tayyip Erdogan, presiden Turki, telah memimpin negara ini melalui periode ketegangan politik yang intens. Pada tahun 2013, protes Gezi Park menandai awal ketidakpuasan terhadap pemerintahannya, diikuti oleh upaya kudeta pada tahun 2016 yang semakin memperuncing polarisasi dalam masyarakat Turki. Selama masa pemerintahannya, ketegangan dengan kelompok Kurdi seperti PKK, Partai Rakyat Demokratik (HDP), dan Unit Perlindungan Rakyat (YPG) semakin meningkat, sering kali memuncak dalam konfrontasi militer di wilayah-wilayah Kurdi.
Hukum Humaniter Internasional: Prinsip Perlindungan
Hukum Humaniter Internasional (HHI) bertujuan untuk melindungi individu yang tidak terlibat langsung dalam konflik bersenjata, termasuk warga sipil dan mantan kombatan yang tidak lagi berpartisipasi dalam pertempuran. Prinsip utama HHI meliputi perlindungan terhadap warga sipil dari serangan langsung, larangan penggunaan kekuatan berlebihan, serta kewajiban memberikan perlakuan yang manusiawi terhadap tahanan perang.
ADVERTISEMENT
Kebijakan Erdogan Terhadap Kurdi: Tinjauan Tindakan Militer
Pemerintah Erdogan telah mengadopsi berbagai pendekatan terhadap isu Kurdi di Turki. Meskipun ada upaya perdamaian sejak 2012, operasi militer terhadap PKK dan kelompok Kurdi lainnya terus berlanjut, terutama di wilayah-wilayah tenggara Turki dan utara Suriah. Tindakan militer ini sering kali mendapat kritik karena dilaporkan mengabaikan prinsip HHI. Serangan yang menargetkan warga sipil, penggunaan kekuatan berlebihan, dan perlakuan tidak manusiawi terhadap tahanan Kurdi adalah beberapa contoh pelanggaran yang dilaporkan.
Implikasi Terhadap Reputasi Politik Erdogan
Pelanggaran HHI dalam kebijakan terhadap masyarakat Kurdi telah membawa dampak signifikan pada reputasi politik Erdogan, baik di dalam maupun luar negeri. Secara internasional, tindakan ini telah menarik kritik dari lembaga-lembaga hak asasi manusia dan negara-negara lain, mengancam hubungan diplomatik Turki dengan komunitas global. Di dalam negeri, tindakan keras terhadap Kurdi dapat memperburuk ketegangan etnis dan memicu ketidakstabilan, mengancam perdamaian domestik.
ADVERTISEMENT
Poin Penting
Kebijakan Erdogan terhadap masyarakat Kurdi, yang sering kali melanggar prinsip-prinsip Hukum Humaniter Internasional, menghadirkan tantangan besar bagi Turki. Perlindungan terhadap warga sipil, penggunaan kekuatan yang proporsional, dan perlakuan yang adil terhadap tahanan harus menjadi fokus utama dalam memastikan kebijakan pemerintah yang sesuai dengan standar HHI. Hanya dengan demikian, Turki dapat memperbaiki reputasi politiknya, mendapatkan kembali dukungan internasional, dan mencapai stabilitas yang berkelanjutan di dalam negeri