Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Asal Muasal Berlian di Pulau Kalimantan
15 Juli 2019 5:50 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari Angga Jati Widiatama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kalimantan menjadi satu-satunya pulau di Indonesia yang memiliki kandungan berlian dan telah dikenal selama berabad-abad yang lalu. Berlian di Pulau Kalimantan dijumpai pada batuan berumur Kapur Akhir (100-66 Juta tahun lalu) hingga sedimen berumur Kuarter (2,58 juta tahun yang lalu hingga sekarang).
ADVERTISEMENT
Lalu, darimanakah berlian-berlian itu berasal? Bagaimana bisa berada disana? Dan bagaimana bisa terdapat di berbagai umur batuan?
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, kita harus tahu genesis pembentukan berlian. Berlian merupakan kristal mineral yang memiliki komposisi karbon yang berikatan secara tetrahedron yang terbentuk secara anorganik. Komposisi ini mirip dengan batu bara/graphite, hanya batu bara terbentuk secara organik dan memiliki bentuk kristal hexagonal (unsur karbon juga berikatan dengan molekul organik, seperti air, sulfur, fosfor, dan nitrogen).
Jadi, berlian hanya terbentuk pada kedalaman yang sangat dalam di perut bumi. Lantas bagaimana mekanisme agar intan bisa mencapai permukaan?
Pembentukan berlian umumnya dijumpai pada pipa intrusi kimberlite atau lamproite yang memanjang dari litosfer bagian bawah hingga atas seperti yang dijumpai pada salah satu pipa kimberlite terbesar di dunia yang dijumpai di Afrika Selatan (ilustrasi 1).
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, belum dijumpai pipa kimberlite/lamproite di Pulau Kalimantan (meskipun bukan berarti tidak ada). Namun tinggi dan lebatnya hutan hujan, intensitas hujan, dan pelapukan yang intensif menyebabkan geologiawan kesulitan menemukannya hingga saat ini.
Beberapa geologiawan telah melakukan investigasi tentang asal berlian di Pulau Kalimantan yang menghasilkan beberapa teori yang berbeda, antara lain: