Big Bang, Blackhole, dan Hukum Uniformitarianisme tentang Akhir Zaman

Angga Jati Widiatama
Earthstoryteller, Dosen Teknik Geologi Institut Teknologi Sumatera
Konten dari Pengguna
2 Juli 2019 7:41 WIB
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Angga Jati Widiatama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Black hole Foto: Courtesy Robin Dienel/Carnegie Institution for Science/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Black hole Foto: Courtesy Robin Dienel/Carnegie Institution for Science/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Big bang merupakan salah satu teori penciptaan semesta yang berasal dari ledakan besar yang membentuk komponen pembentuk semesta yang terdiri dari 73% energi hitam (dark energy), 23% material hitam (dark matter), 4% cahaya (light), dan 0,03% membentuk unsur-unsur dalam tabel periodik termasuk manusia di dalamnya. Mengutip Prof. Michio Kaku, pakar string theory, "Bahwa kita, manusia, adalah pengecualian, adalah anomali dalam pembentukan semesta".
ADVERTISEMENT
Pada surah Al Anbiya ayat 30 secara tersurat dijelaskan bahkan alam semesta tercipta berawal dari satu event tidak terpisahkan yang selanjutnya membentuk bumi (tempat yang kita tinggali) dan ruang angkasa (space).
Timeline dari ekspansi metrik ruang, di mana ruang (termasuk bagian hipotetis yang tidak dapat diamati dari alam semesta) diwakili pada setiap waktu oleh bagian melingkar. Di sebelah kiri, ekspansi dramatis terjadi pada zaman inflasi; dan di pusat, ekspansi dipercepat; gambar ini merupakan konsep artis; bukan untuk skala. (Sumber: Wikipedia)
Lalu apa hubungannya dengan geologi? Sebelumnya kita kenalan dulu dengan hukum Uniformitarianisme, yaitu hukum dasar yang dijadikan acuan oleh para geologist untuk menjelaskan fenomena kebumian. Inti hukum ini dikenal sebagai "Present is the key to the past", bahwa peristiwa yang terjadi pada saat ini juga terjadi di masa lampau dan juga terjadi di masa depan.
ADVERTISEMENT
Misalkan saat ini terjadi letusan gunung api, maka pada masa lampau peristiwa dan proses yang terjadi sama dengan yang saat ini berlangsung, begitu juga letusan gunung api di masa depan. Kejadian atau fenomena kebumian yang lain juga memiliki analogi yang sama seperti tsunami, topan, gempa bumi, ice age, dan berbagai fenomena lainnya.
Baru-baru ini NASA merilis foto blackhole yang menunjukkan bulatan berwarna merah seperti kelopak bunga. Foto ini mengingatkan pada Alquran surah Ar Rahman ayat 37-38 yang berbunyi:
Simulasi Heino Falcke 2 terhadap Ring of fire black hole (Gambar oleh T. Bronzwaer, M. Moscibrodzka, H. Falcke Radboud University)
Konteks ayat ini berkaitan dengan Hari Kiamat atau hari kehancuran semesta dan jika dikaitkan dengan teori singularitas; menyatakan bahwa Blackhole tercipta dari bintang yang meledak dan menghisap segala material termasuk cahaya. Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa "Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan; namun energi dapat berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain".
ADVERTISEMENT
Lalu apa yang akan terjadi pada material yang terhisap ke dalam blackhole? Material tersebut akan terkompaksi akibat tingginya gravitasi menjadi material dengan densitas yang sangat tinggi dan saat kesetimbangannya terlampaui, maka event blackhole akan terlampaui dan membentuk after event yang dihipotesiskan beberapa peneliti berupa Big Bang.
Apakah saat ini kita sedang menyaksikan perulangan pembentukan semesta? Apakah Big Bang akan mengakhiri kehidupan sebagaimana dia pernah memulai kehidupan? Jika dikaitkan dengan hukum Uniformitarianisme jawabannya adalah "Sangat memungkinkan!" karena kejadian pada saat ini juga terjadi di masa lalu dan akan terjadi kembali di masa depan. Namun apakah itu benar? Apakah kita semua akan menyaksikannya? Tidak ada yang tahu, kecuali Allah SWT.