Bagaimana Gunung Terbentuk?

Angga Jati Widiatama
Earthstoryteller, Dosen Teknik Geologi Institut Teknologi Sumatera
Konten dari Pengguna
9 Juli 2019 0:46 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Angga Jati Widiatama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagaimanakah gunung terbentuk? Dalam Alquran pada surah Al-Ghasyiyah: 17 hingga 20 membahas tentang anjuran memperhatikan alam semesta. Pada ayat sembilan belas bermakna:
ADVERTISEMENT
Bagi saya, ayat ini agak unik karena secara langsung menantang untuk berpikir dan merenungi tentang penciptaan gunung-gunung.
Berdasarkan cara pembentukannya, gunung dapat dibagi menjadi dua terminologi; pertama adalah volcano atau dalam bahasa Indonesia bermakna gunung api, yang mana pembentukannya berkaitan dengan pencairan kerak bumi menjadi magma dan membentuk batuan beku; dan yang kedua, adalah mountain atau pegunungan, terbentuk akibat pengangkatan lapisan batuan di permukaan bumi, yang terangkat bisa batuan apa saja, dari batuan beku, batuan sedimen, hingga batuan metamorf.
Ilustrasi: Model subduksi lempeng yang membentuk rangkaian gunungapi (Sumber: Ensiklopedia Britannica, dengan tambahan keterangan oleh penulis)
Indonesia masuk dalam jajaran negara dengan gunung api aktif terbanyak di dunia yang dikenal sebagai ring of fire, hal ini sebagai hasil interaksi pertemuan tiga lempeng dunia.
ADVERTISEMENT
Membentang dari Aceh, sepanjang Pulau Jawa, gugusan pulau Nusa Tenggara berbelok ke utara ke Maluku dan Maluku Utara serta Gorontalo dan Sulawesi Utara.
Gunung api terbentuk akibat adanya penunjaman atau subduksi lempeng samudra yang memiliki densitas lebih besar di bawah lempeng benua yang densitasnya lebih ringan.
Subduksi ini akan menghasilkan magma bersuhu ratusan hingga ribuan derajat celsius. Karena gunung api di Indonesia terbentuk akibat subduksi maka kebanyakan membentuk gunung api tipe strato atau gunung api berlapis yang disebabkan adanya variasi periode erupsi, ada periode eksplosif dan ada pula periode efusif.
Ilustrasi: Pembentukan pegunungan (mountain) Himalaya hasil interaksi lempeng benua dengan lempeng benua yang menghasilkan pegunungan lipatan (Sumber: Ensiklopedia Britannica)
Di Indonesia terdapat pula jajaran pegunungan yang terbentuk bukan karena aktivitas vulkanik namun akibat pengangkatan dan perlipatan batuan, seperti Pegunungan 12, Pegunungan 30, dan Gunung Lauser di Sumatra, juga Pegunungan Kendeng di Utara Jawa, pulau-pulau di busur Banda bagian luar seperti Timor, Rote, Sawu, Tanimbar dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Pegunungan juga membentuk sebagian besar Pulau Sulawesi, mulai dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara hingga pulau kecil di sekitarnya seperti Buton, Muna, Banggai, dan Sula. Pegunungan Jayawijaya di Papua, yang puncaknya tertutup es abadi juga merupakan hasil pengangkatan dan lipatan batuan.
Tahukah temen-temen bahwa batuan di pegunungan yang disebutkan sebelumnya sebagian besar terbentuk di dasar laut?
Hmm, kok bisa ya? Hal ini disebabkan karena tumbukan lempeng terjadi antara sesama lempeng kontinen atau lempeng kontinen dengan lempeng mikrokontinen, akibatnya tidak ada lempeng yang menunjam menghasilkan magma, namun malah membentuk pegunungan yang berisi batuan yang terlipat.
Semakin tinggi pegunungan menunjukkan bahwa gaya yang menyebabkan tumbukan sangat kuat dan telah berlangsung cukup lama. Contohnya seperti di pegunungan Veerbek, Sulawesi Tengah dan pegunungan Mutis di pulau Timor yang tumbukannya sudah terjadi sejak 23 juta tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT