Kenapa Fosil Radiolaria di Indonesia dan Mediterania Identik Sama?

Angga Jati Widiatama
Earthstoryteller, Dosen Teknik Geologi Institut Teknologi Sumatera
Konten dari Pengguna
23 Juli 2019 7:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Angga Jati Widiatama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Paleontologi mempelajari banyak sekali jenis hewan purba yang telah punah hingga yang masih tersisa sampai saat ini, salah satunya adalah radiolaria.
ADVERTISEMENT
Radiolaria merupakan hewan bercangkang silika (SiO2) yang hidup sejak zaman Trias (252 juta tahun lalu) hingga saat ini. Radiolaria hidup secara planktonik, mengapung bebas pada kolom air, serta umum dijumpai pada lingkungan laut terbuka pada kedalaman antara 0 hingga 500 meter di bawah permukaan air laut.
Ilustrasi cangkang hewan radiolaria yang berkomposisi silika umumnya berwarna putih transparan dan dapat diamati dengan jelas menggunakan mikroskop elektron (Sumber: Pinterest.com)
Kenapa fosil radiolaria umur Jura di Indonesia dan Mediterania identik sama? Karena perairan yang kini menjadi Indonesia pada zaman Jura terhubung atau merupakan bagian dari laut yang sama dengan yang kini disebut sebagai Mediterania. Pada zaman Trias-Jura-Kapur atau Mesozoikum (antara 252-66 juta tahun yang lalu), Indonesia dan Mediterania merupakan bagian dari Laut Tethys.
Laut Purba yang membentang sepanjang khatulistiwa, memisahkan super benua Gondwana di bagian selatan dan super benua Laurasia di bagian utara. Indonesia berada di sebelah timur bersama Australia, sedangkan Mediterania berada di sebelah barat bersama Afrika.
ADVERTISEMENT
Karena masih dalam satu sistem laut yang sama dengan posisi lintang yang mirip, maka keanekaragaman radiolaria di Indonesia dan Mediterania relatif sama. Keberagaman radiolaria berumur Mesozoikum di Indonesia sebenarnya tidak hanya identik dengan Mediteranian saja, namun juga identik dengan radiolaria yang dijumpai di Afrika Utara, Madagaskar, India, China bagian tengah selatan, Jepang, bahkan di Kepulauan Karibia.
Memangnya ada radiolaria yang berbeda selain yang ada di Laut Tethys? Jawabannya, ada. Kelompok radiolaria ini disebut radiolaria air dingin yang hidup pada perairan dingin di Laut Boreal yang berada di laut kutub utara, dan radiolaria Laut Antartika di laut kutub selatan. Radiolaria pada perairan ini hidup pada ekosistem laut bersuhu dingin sehingga memiliki genus dan spesies yang berbeda dibandingkan dengan radiolaria Laut Tethys yang bersuhu hangat.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia juga terdapat bukti pecahnya kontinen super Gondwana yang menyebabkan Laut Tethys terhubung dengan Laut Antartika. Hal ini berdasarkan bukti paleontologi radiolaria yang menunjukkan percampuran spesies radiolaria lintang rendah (Laut Tethys) dengan radiolaria lintang tinggi (Laut Antartika). Fenomena ini dapat dijumpai pada batuan berumur Kapur Awal (145-100 juta tahun lalu) yang tersingkap di Pulau Timor, Rote, dan Sawu.