Konten dari Pengguna

Katastrofe Sesar Kaum Sodom

Angga Jati Widiatama
Earthstoryteller, Dosen Teknik Geologi Institut Teknologi Sumatera
8 Juli 2019 6:11 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Angga Jati Widiatama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Gempa. Foto: Thinkstockphotos
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gempa. Foto: Thinkstockphotos
ADVERTISEMENT
Sesar dalam ilmu kebumian dimaknai sebagai pergeseran batuan. Peristiwa ini disebabkan oleh interaksi lempeng bumi yang dimanifestasikan dalam bentuk gempa bumi.
ADVERTISEMENT
Sesar dapat dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan arah gerakannya: ada sesar mendatar, sesar menanjak, dan sesar turun. Salah satu katastrofe sesar yang diabadikan di dalam Alquran pada beberapa surah:
atau
Woaaaah tunggu dulu, bukannya batu dan tanah terbakar itu letusan gunung api? Awalnya saya juga berpikir seperti itu karena beberapa artikel di Indonesia membuat tulisan dengan ilustrasi Kota Pompeii.
Namun setelah mencermati kondisi geologi daerah yang diperkirakan sebagai kota kaum Sodom, saya heran karena tidak ada gunung api di sana. Lalu, batu dan tanah yang terbakar itu dari apa atau dari mana? Memang ada sih jejak gunung api purba, tapi umurnya jutaan tahun lalu, dan tidak berkorelasi dengan masa hidup kaum Sodom.
Ilustrasi: Batugaram yang tersingkap di permukaan (Sumber: Dokumentasi pribadi penulis)
Penelitian dari Geologi Society of London menyatakan bahwa pada Kota Sodom tidak dijumpai material piroklastik yang bersumber dari gunung api, namun malah kandungan sulfur yang cukup melimpah di sana. Hmm sulfur juga bisa ada di pemandian air panas kan, bisa ada di dekat gunung api?
ADVERTISEMENT
Ya, sulfur bisa saja ada di mana-mana, namun dengan jumlah yang melimpah dan tidak ada morfologi gunung api? Patut dicurigai ada sumber sulfur selain dari gunung api. Lalu ternyata dijumpai unsur lain di sana yang cukup melimpah selain sulfur, yaitu garam.
Lapisan garam atau batuan yang tersusun dari garam umum dijumpai di bagian bawah permukaan di daerah lempeng Arab dan menjadi batuan tudung minyak bumi. Lalu kenapa sampai bisa tersingkap di permukaan?
Jadi, secara geologi, ternyata kota kaum Sodom berada di dekat sesar geser besar yang memisahkan lempeng Arab dan Afrika. Nah sesar geser ini banyak membentuk lipatan batuan yang bisa menjebak gas dan minyak bumi di bawah permukaannya. Saat lempeng bergerak akan terjadi sesar dan dirasakan sebagai gempa di permukaannya.
Ilustrasi: Lokasi Kota Sodom yang berada tepat pada jalur sesar mendatar Laut Mati (Sumber: Google Earth dengan penambahan keterangan secukupnya oleh penulis)
Nah jika ternyata pada bagian yang mengalami sesar tersebut juga terdapat akumulasi gas dan minyak bumi, maka bisa saja memicu ledakan seperti kejadian blow up pada pemboran minyak bumi. Gas dan minyak di dalam perut bumi yang bertekanan tinggi memancar ke permukaan, sehingga memicu ledakan besar yang membawa gas, minyak bumi, aneka macam batuan, dan sulfur bercampur jadi satu.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga di dukung bahwa kota kaum Sodom terkenal dengan sumber aspal atau tar untuk melapis kapal agar tidak bocor. Aspal atau tar adalah bentuk minyak bumi yang terkena udara sehingga mengalami oksidasi dan membentuk aspal.
Peristiwa kaum sodom ini dapat dianalogikan seperti kejadian yang terjadi pada gempa Palu 2018 yang dipicu oleh pergerakan sesar Palu-Koro yang menyebabkan liquifaksi dan tsunami. Bedanya, pada kota kaum Sodom sesar tersebut memicu ledakan besar akibat bocornya antiklin minyak dan gas bumi.
Sebagaimana yang telah terjadi, mari kita sama-sama jadikan bencana alam sebagai bahan refleksi dan sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT.