Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Karangsambung, Lantai Samudra Hindia Purba yang Tersesat di Tengah Pulau Jawa
7 April 2020 6:20 WIB
Tulisan dari Angga Jati Widiatama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Karangsambung merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah yang dijuluki ‘Kawah Candradimuka’ atau tempat penempaan untuk menjadi seorang ahli kebumian oleh para geologiawan dan geofisikawan. Di Karangsambung dijumpai berbagai jenis batuan yang merekam sejarah pembentukan Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
Atas keunikan dan nilai yang signifikan dalam ilmu pengetahuan, wilayah ini bersama Karst Karangbolong, Kebumen telah menjadi Cagar Alam Geologi Nasional dan juga Kampus-Laboratorium Alam LIPI
Karangsambung menyimpan aneka jenis batuan lengkap. Mulai dari batuan sedimen laut dalam, sedimen laut dangkal, batuan piroklastik hasil erupsi gunung api, batuan beku, hingga batuan metamorf yang di Pulau Jawa dijumpai di tiga tempat saja yaitu Karangsambung Kebumen, Bayat Klaten, dan Ciletuh. Hanya di sini dapat dijumpai seri batuan Ofiolit lengkap dan boleh di teliti dan disampling.
Seri ofiolit merupakan kumpulan batuan beku dan batuan sedimen yang khas terbentuk di lempeng samudra; terdiri dari Gabro, Basalt berstruktur kekar tiang atau kekar kolom, Basalt berstruktur bantal, serta endapan sedimen pelagik yang terdiri dari rijang radiolaria dan batugamping merah. Semua batuan ini dapat dijumpai di Karangsambung Kebumen
ADVERTISEMENT
Batuan pada lempeng samudra eksklusif terdiri dari seri ofiolit, sehingga jika seri ofiolit ditemukan di permukaan bumi maka hal ini menandakan telah terjadi pengangkatan lempeng samudra atau peristiwa tektonik ‘Obduksi’. Jika dilihat dari umur batuannya, batuan Ofiolit di Karangsambung berumur Kapur (>66 Juta tahun lalu) sehingga bukan merupakan bagian dari prisma akresi modern. Mereka merupakan batuan yang terangkat dari dasar laut akibat bertabrakannya lempeng benua Sundaland dengan lempeng (mikro) benua Jawa Timur
Batuan lempeng samudra sejatinya memiliki densitas lebih berat dibandingkan batuan lempeng benua sehingga selalu tenggelam karena subduksi, namun bisa juga mengalami pengangkatan akibat terkumpul pada ‘Prisma Akresi’. Analogi sederhana peristiwa ini adalah traktor yang melewati gundukan tanah. Datangnya lempeng samudra Hindia/Australia yang saat ini menyebabkan subduksi modern sehingga terjadi pengangkatan daratan yang cepat dan signifikan. Bukti peristiwa perubahan lantai samudra menjadi pegunungan ditunjukkan oleh keberadaan batugamping merah dan rijang di Karangsambung, Kebumen, setidaknya terbentuk di kedalaman 4000 meter dibawah permukaan air laut namun kini menjadi pegunungan dengan puncak tertinggi sekitar 500 mdpl.
ADVERTISEMENT