Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
Konten dari Pengguna
Kompleks Gunung Api Dieng: Gunung Api dengan Kaldera Terbesar di Jawa Tengah
8 April 2020 8:06 WIB
Tulisan dari Angga Jati Widiatama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Secara etimologi Dieng berasal bahasa Jawa Kawi, yang terdiri dari dua kata, ‘Di’ bermakna ‘tempat atau gunung’ serta kata ‘Hyang’ bermakna ‘Dewa/Dewi’. Secara harafiah Dieng memiliki arti ‘Gunung tempat pada Dewa/Dewi bersemayam’.
ADVERTISEMENT
Para ahli gunung api menyebut Dieng tidak hanya disebut sebagai ‘Volcano’ yang merujuk gunung api tunggal namun Dieng disebut sebagai ‘Volcano complex’ yang mengindikasikan di bawah kawasan Dieng memiliki banyak bentukan puncak gunung api akibat banyaknya lokasi magma yang mencapai permukaan.
Jika dilihat dari citra udara/foto udara akan nampak bahwa kawasan dataran tinggi Dieng merupakan satu tubuh gunung api berukuran besar yang hancur akibat erupsi dan membentuk puncak-puncak gunung api baru di sekitar gunung api yang lama dan bagian tengah kaldera Dieng.
Gunung api Dieng terbentuk dari subduksi lempeng samudra Hindia/Australia yang menghunjam di bawah lempeng Sundaland Gunung api Dieng terbentuk mulai pada zaman pleistosen (2,58 Juta tahun lalu) hingga holosen.
ADVERTISEMENT
Sejak zaman kolonial Belanda, dataran tinggi Dieng telah banyak menarik minat wisatawan Belanda untuk menikmati fenomena kolam lumpur atau oleh penduduk setempat disebut ‘kawah’, mata air panas, dan pemandangan sekitarnya yang asri dan sangat menakjubkan. Hadirnya manifestasi panas bumi mengindikasikan bahwa di bawah kawasan dataran tinggi Dieng masih ada batuan pijar atau magma. Saat ini keberadaan panas bumi di kawasan Dieng dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi oleh PT Geodipa Energy.
Bencana gunung api di kawasan Dieng bukan berupa erupsi gunung api, guguran lava pijar, atau hujan abu, namun ancaman utama adalah gas sulfur berkonsentrasi tinggi yang terakumulasi di bawah permukaan tanah dan dapat tiba-tiba terlepas ke permukaan akibat tekanan gas yang meningkat. Kasus hembusan gas karbon oksida dan sulfur yang terjadi di Kawasan dataran tinggi Dieng pernah terjadi beberapa kali, kejadian pada tahun 1974 di Kawah Sileri merupakan peristiwa paling mematikan karena merenggut 149 korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS). Hal ini dipicu oleh penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5,02% ke 6.146.